Mohon tunggu...
Muhammad Ulil Amri
Muhammad Ulil Amri Mohon Tunggu... Freelancer - Youth Movement | @ulil.amri__

Berbagi cerita, biar inspirasi tumbuh lewat cerita itu.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Jangan Dulu Masukkan ke Kotak Amal

21 Januari 2020   00:52 Diperbarui: 21 Januari 2020   05:14 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kotak amal. sumber: ungarannews


...

Sudah familiar dong sama yang namanya kotak amal, hari ini sudah berapa kali menjumpainya, pekan ini udah berapa kali melihatnya dan kalau sudah dihitung berapa kali dilihat. hari ini sudah berapa kali menyelipkan lembaran demi lembaran, atau sepekan ini. kalau sudah terbiasa memasukkannya ya lanjutkan aja. kalau belum ya jangan dulu deh. sepekan ini gak usah dulu deh, atau sebulan ini tak selembarpun kamu masukkan ke kotak amal.

Tahan dulu, coba di cek ulang kalau gak main selip ke kotak amal, kenapa? seminggu atau sebulan. adakah perasaan-perasaan gundah, gelisah, dan lainnya. kalau ada perasaan itu ya coba dicari obatnya, misal dengan membaca ulang khasanah berinfaq sembari menyelipkan ke kotak amal. tapi kalo gada rasa apapun ya udah gak usah deket-deket kotak amal. 

Ia bersikap dingin kepadamu atau kamu bukan kriteria yang di idamkan. Tapi sebentar, hm... memangnya ada kriteria khusus ya? sebagian orang akan mengatakan "gada kriteria khusus kok, mau miskin atau kaya yang penting paham bahwa di rezeki kita ada hak orang lain". sebagiannya  lagi mengatakan "ya kamu harus punya apa yang akan di infak-kan".

Bukan sedang mencari yang dermawan, because everyone is generous. Seriously? yes, aku pikir begitu.

Coba deh kita kembali ke lingkungan pertemanan kita, kamu pasti punya teman dan punya spesifikasinya masing-masing. teman yang suka tlaktir temannya, teman yang ringan banget untuk tersenyum, teman yang mudah banget mengucap maaf, teman yang mengesampingkan urusannya demi temannya. 

Banyak lagi deh atau kita coba ke lingkungan pekerjaan, kita kadang punya rekan yang udah kerja dari senin-jum'at dan weekend-nya dipakai untuk ngajar, ngurusin santri, suka belikan makan untuk "maaf" pengamen, pemulung, dan aktif di berbagai kegiatan sosial, people empowerment banget dah. sangat dermawan.

poinnya gini temen-temen, kadang dalam kita menyelipkan ke kotak amal tak membuat hati merasa bahagia dalam berbagi, bisa jadi karena bentuk kebaikannya kurang menyentuh. dan kalau yang di selipkan tadi diubah dalam bentuk langsung menjadi nasi bungkus untuk anak-anak yang berjualan di malam hari dan saat itu sedang lapar akibat berjalan malam-malam untuk menjajakan jualannya. kalo kata pak ndul "core of the core". inti dari berbagi ketika bisa merasakan nikmatnya saat membagi.

Kutipan hadist dari HR. Muslim "Janganlah kalian meremehkan perkara-perkara kecil, karena segala sesuatu bisa bernilai sedekah" , bahkan kalimat tasbih, tahmid, & takbir juga sedekah. dabestt banget.

Pastinya sisi sensitif tiap orang akan kebaikan berbeda-beda, bahkan mereka belum merasa puas meskipun sudah menyelipkan di lubang kecil kotak amal. maka dimana letak paling sensitif bentuk kebaikanmu, beramal jariyah-lah disitu. bisa jadi ia jauh dari kotak amal, tapi tidak jauh dari beramal. Amal Jariyah pula.


(Dan Tuhan yang maha mengetahui)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun