Mohon tunggu...
Ulil Absor_New
Ulil Absor_New Mohon Tunggu... Penulis - Bismillah Walkhamdulillah

Lakukanlah kebaikan dengan cinta dan sepenuh hati (@yusufmansurnew)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tekwinan, Jajanan Khas Muludan

25 Oktober 2020   10:34 Diperbarui: 25 Oktober 2020   10:38 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : antarafoto.com

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan adat dan budaya. Hampir semua suku dan daerah di bumi pertiwi ini mempuyai adat kebiasaan dan kebudayaan yang luhur warisan nenek moyang kita. Mulai dari adat istiadat yang tertulis maupun nontulisan, termasuk juga adat spritiual yang berkembang di masyarakat kita. 

Ada beberapa adat masyarakat yang menyentuh nilai-nilai spritual negativ seperti memberikan sesajen untuk pohon besar, sawah dan ladang bisnis agar bisnisnya lancar, namun ada pula adat istiadat masyarakat yang memuat muatan spritual yang positive. Diantaranya adalah seperti tahlilan tujuh hari, 40 hari dan tebus weteng dan lain-lain. 

Bedanya tipis sih antara keduanya, tapi yang jelas keduanya mempunyai dasar dan tujuan yang berbeda sehingga dari titik inilah adanya muatan positive dan negative di dalamnya.

Diantara adat kebiasaan yang mempunyai nilai muatan positive adalah tradisi muludan. Tradisi muludan biasanya diramaikan dengan pembacaan barzanji, diba'i, dan jajanan khasnya yaitu tekwinan. 

Di daerah Brebes khususnya, tekwinan adalah jajanan yang disuguhkan untuk menjamu orang yang membaca barzanji dan dibai yang biasanya dibacakan di surau-surau, masjid, musholla dan majlis talim.

Yah itulah enaknya orang NU, dimana-mana ada kudapan dan makanan, hehehe. Sehingga menambah semangat kita, anak-anak muda untuk terus melestarikan kebudayaan nenek moyang kita, utamanya yang masih mempunyai muatan agama. 

Tekwinan jajanan khas muludan pun banyak varianya. Mulai dari buah-buahan, kue kering, kue basah dan lain-lain. Ah apa pun makanannya yang penting enak dan gratis, hehehe

Masyarakat pun sudah sadar bahwa dalam tekwinan yang dislameti (ditasyakuri)  adalah kelahiran Nabi Muhamamad SAW sehingga mereka berlomba-lomba untuk menghidangkan makanan dan kudapan terbaik yang mereka miliki. Namun ada pula yang hanya suka menikmati kudapan dan jajanan itu kyak saya,hehe

Ah, begitu indah wajah Indonesia. 

Yang mana tradisi ini tidak kita temukan di negara Timur Tengah, sekalipun itu di kota suci Makkah dan Madinah. Yah, semoga saja dengan tradisi yang ringan dan ceria ini bisa membuktikan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.Amin !

Happy Maulid and Maulud, Allahumma Sholli ala sayyidina Muhammad !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun