Anggap saja ini terinspirasi kisah nyata, namun seperti kebanyakan maka bila ditemukan kesamaan nama dan lokasi yakinilah itu hanya fiksi haha.
Perempuan Empat Puluh Dua Tahun itu ternyata masih belum menikah, yah semua tahu dia masih menantikan mantannya. Dulu mereka adalah sepasang remaja yang membuat banyak orang cemburu, sama pintarnya, sama baiknya, sama-sama memiliki paras rupawan dan cantik, mungkin kalau kalian bertemu pasti yakin mereka akan berjodoh.
Pun begitu ketika semua tahu mereka tak berjodoh semuanya ikut sedih, rasanya sayang banget padahal kami sangat iri saat itu tapi mengapa kami berduka? Oh ternyata itu bukan iri melain kebahagiaan bersama lalu menjadi nestapa bersama. Bersedih entah karena memikirkan Mawar yang masih perawan atau karena Koboi berpulang di usia muda, kami bingung!
Mawar dan Koboi pun menjalani kehidupan masing-masing, tak pernah pula terdengar ada CLBK diantara mereka, keduanya menjaga nama baik masing-masing keluarga. Satu ketika aku bertanya kepada Mawar "apa sih yang membuatmu bisa semangat dan tak iri melihat Koboi dengan keluarganya?" Ternyata Mawar dan Koboi punya keyakinan suatu saat mereka pasti akan bersama, suatu saat mereka akan bahagia. Semangat itulah yang mereka jaga dan membuat mereka serius menjalani apa yang ada saat ini.
Mawar yakin dia akan segera bahagia, entah bagimana nanti Koboi akan menjemputnya. Koboi juga tak pernah melupakan Mawar, dia yakin akan ada cara untuk bersama dengan pada Mawar, entah 5 tahun lagi atau bahkan ketika dia sudah bertongkat. Mawar bisa saja merusak hubungan Koboi dengan istrinya bermodalkan kisah cinta mereka di masa lalu, sebaliknya Koboipun bisa merusak karier Mawar namun keduanya saling menjaga karena mereka yakin kelak akan bersama dan bahagia.
Siang itu handphoneku berdering, suara lemah Mawar mengajak aku bertemu. Sepanjang kaki ku melangkah aku berusaha menebak, jangan-jangan Mawar dikhianati Koboi? Atau Mawar bertemu seseorang sehingga dia harus memupus harapan dengan Koboi? Ah kaki ku semakin cepat melangkah dan ku lihat Mawar duduk di pojok cafe, raut wajahnya menggambarkan duka.
Mawar : Aku tak pernah memikirkannya, aku tak pernah berandai-andai sehingga saat ini aku merasa kehilangan duniaku
Aku : Apa maksdunya? Kamu kenapa Mawar?
Mawar : Dia meninggalkanku, dia tak ada lagi, dia ...
Aku : Apakah Koboi memutuskan melepaskan mu?
