Mohon tunggu...
Ulik Arlina
Ulik Arlina Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan Konseling

Guru Bimbingan Konseling di SMA Negeri 2 Trenggalek. Memiliki latar belakang pendidikan Sarjana dan Magister Psikologi. Memiliki jiwa empati yang tinggi, rajin, loyal terhadap tugas dan bertanggung jawab.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.2 (Ulik Arlina, S.Psi., M.Psi)

30 November 2022   07:36 Diperbarui: 30 November 2022   07:41 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.2 (ULIK ARLINA, S.Psi., M.Psi)

Saya Ulik Arlina, Calon Guru Penggerak dari SMA Negeri 2 Trenggalek Angkatan 7 akan merefleksikan kegiatan saya saat mempelajari Modul 1.2 yang saya koneksikan juga dengan modul 1.1 sebelumnya. Setelah saya mempelajari modul 1.1, banyak hal yang saya dapatkan didalamnya. Mulai dari pemahaman saya dalam menjadi Guru yang seperti apa, bagaimana memperlakukan murid, bahkan bagaimana memahami setiap profil dan karakter murid masing-masing. Kemudian lanjut ke Modul 1.2 yang mempelajari tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak, saya menjadi termotivasi dan tertantang untuk mewujudkan semua nilai dan peran yang harus dimiliki Guru Penggerak tersebut. Adapun kegiatan yang saya lakukan pada Modul 1.2 muldai dari diri sampai saya melakukan aksi nyatanya.

Berawal dari kegiatan Mulai dari diri, saya membuat peristiwa positif yang saya tuliskan dalam diagram trapesium tersebut saat saya mendapatkan kesempatan mengikuti lomba cerdas cermat Tingkat Kabupaten dan mendapatkan Juara 1 bersama 3 teman satu sekolahan. Peristiwa Negatif yang saya tuliskan dalam diagram trapesium tersebut saat saya mendapatkan juara 3 di kelas yang sebelumnya saat semester 1 saya juara 2 lalu saya didekati dengan seseorang untuk minta duduk dengan saya, namun sesuatu hal yang saya kerjakan di contoh dan saat membutuhkan bantuan, teman tersebut tidak memberitahukannya akhirnya saya kecewa karena peringkat tersebut diganti oleh teman saya tersebut. Hal tersebut membuat saya selalu teringat apabila bertemu dengan teman tersebut saat pertemuan reuni. Selain saya, yang terlibat di dalam peristiwa positif yang saya lakukan adalah teman sekelas yang sama sama selalu bersaing dalam mendapatkan peringkat kelas. Sedangkan peristiwa negatif yang terlibat selain saya adalah teman sebangku yang baik di muka namun jahat saat mendapatkan prestasi akademik di kelas.

Dampak emosi yang saya rasakan hingga sekarang adalah benci, sedih, kecewa, jengkel, penyesalan. Bagaimana tidak, lha semua tugas tugas yang saya kerjakan dia meminta dan kebalikannya disaat saya minta bantuan, dianya malah bilang tidak bisa dan disembunyikan dan puncak kekecewaan yang saya rasakan saat penerimaan raport bahwa dia telah "ngendih" rangking saya atau menggantikan posisi rangking 2 yang sebelumnya saya dapatkan. Momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat mempengaruhi diri saya di masa sekarang karena perbuatannya sangat licik dan membuat saya merasa terngiang-ngiang dengan semua proses dia mendekati untuk ingin duduk bersama saya agar bisa mendapatkan ilmu yang saya miliki dan memanfaatkan semua itu. Apabila ulangan selalu tanya kepada saya, namun saat saya ganti tanya, malah dia bilang belum dikerjakan dan tidak bisa padahal jawabannya benar yang dia dapatkan dari teman teman yang lainnya. Pelajaran hidup yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya adalah tentang kehidupan yang memiliki peristiwa positif maupun peristiwa negatif yang di saat usia sekolah akan terus terngiang-ngiang atau tertanam di dalam pikiran kita sampai kapanpun. Sehingga sebagai guru saya akan menanamkan peristiwa peristiwa positif saja dalam perjalanan peserta didik yang bersama saya. Dengan begitu, mereka akan selalu ingat dengan peristiwa-peristiwa yang positif bersama saya di saat duduk di bangku sekolah.

Nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru adalah perjalanan hidup dalam menempuh pendidikan tidak terlepas dengan adanya peran seorang guru, sebagai murid yang selalu mendapatkan ilmu dari guru akan terus belajar untuk menjadi peran yang baik dalam masa depannya. Sungguh luar biasa apabila saya seorang guru yang bisa menuntun murid sampai mencapai kesuksesannya dan mengingat semua perlakuan yang saya berikan kepadanya. Nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru dan komunitas sekolah adalah saya adalah seorang yang sangat peduli terhadap orang lain apapun yang dikeluhkan kepada saya akan saya bantu semaksimal mungkin. Saya juga memiliki nilai tanggung jawab yang maksimal dan lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan diri saya sendiri. Tugas yang saya lakukan selalu dapat menggerakkan murid, rekan guru untuk berubah menjadi lebih baik seperti disaat saya menjadi salah satu pioner guru pendamping inklusi, semua warga sekolah harus bisa memahami tentang peserat didik berkebutuhan khusus bagaimana memperlakukan di saat di sekolah dan pioner perubahan menjadi sekolah ramah anak yang merubah point negatif menjadi point positif yang luar biasa proses perubahannya. Komunitas sekolah bisa sedikit demi sedikit berubah sesuai dengan tujuan tersebut. Peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru dan komunitas sekolah saya adalah saya mengimbaskan semua kegiatan positif yang saya lakukan kalau kegiatan tersebut mudah dilakukan dan manfaatnya banyak sekali untuk kepentingan murid, memberi motivasi kepada rekan guru siapapun baik yang usianya dibawah saya maupun diatas saya.

Kemudian kegiatan selanjutnya adalah Eksplorasi Konsep modul 1.2 yang dapat saya simpulkan bahwa saya harus bisa tergerak dan bergerak, sehingga semakin menghayati bagaimana menggerakkan manusia. Itulah tujuan kita melakukan pendidikan guru penggerak ini. semangat untuk kita semua demi masa depan bangsa. Hal hal yang ada pada diri seseorang manusia adalah berasal dari dalam (intrinsik) dan dari luar (ekstrinsik). adapun contoh dalam diri itu sesuatu yang sudah ada sejak lahir dan menetap. istilahnya genetik. lalu berasal dari luar (esktrinsik) contohnya pengaruh dari lingkungan baik dari keluarga, sekolah maaupun masyarakat sekitar. Video tentang cara kerja otak yang ada di LMS ini membuat kita juga melakukan hal berpikir, berpikir lambat atau berpikir cepat dalam melakukan semua aktivitas yang kita lakukan selama menempuh pendidikan guru penggerak ini. semoga kita bia menggunakan kerja otak sesuai yang kita butuhkan.

Materi tentang Perumpamaan Otak 3-in-1 (Triune) Manusia Menggunakan Tangan merupakan ilmu yang sangat berguna bagi kita sebagai guru agar dapat menggunakan otak kita dalam bertindak menghadapi laku siswa sehingga bisa menuntun dengan baik. Dilanjut materi tentang Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia: Kebutuhan Genetis dapat disimpulkan bahwa manusia pasti pernah melakukan perilaku positif maupun negatif, hal ini tergantung sebab manusia melakukan perilaku tersebut. ada kemungkinan apabila kita melakukan perilaku yang menyimpang, karena kebutuhan dasar kita yang belum terpenuhi. misalnya saat kita memberikan bimbingan kepada siswa, maka sebaiknya disaat kita dalam keadaan bahagia, tidak ada masalah dengan keluarga, sudah dalam keadaan kenyang sehingga akan menjadikan perilaku baik pula terhadap orang lain. Tentunya tahap tumbuh kembang anak - Wiraga-wirama Ki Hadjar Dewantara adalah hal yang perlu kita pahami juga karena proses perkembangan anak memang ada fase fasenya sesuai perkembangan usianya, sehingga dengan memahami ciri perkembangan pada fase fase sesuai usia mereka maka kita akan mudah dalam memahami kemampuan yang dimiliki siswa. Hal yang menarik lagi adalah materi tentang tahap perkembangan psikososial Erik Erikson, disini dijelaskan bahwa pada fase perkembangan psikososial ada tahapan tahapan yang dilalui setiap anak, dengan kita memahami ciri ciri fase tersebut maka kita akan mudah dalam memahami perilaku yang terjadi pada siswa kita di sekolah.

Cara kerja otak diawali saat pembelajaran dimulai dan diberi stimulus oleh guru sehingga murid akan menstimulus kerja otak untuk menggerakkan sesuai yang diperintahkan otak. Adapun kebutuhan dasar manusia memang harus terpenuhi dimulai dari yang dasar, apabila kebutuhan dasarnya belum terpenuhi, maka akan mempengaruhi dikebutuhan diatasnya. Tahapan perkembangan manusia sudah disesuaikan dengan fase fase tahapan sesuai usianya, sehingga kita sebagai guru harus bisa memahami usia sekarang yang kita tuntun sudah mengalami psikososial yang seperti apa dan kebiasaan yang terbentuk pada diri siswa tersebut. Sehingga bisa mendampingi sisw tersebut untuk mencapai masa depannya. Adapun nilai nilai yang perlu dikuatkan sebagai guru penggerak adalah nilai empati yang tinggi. karena menurut saya itu awal dari segala perilaku yang akan kita gerakkan untuk menuntun perilaku siswa kita. Manusia merdeka adalah manusia yang berdaya dalam memilih dan mereka termotivasi dari dalam. memang benar sekali hal tersebut karena dengan gerakan yang kita jalankan harus berasal dari dalam terlebih dahulu. hal ini sebagai pondasi dalam berperilaku apapun. tidak adanya paksaan adalah hal yang menyenangkan setiap manusia dalam melakukan aktifitas setiap harinya. sehingga akan memunculkan manusia yang berdaya dan memotivasi diri untuk menjadi lebih baik dan berguna untuk dirinya maupun utnuk orang lain.

Ilmu di Pendidikan Guru Penggerak memang luar biasa bagusnya, ini ada lagi tentang manusia Merdeka: Berdaya dalam Memilih (Teori Pilihan). Materi ini sangat menarik bagi saya disaat ada kalimat untuk memilih, apakah saya harus bangun ataukah tidur kembali. hal ini sangat bagus diterapkan kepada siswa saya yang sering terlambat sekolah karena setiap saat dia memilih untuk tidur kembali dan akhirnya terlambat untuk masuk sekolah. sehingga, kesuksesan juga merupakan pilihan, apakah mau sukses apakah mau tetap seperti ini. sehingga dengan adanya kalimat pilihan tersebut akan memudahkan kita sebagai guru untuk menuntun siswa menuju perubahan yang lebih baik lagi. Ilmu tentang pilihan. Perilaku kita berasal dari pilihan. sehingga saya akan melakukan pilihan kepada siswa apabila melakukan hal menyimpang di sekolah dan tidak sesuai dengan perilaku pada umumnya.

Manusia Merdeka itu termotivasi dari Dalam (Motivasi Intrinsik). Memang motivasi intrinsik adalah hal awal yang harus dipilih dalam pelakukan sesuatu. Dengan menguatkan "perasaan" yang mendalam ke anak maka dapat menumbuhkan motivasi intrinsik untuk bergerak ke arah yang positif. Kita sebagai pendidik harus bisa mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar yang berlandaskan Pancasila yang menjadi tujuan dalam merdeka belajar. Nilai nilai yang terkandung didalamnya sudah mewakili semua nilai nilai luhur yang ada dalam pancasila. sehingga apabila kita dapat menuntun siswa untuk menjadikan karakternya sesuai PPP maka akan memudahkan dalam mencapai kesuksesannya. Sebagai calon guru penggerak kita harus mulai memupuk nilai nilai yang harus dimiliki,sehingga memudahkan dalam penerapan sebagai guru penggerak nantinya. apapun yang kita miliki kita pupuk agar semakin kuat nilai yang kita miliki dan munuculkan yang terkuat untuk mewujudkan tugas kita sebagai guru penggerak nantinya. Dari beberapa nilai Guru Penggerak, nilai yang saya kuatkan adalah nilai kolaboratif. karena saya percaya bahwa dengan adanya kerjasama antara stakeholder dengan pihak pihak terkait maka akan memudahkan dalam pencapaian tujuan yang kita inginkan. karena akan menjadi lancar dan tidak merasa terbebani. Adapun tindakan yang saya lakukan adalah mengintensifkan kerjasama dengan orangtua/wali murid yang selalu berada disamping siswa setelah pulang dari sekolah. sehingga akan memudahkan dalam menuntun mereka ke arah yang baik.

Adapun cara menggerakkan manusia yaitu dengan menuntun kekuatan kodrat manusia dengan mengembangkan nilai kolaboratif. komunikasi yang intens dan lebih akan menjadikan siswa lebih merasa diperhatikan dan dipercaya serta akan memudahkan untuk menuntun perubahan perubahan ke hal hal yang positif. Memang dalam merubah sesuatu perilaku anak tidak akan mudah, anak seperti seorang sopir yang mengendalikan kemudinya dalam melakukan perilakunya. sedangkan guru hanya sebagai penumpang yang hanya bisa mengingatkan dan memperhatikan. sehingga apabila ingin merubah perilakunya maka hanya sopirlah yang bisa. Sebagai guru harus bisa menempatkan posisinya baik di sekolah, dirumah maupun dilingkungan masyarakat. karena manusia percya bahwa guru adalah digugu dan ditiru. sehingga segala perilakunya akan terpantau dimana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun