Mohon tunggu...
Ulil Fikriatus Sholekhah
Ulil Fikriatus Sholekhah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Uin Maulana Malik Ibrahim Malang / Jurusan PGRA / Fakultas Tarbiyah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Dadakan Percuma Hasilnya

11 Oktober 2017   05:12 Diperbarui: 11 Oktober 2017   05:19 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
palembang.tribunnews.com

Ada masanya seseorang berada dalam titik kejenuhan terutama dalam hal belajar. Dan al hasil Ketika hari-H mendekati ujian barulah bergegas untuk megeluarkan jurus SKS "Sistem Kebut Semalam" semua materi yang akan di uji malamnya mati-matian untuk menghafal dan mempelajari materinya. Hal itu dikarenakan rasa malas untuk mengulang memahami pelajaran ketika pulang sekolah atau orangtua terlalu sibuk sehingga tidak terlalu memperhatikan belajar anak, dan anak tidak terbiasa untuk belajar sejak kecil. 

Ketika orangtua mendapatkan pemberitahuan surat dari sekolah bahwa nilai raport dan prestasi belajar buah hatinya turun, barulah orangtua memberikan perhatian lebih pada anak, tak tanggung-tanggung bukan hanya perintah untuk belajar yang selalu diulang-ulang sepanjang sore dan malam hari, tetapi si ibu bahkan menuggui anak belajar.

"Tidak ada resep khusus yang pasti berhasil dalam membantu anak belajar sekolah, seperti dokter member resep obat, lalu anak bisa sembuh,'' kata Dra Fawzia Aswin Hadis, ahli psikologi anak dari Universitas Indonesia. Dalam membantu anak belajar, sebaiknya orangtua mempertimbangkan pula bagaimana cara guru mengajar. Karena bisa jadi cara mengajar guru berlainan dengan orangtua, sehingga justru membingungkan anak. Membantu anak belajar itu sebenarnya sangat situasional. Begitu banyak faktor yang mempengaruhi tinngkat prestasi anak belajar di sekolah "Dari gurunya, orangtuanya, suasana rumahnya, lingkungannya, dan anak itu sendiri. Karena masing-masing anak itu mempunyai gaya belajarnya sendiri. Tidak bisa disama ratakan,'' ujar Fawzia Aswin Hadis.

Apabila orangtua terus menyuruh anak untuk belajar dari sore hingga malam hari terus menerus ketika nilai belajarnya menurun saja, itu berdampak buruk nagi otak anak, justru orangtua tak bisa menjejalkan pelajaran keotak anak akibat "dorongan'' belajar yang diberikan ibunya. "Sebaiknya anak dibiasakan belajar secara rutin, setiap hari. Entahitu satu atau dua jam, dan waktunya tergantung kondisi masing-masing anak. Belajar menjadi aktivitas yang berkesinambungan.''kata Fawzia.

Apabila anda sebagai orangtua merasa sudah berusaha membantu anak belajar, tetapi anak belum juga mampu berprestasi gemilang, jangan putus asa. Karena prestasi tidak dapat muncul mendadak, dibutuhkan ketekunan, dan waktu belajar yang berkesinambungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun