Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

BPJS Kesehatan Coba Bangkitkan Semangat Gotong Royong Lewat Iuran Bulanan

19 September 2016   16:11 Diperbarui: 19 September 2016   16:25 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skema Iuran Peserta Sehat Menolong Si Sakit

Aku, suami dan anak-anak adalah peserta BPJS Kesehatan. Kenapa ? Karena ini amanat Undang-Undang, wajib buat seluruh warganya. BPJS juga bukan asuransi, karenanya aku masih punya pilihan untuk membeli produk asuransi lain dengan dalih "investasi". Sebagian besar temanku juga peserta BPJS Kesehatan dan tak sedikit yang merasa rugi karena merasa tak menggunakannya namun harus membayar iuran setiap bulan. Sebenarnya teman-teman ini selalu ada klaim biaya pengobatan ke kantor bisa dikatakan hampir tiap bulan ada klaim, artinya mereka sebenarnya membutuhkan layanan kesehatan hanya saja memilih tidak menggunakan BPJS Kesehatannya, alasannya seperti kebanyakan , "khawatir layanannya nggak baik, obatnya obat "murah", dan ribet dengan segala surat rekomendasi. So bisa ya kita bilang bahwa menggunakan BPJS Kesehatan itu adalah sebuah pilihan.

Bagiku pribadi, justru karena aku sudah membayar iuran maka aku harus menggunakannya, andai kata aku mendapat pelayanan yang tidak baik paling tidak aku bisa membuat laporan dan syukur-syukur menjadi masukan. So membayar iuran dan tidak menggunakannya menurutku termasuk ketidakadilan, karena belum merasakan tetapi sudah komentar #notfair. Alhamdulillah sejauh ini pengalaman ku menggunakan BPJS Kesehatan termasuk baik , dulu aku malas banget harus ke dokter kalau sakit, tetapi dengan BPJS aku merasa nyaman karena aku tahu bahwa diagnosa tidak perlu buru-buru, maksudnya aku bisa mencoba obat ringan dari dokter umum, toh pemberian nya pun tak lebih dari 3 hari sang dokter akan bilang "Bu dalam 3 hari tidak sehat segera kembali dan kami beri rujukan ke dokter spesialis". 

Suamiku pun demikian berbulan-bulan berbekal surat kontrol ditangani dengan baik oleh dokter spesialis, bahkan di kunjungan keduanya dokter spesialis juga menyarankan suami agar dirujuk ke dokter spesialis lainnya supaya penyakitnya bisa diketahui lebih detail. Dan pengalaman untuk rawat inap juga kami alami ketika anak kedua ku sakit, semula memang khawatir bagaimana kalao penanganan nya lambat tetapi batin bergejolak lah kalo nggak dicoba bagaimana bisa tahu ? 

Sewaktu anakku dirawat kami baru membayar iuran bulanan sebanyak 3 kali yah sekitar 180 ribu kurang, namun meski tagihan tidak aku terima aku bertanya ke kasir ternyata total biaya perawatan anakku nyaris mencapai 5 juta rupiah. Alhamdulillah semua berjalan sesuai prosedur, dan dari semua pengalaman itu aku, suami dan anakku tidak ditagih serupiah pun, gratis ? Tidak, ini bukan gratis ! tetapi aku bisa berobat, bisa mendapat pelayanan kesehatan yang tampak seolah gratis, itu karena BPJS Kesehatan membangkitkan kembali sebuah prinsip bangsa Indonesia yang nyaris pudar, sebuah filsafat bangsa yang dirumuskan oleh pejuang kita yaitu "GOTONG ROYONG" ,semoga dengan semangat ini BPJS Kesehatan mampu membangkitkan kembali prinsip gotong royong sehingga anak-anak kita bisa memahami makna utuh dari gotong royong. 

Yuk kita flashback apa sih gotong royong itu ?

Dulu sewaktu sekolah pak guru dan bu guru selalu mengingatkan kami akan spirit yang melekat dalam kata gotong royong , selalu juga diajarkan untuk bisa saling tolong menolong karena "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh " begitulah yang diajarkan, sehingga dulu gotong royong ini sangat membumi, tanpa komando setiap minggu ada saja kerja bakti yang dilakukan, setiap ada duka dan suka selalu ada remaja-remaja yang tergabung dalam karang taruna untuk mengusung tema gotong royong dalam segala kegiatan. Dan lalu zaman berubah, jangan kan untuk mengenal makna gotong royong bahkan untuk mengenal siapa dibalik tembok rumahnyabpun kini susah dilakukan, yup! gotong royong itu memudar seiiring bertambah nya usia negriku. Tak sedikit pak RT yang kewalahan mengajak warganya untuk kerja bakti, bahkan terkadang hanya ramai makanan yang dikirim pembantu rumah tangga namun majikan melalui grup chatting menyampaikan maaf tidak bisa berpartisipasi. Gotong royong sudah kehilangan arah!

Saya sengaja membuka wikipedia untuk mengutip makna,

Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Katanya berasal dari gotong =bekerja, royong = bersama Bersama-sama dengan musyawarah, pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong menjadi dasar Filsafat Indonesia seperti yang dikemukakan oleh M. Nasroen.

Jelas ya, ternyata Gotong Royong adalah istilah asli bangsa Indonesia. Jadi sangat disayangkan bila kedepan nya prinsip gotong royong ini hilang begitu saja, dan berterima kasih lah kepada BPJS Kesehatan yang sudah berusaha mengembalikan semangat gotong royong melalui iuran bulanan nya. Pro dan kontra tak akan bisa dimusnahkan dari muka bumi ini, bahkan seseorang itu tak butuh alasan untuk tidak menyukai apapun dari anda. Pun begitu dengan BPJS Kesehatan yang diharapkan orang sarat kebaikan dan BPJS Kesehatan harus terus maju untuk mengabulkan segala harapan itu.

Lalu ada kehebatan apa sih di dalam gotong royong ? Ada 4 hal positif yang bisa kita dapatkan dari prinsip gotong royong yaitu :

  1. Kebersamaan, jelas dengan adanya gerakan gotong royong secara otomatis kita melakukannya dengan bersama-sama untuk sebuah hasil yang dapat dinikmati secara bersama pula
  2. Rela berkorban, dengan gotong royong maka semua orang diminta kerelaannya, kalau dulu dikampung kami biasanya mamak akan kebagian menyediakan konsumsi, sementara tetangga yang lebih berada biasanya memberikan sejumlah uang. Disinilah pengorbanan kita apapun bentuknya hanya untuk tujuan kebersamaan
  3. Tolong Menolong, otomatis dengan segala kontribusi yang kita berikan mau besar atau kecil namun kita sudah saling membantu
  4. Sosialisasi dan Persatuan, dan hakikatnya sebagai makhluk sosial maka semangat gotong royong mengajarkan sebuah persatuan karena dikerjakan bersama-sama dan membuat kita sebagai makhluk sosial untuk saling peduli.

So bagaimana iuran bulanan BPJS Kesehatan mengimplementasikan gotong royong ?

Begini ceritanya (ciiee ...)

Beberapa bulan lalu ada teman yang sharing distatusnya bahwa dia berterima kasih kepada BPJS Kesehatan, diluar dugaan saudaranya dinyatakan gagal ginjal, dan lalu diwajibkan melakukan cuci darah dua kali dalam seminggu jadi dalam sebulan bisa 8 sampai 10 kali. Biaya perminggu paling tidak sekitar 900 ribu jadi kalau rutin dalam sebulan maka pengeluaran untuk jasa cuci darah saja sudah mencapai 9 juta rupiah. Namun beruntung saudaranya adalah peserta BPJS Kesehatan sehingga penyakit ini termasuk dalam cakupan BPJS dan sampai sekarang aktifitas ini bisa terlaksana dengan baik tanpa harus berpikir keras mencari dananya karena sudah ditanggung BPJS.

Nah kalao dipikir-pikir darimana sih BPJS bisa menanggung biaya pengobatannya ? Namun andai kata pun kita tak dipungut iuran pasti ada saja orang yang nyinyir untuk tahu keuangan negara yakan ? hehe. Jadi begini (udah dua kali niye hahaha). Jadi dalam sebuah jaminan itu ada yang namanya "Hukum Bilangan Besar" artinya semakin banyak orang yang menjadi peserta jaminan maka akan semakin ringan biaya yang dikenakan bagi si sakit. So kasus saudara teman diatas juga bisa dijelaskan bahwa biaya 9 juta ruapiah itu kita bagi dengan besar iuran perbulan katakanlah kelas 1 iuran perbulan 59.500 (iuran lama), artinya ada 151 orang dengan iuran 59.500 perbulan. So untuk 1 pasien ini dibutuhkan 151 peserta yang sehat , nah bisakan dipahami bagaimana prinsip gotong royong ini diadopsi BPJS Kesehatan ? 

Jadi biaya si sakit bisa tercover oleh iuran peserta yang sehat lainnya, bahkan saya intip di materi nangkring balik papan ternyata asumsi seperti ini juga ada dijelaskan. Tapi sejak lama saya sudah bisa memahaminya, bahkan kisah tetangga kami yang harus pasang ring dalam sekejap bisa terselematkan berkat BPJS, tentu disini ada partisipasi anda yang selalu membayar iuran bulanan, bagaimana rasanya ? Jelas saya turut bahagia bahwa iuran saya bisa bermanfaat untuk saudara-saudara yang lain, iuran saya bahkan bisa menyelamatkan banyak orang di Indonesia, dengan azas gotong royong seperti ini saya yakin tak akan ada rasa sesal dihati anda bila anada sekalipun tak menggunakan BPJS Kesehatan karena bisa jadi dari iuran anda sudah banyak menyelamatkan orang lain dan tentu segala kebaikan akan tercatat sempurna oleh sang malaikat.

Itu saja cerita saya, harapan saya yang belum jadi peserta ayo daftarkan diri anda, pilih klinik yang baik  sebagai faskes tingkat I toh sekarang sudah ada ribuan klinik, ratusan dokter pribadi yang membuka diri sebagai faskes tingkat I, jangan khawatir tidak ditangani dengan tepat, inshaallah kalau dokter di faskes sudah worry mereka pun langsung kok kasih rujukan tapi ingat begitu anda dikasih rujukan maka peraturannya sang dokter di faskes tidak memberi obat-obatan karenanya segeralah mengunjungi dokter rujukan, toh bila anda memilih diobati dulu dan dalam 24 jam merasa tidak baik maka anada minta rujukan ke dokter spesialis akan dilayani kok. Dan buat yang sudah jadi peserta BPJS Kesehatan ayo dimanfaatkan karena tak kenal maka tak sayang ya, dan bila anada sehat-sehat saja selama menjadi peserta BPJS maka jangan merasa rugi itu karena iuran bulanan yang anda bayarkan sudah banyak menyelamatkan orang, azas gotong royong itu begitu, bersama kita bisa !

Harapan saya BPJS Kesehatan terus berbenah untuk melayani bangsa, apapun yang dilakukan pasti akan ada pro dan kontra maju terus untuk membuat Indonesia Sehat, terima kasih.

Facebook

Twitter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun