Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Usia 25 Tahun Punya Tanah 6 Hektar tapi Jomlo

12 Mei 2021   06:02 Diperbarui: 12 Mei 2021   06:09 4497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Usia 25 Tahun | Dokpri

Ahai! Kakak Mimin Kompasiana memaksaku mengingat pencapaian saat usia 25 Tahun, oh no! Itu berarti aku harus mengingat kejadian 17 tahun lalu haha.

Sayangnya aku ke skip trending di twitter jadi nggak paham benar apa yang dibahas, punya tabungan 100juta? Jawabannya TIDAK!

Usia 25 tahun berarti aku kembali ke tahun 2004, 3 tahun setelah kelulusan ku menjadi seorang Sarjana, dan itu adalah tahun kedua aku bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di perkebunan kelapa sawit.

Usia 25 tahun adalah impianku untuk menikah, sebelum mencapai usia 25 tahun planning ku adalah, usia 22 tahun lulus Sarjana, lalu 3 tahun bekerja, bertemu jodoh dan usia 25 tahun menikah, life so beautifull.

Nyatanya? Usia 25 tahun aku menepi ke pedalaman, dikelilingi para pria dan aku jomblo haha. Meski dikelilingi para pria tak terbersit untuk menjalin hubungan dengan mereka, aku merasa aman dan sangat dijaga mereka dan tak seorangpun membuat aku mampu menyinta.

Dunia kerjaku terlalu seru, aku harus berjalan kaki berhektar-hektar, bertemu beruang, mencicip daging harimau, menikmati empuknya daging rusa dan betapa serunya berputar-putar di atas bucket excavator yang membuatku tak merindu kora-kora di dufan sana, i love my job!

Pemerintah saat itu mewajibkan pengusaha perkebunan kelapa sawit untuk membuka lahan dengan proporsi 80% lahan boleh dipakai perusahaan dan 20% harus dialokasikan untuk perkebunan plasma itu artinya buat masyarakat setempat.

Namanya saja di hutan seberapa banyak sih manusianya? Kuota 20% tak terpenuhi, karena satu orang bisa memiliki puluhan hektar tanah makanya aku tertarik membeli lahan mereka. Namanya juga lahan mati yang tak pernah dikelola, sebelum kedatangan kami mereka juga nggak pernah bermimpi bahwa tanah mereka akan punya nilai. Tahun 2004 pertama kalinya lahan mereka bernilai dan saat itu harga per hektar 1,5 juta saja.

Aku membuka buku tabungan, dananya hanya ada 7 juta dan kalau aku habiskan membeli lahan maka aku sudah bangkrut haha habis semua.

Keputusan berat namun aku harus melakukannya akhirnya si pemilik lahan menerima 7 juta rupiah sebagai imbalan 6 hektar lahan, murah! Tapi 17 tahun lalu itu menguras tabungan ku haha.

Sampai aku berhenti dari perusahaan tersebut ternyata kebun plasma belum jadi dibangun, tahun 2009 kabar baik itu datang, lahanku akhirnya menjadi kebun plasma dan kini 6 hektar sawit itulah alokasi buat kedua orang tuaku, siapa sangka kini harganya per hektar sudah 120juta dan aku tak berniat menjualnya karena hasil per bulan saat ini untuk memenuhi kebutuhan Orang tuaku, nanti kalau perjanjian kebun plasma selesai aku tak tahu apakah lahan 6 hektar itu akan di rehabilitasi atau bagaimana, 25 tahun sejak 2009 artinya masih 13 tahun lagi baru akan dipikirkan kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun