Mohon tunggu...
Ulil Lala
Ulil Lala Mohon Tunggu... Administrasi - Deus Providebit - dreaming, working, praying

Bukan penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Homeschooling ala Pandemik

10 Januari 2021   21:50 Diperbarui: 10 Januari 2021   22:18 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Homeschooling dalam arti yang sebenarnya adalah pembelajaran yang dilakukan di rumah. Orang tua menjadi penanggung jawab utama, karena homeschooling memang sengaja dipilih oleh orang tua sebagai model pembelajaran untuk anaknya dengan berbagai alasan. Homescooling sendiri sebenarnya pendidikan informal yang diberikan kepada anak oleh orang tua sendiri atau dengan bantuan tutor yang didatangkan ke rumah. Lokasi belajarnya tentu tak terbatas di rumah saja, tapi bisa dilingkungan sekitar, misalnya perpustakaan umum, museum dan lainnya.

Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa homeschooling merupakan sarana pendidikan informal yang tentu berbeda dengan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang merupakan lembaga pendidikan nonformal dimana para peserta didik melakukan pendidikannya di suatu pusat belajar atau lembaga belajar yang tujuannya untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan masyarakat setempat, khususnya masyarakat yang kurang mampu, misalnya dengan mengikuti program pendidikan penyetaraan paket A, B dan C.

Sedangkan pendidikan pada umumnya adalah pendidikan formal yang ditempuh siswa dengan melakukan pembelajaran di gedung sekolah seperti TK, SD, SMP dan SMA/K yang mempunyai jam belajar tetap, memakai seragam sekolah, program pembelajaran yang wajib ada dan sesuai dengan ketetapan atau peraturan dinas pendidikan.

Kembali pada homeschooling, bahwa dikalangan masyarakat kita homechooling dianggap sebagai sekolah privat dengan biaya mahal karena harus mengundang guru untuk mengajari anak secara pribadi di rumah. Fakta ini diperkuat dengan peserta homeschooling yang rata-rata anak dari kalangan selebritis, pengusaha dan pejabat. Sehingga homeschooling di masyarakat mempunyai makna bahwa sekolah pribadi di rumah adalah cara pembelajaran elit dan bergengsi. Seperti saya kutip dari wikipedia.org bahwa pengertian homeschooling sendiri bukan seperti yang dipahami oleh masyarakat pada umumnya.

Saya cukup tertarik ketika mendengarkan istilah homeschooling ini menjadi istilah baru untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring dalam masa pandemik oleh beberapa orang tua siswa. Tentunya yang dimaksud homeschooling oleh orang tua ini berbeda dengan makna homeschooling yang sebenarnya. Perbedaannya pada tanggungjawab orang tua dan pilihan melakukan homeschooling.

Homeschooling ala pandemik sebut saja seperti itu bukan merupakan pilihan mutlak dari orang tua melainkan kebijakan dari sekolah dan pemerintah setempat terkait adanya keadaan darurat yang mengancam keselamatan masyarakat. Dikarenakan ini bukan pilihan orang tua, maka orang tua merasakan berat saat anak-anaknya harus melaksanakan kegiatan belajar di rumah, apalagi anak-anak berusia dini. Bukan rahasia banyak orang tua yang melakukan pekerjaan rumah sekolah anaknya karena tidak mau pusing menjelaskan jawaban dari tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Sebaliknya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, orang tua hampir hilang kendali terhadap kegiatan belajar anak, karena semua diserahkan kepada anak. Hal ini terbukti bahwa banyak orang tua tidak mengetahui jadwal belajar anak dan jadwal ujian, sehingga saat ujian yang dilakukan secara online masih ada siswa yang terlambat untuk login ke aplikasi ujian yang diselenggarakan oleh sekolah. Padahal pihak sekolah sangat aktif dalam menginformasikan segala kegiatan dan agenda sekolah berkenaan dengan siswa yang dibagikan pada grup-grup media sosial antara wali kelas dan orang tua serta siswa.

Sedangkan dalam homeschooling yang sebenarnya merupakan mutlak pilihan orang tua tentang metode belajar yang diinginkan untuk anaknya sehingga tanggung jawab orang tua terhadap kelangsungan pendidikan anaknya lebih tinggi. Kontrol orang tua terhadap kegiatan belajar anak juga tetap terjaga dengan adanya konsultasi yang rutin dengan tutor yang didatangkan ke rumah.

Kesimpulannya, bahwa istilah homeschooling dalam masa pandemik ini hanya sekedar istilah secara harfiah untuk "sekolah di rumah" karena pandangan yang salah kaprah bahwa homeschooling adalah cara sekolah kaum elit.

Sekolah di rumah karena pandemik melalui PJJ yang diterapkan mulai dari sejak pandemik merebak hingga saat ini, praktis membuat siswa tidak ada kegiatan di sekolah sama sekali baik untuk kegiatan praktek pembejalaran maupun kegiatan-kegiatan ekstrakokurikuler lainnya. Semester genap yang saat ini sedang berjalan, membuat siswa yang khususnya masuk pada tahun pelajaran 2020/2021 hampir sama sekali tidak bertemu muka dengan kawan-kawan sekelasnya. Pemilihan pengurus kelas seperti ketua, sekretaris, bendahara dan liannya semuanya dilakukan secara online dengan dampingan wali kelasnya.

Baik homeschooling sebagai pilihan pendidikan atau karena keadaan darurat, sangat diharapkan peran aktif orang tua dalam pemantauan belajar anak-anaknya. Orang tua adalah pendidik utama, sedangkan sekolah melalui guru merupakan pendukung bukan penentu mutlak keberhasilan anak khususnya dalam membentuk karakternya. Ditingkat dan jenjang manapun, pendidikan secara online yang terlaksana melalui gadget membuat guru susah mengenali karakter siswanya, membuat orang tua tidak tahu anaknya online untuk belajar atau sekedar main game.

Sekolah ala elit dengan homeschooling di masa pandemik, tetap di rumah, tetap belajar.

Salam sehat selalu.

Foto by : Wahyu K.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun