Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

5 Drama Hidup Bertetangga, Sabar adalah Kunci!

21 Oktober 2022   12:06 Diperbarui: 23 Oktober 2022   03:05 1692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hidup bertetangga (Sumber: lifestyle.kompas.com)

Tetangga berusaha membantu mamak siuman, dan semuanya bubar. Setelah tetangga pulang, mamak sambil membelai kepalaku berucap, "Tadi mamak pura-pura pingsan karena malu, lain kali kalau mamak papa berdebat jangan ganggu tetangga, udah diam saja karena debat bagi orang dewasa itu biasa."

Kelas dua SD aku menyimpulkan "bahwa jangan melibatkan tetangga dalam keributan kecil kita", noted! 

Setelah aku menjadi seorang istri, aku kerap memberi nasihat kepada suami supaya selalu berbuat baik dengan tetangga, "Kita nggak tahu kapan butuh bantuan tetangga, maka bersabarlah kalau ada hal yang tak menyenangkan."

Ternyata sikap suami tak sekalem istrinya, sampai akhirnya aku juga harus mengirimkan maaf lewat whatsapp kepada tetangga.

Nah begini ceritanya, posisi rumah kami memang menghadap matahari terbit. So bisa dipastikan pagi hari cahaya mentari dengan hangat masuk ke dalam rumah dan mengganas pada siang hari which is kalau ngejemur baju di teras rumah dijamin akan kering. 

Sebaliknya tetangga depan rumah susah mendapatkan cahaya matahari, di sinilah masalahnya timbul ketika tetangga tanpa basa-basi memasang jemuran di depan rumah, terkadang suaminya pula membuang puntung rokok ke dalam parit rumah kami. 

Emang sih ngeselin, tapi dulu mamakku pernah dongenginku kisah seorang nenek masuk surga hanya karena sabar memungut sampah yang dibuang oleh tetangganya. 

Ternyata dongeng itu gak masuk akal suamiku, haha. Alhasil dia kutip semua puntung rokok, lalu dia masukkan kembali ke teras rumah tetangga depan, aduh!  Lalu jemurannya ditabrak dengan motor, ampun! 

Ketika aku dikirimi pesan dan laporan, reaksiku jelas memarahi suamiku, "Kalaupun marah tolong caranya jangan gitu, bisa dibilang baik-baik." 

Alhasil aku menghubungi istri tetanggaku menjelaskan kronologis dan meminta maaf. Ternyata tetanggaku nggak pernah tahu kalau mbak-nya menjemur depan pagar kami.

Tetanggaku itu juga nggak tahu perihal puntung rokok suaminya karena dia berpendapat sudah disapu oleh mbak-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun