Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Butuh Akal Sehat untuk Menerima Kekalahan

7 Mei 2019   08:45 Diperbarui: 7 Mei 2019   08:54 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber batam.tribunnews.com

Well, pilpres memang sudah usai namun nyatanya dunia sosial media masih ramai. Perang tagar di twitter juga masih banyak terutama dari kubu 02, kok tahu? Yup! Karena aku salah satu tim kampanye di sosial media dari kubu 01 dan kami rata-rata sudah selesai bekerja sejak satu minggu setelah hari pencoblosan. Kehabisan anggarankah? Nope! Karena kampanye memang sudah selesai, tak ada lagi yang perlu kami promosikan.

Selama aku menjadi buzzer di musim kampanye kemarin, maka hal miris yang aku lihat dari tim sosial media kubu 02 adalah "norak" dalam memasak tagar mengejar trending topic dengan tujuan menjatuhkan tagar tim 01 yang sudah menjadi TT. Mirisnya kenapa ges ? Mereka membuang kesempatan untuk menjual jagoannya, justru yang dilakukan mereka adalah selalu memasang tagar-tagar tandingan menjatuhkan kubu 01.

Jadi kalau ada yang bilang pilpres kali ini adalah perlawanan antara yang cinta Jokowi dan yang benci Jokowi, itu adalah sebuah fakta. Artinya tak pernah ada pendukung Prabowo-Sandi mereka hanyalah pembenci Jokowi hahaha.

Ada satu tagar yang menurutku patut diapresiasi dari tim 02 yaitu #AkalSehat. Dalam beberapa kesempatan kubu 02 menaikkan tagar di twitter dan aku sempat berharap banyak dengan tagar akal sehat. Setidaknya masih ada orang-orang kubu 02 yang punya akal sehat.

Sandiaga Uno pun selalu mengulang tagar ini dan bukan sekedar tagar melainkan dijadikan jargon selama masa kampanye. Sebelum kampanye dimulai nyaris dibeberapa kesempatan Sandiaga Uno mengajak pendukungnya melakukan senam Akal Sehat.

Sebuah kegiatan positif menurutku, namun tagar Akal sehat nyatanya tetap tak mampu membuat tim sosial media kubu 02 (real akun maupun robot) mencuitkan hal-hal yang sesuai akal sehat, mereka terus mencuitkan hal-hal negatif tapi balik lagi kawan bisa jadi tagar #akalsehat justru merupakan sebuah kode kekurangan mereka, bahwa Sandiaga melihat terlalu banyak opini-opini dalam internal mereka yang sudah enggak masuk akal sehingga babang Sandi mengajak mereka buat balik lagi jadi waras.

Berhasilkah? Menurutku tidak!

 Pilpres Usai, Akal Sehat Hilang?

Setelah hari pencoblosan semua mata tertuju ke layar televisi. Panitia yang bertugas di TPS rela menunda makan siang demi melayani antusia para pemilih, semua orang sudah gak sabar pengen tahu hasilnya. Selama ini Quick Count dari beberapa lembaga survei selalu jadi patokan untuk menentukan pemenang namun baru kali ini sejarah mencatat ada orang-orang yang memprovokator hasil pemilu.

Aku ingat benar pukul 15.00 Wib akhirnya quick count itu keluar, sbeelumnya aku juga memantau dari sosial media bahkan aku membuat status dan meminta teman-teman mengcapture hasil hitung manual di TPS mereka, yah meski hanya 60 TPS tapi dari sana feeling aku bilang 01 adalah pemenangnya, aku bahkan mempublish 2 TPS yang menunjukkan kalau 01 kalah suara dari 02. Menurutku ini sudah hasil akhir tak guna lagi kita memoles jagoan yang kita usung.

Tapi ternyata aku salah ges, tiba-tiba muncul orang-orang dari kubu hestek akal sehat namun mereka memprovokasi hasil pemilu. Ada banyak hestek yang mengajak untuk tidak mempercayai KPU dan geng provokator pemilu ini satu per satu sudah diciduk dan diamankan, seperti biasa ges minta maaf namun terlambat karena sudah masuk ranah undang-undang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun