Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Melawan Skenario Quiet Firing dengan Skill dan Do'a

22 September 2022   14:54 Diperbarui: 22 September 2022   18:40 3192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja kantoran. Apa itu quiet firing? (DOK. GreatDay HR)

Ternyata rekan ini hanya bertahan sebentar, berganti lagi dan aku mendapat pertanyaan lagi "Kak kok kek benci kali sih bos kita sama mu?" Ternyata atasanku menjelekkan aku ke mana-mana sampai orang site pun melaporkan. 

Gerah nggak li? Nggak sih, kok bisa? Alasannya beliau bukan tandinganku sebenarnya, apa yang membuat beliau tidak suka juga nggak jelas, nah karena hasutannya nggak mempan ke rekan kerjaku, akhirnya beliau bergerak mendekati HRD. Kebetulan HRD di kantor kami ini termasuk kursi panas, jadi orangnya selalu berganti. 

One day sebut sajak Bapak A selaku HRD memanggilku, "Lu ada masalah apa sih dengan bos lu?"

Aha! kesempatan nih batinku, nah cocok nih pak say apun udah lama ingin mengetahuinya, boleh nggak bapak panggi saja beliau nah konfrontasi aja kami. 

Ternyata HRD nya nggak bersedia, namun aku tantangin HRD, "Begini saja deh Pak, adu karya saja dulu deh, kalau Bapak tanya karya saya apa. Maka, jawaban saya adalah semua SOP, semua formulir yang ada di perusahaan ini adalah hasil karya saya. Kalau beliau, saya nggak tahu sih kecuali hanya melayani permintaan owner."

Bapak A HRD merasa aku sudah emosi akhirnya beliau meredam, "Ehm, ya udah deh Li berarti yang masalah hanya bos lu aja, case closed ya."

HRD berganti kembali dan aku menebak akan ada skenario lain untuk membuat aku nggak betah. Benar saja HRD baru Bapak B memanggilku, sama menanyakan kembali ada apa, jawabanku ya sama dan endingnya sama menguap. 

Lalu atasanku bergerak mendekati atasan lainnya kebetulan bagian yang urus kenaikan gaji dan bisa ditebak saat teman-temanku naik gaji 100% (misal) aku hanya 30%, HRD nya ganti lagi agak naik persentase kenaikan gajiku bisa 50%.

Masih bertahankah aku? Ya jelas masih! makanya atasanku sawan "nih anak kok betah aja sih? selanjutnya dibikinlah skenario aku dikenakan SP3 karena aku punya hobi menulis yang menghasilkan rupiah dan ini dianggap merugikan perusahaan, SP3 ku terima karena HRD nya bilang, "Udah Bu ambil saja, biar atasan Ibu berhenti mengusik Ibu". 

Mungkin beliau berpikir SP3 adalah akhir segalanya, di saat yang bersamaan setelah SP3 keluar, tetiba Wadirut menyuruh aku melakukan perjalanan dinas. 

Sebagai atasan tentu aku butuh tanda tangan, beliau komentarnya saat itu, "Loh kok bisa dinas kamu? Seyogyanya orang yang kena SP3 ya sudah diam aja toh?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun