Mohon tunggu...
ulfa nurhabibah
ulfa nurhabibah Mohon Tunggu... Akuntan - sarjana akuntansi

biarkan berfikir merdeka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Degradasi Moral Bangsa di Era Globalisasi

19 Februari 2020   02:27 Diperbarui: 19 Februari 2020   02:46 9954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di Era globalisasi saat ini menjadikan segala sesuatu terkoneksi dengan teknologi, segala sesuatu menjadi tak terbatas antar berbagai negara. Segala sesuatu yang terdapat di dunia saling terkoneksi satu sama lain. Akibatnya budaya dan kebudayaan dari berbagai negara pun turut masuk dan tak terkendali, hal tersebut akhirnya merubah pola  hidup secara global. Tentunya hal itu bisa merubah segala hal dalam kehidupan mulai dari ekonomi, politik, kesehatan, tata karma, tingkah laku hingga moralitas bangsa Indonesia.

Globalisasi dapat diartikan suatu proses yang mendunia, semua proses yang membuat manusia saling terbuka dan bergantung satu sama lainnya tanpa batas jarak dan waktu. Dapat dimaknai juga sebagai dunia tanpa atap dimana segala informasi dari seluruh dunia dengan sangat mudah masuk dan diakses oleh kita. Dalam pengertiannya dan penerapannya konsep globalisasi pastinya memberikan dampak positif dan negative dalam kehidupan kita berbangsa saat ini.

Globalisasi memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan manusia, dimana seakan dunia ada digenggaman kita, dengan keterbukaan dunia menjadikan segala informasi yang dulunya sampai dengan waktu yang lama saat ini bisa kita mendapatkan informasi dengan hitungan detik.

Tapi terlepas dari pada itu Para globalis mengatakan konsep globalisasi ini akan membawa konsekuensi secara langsung pada kehidupan secara global bahwa nantinya aka nada serangan paham budaya homogeny yang menyebar. Dalam kasus ini kita tidak bisa membendung ancaman adanya paham budaya yang nanti akan menyebar dan menggeser identitas kebangsaan yang sudah terpatri. Globalisasi cenderung memberikan pengaruh secara soft power kepada kita dalam melunturkan paham kenegaraan. Ancaman dari kemajuan dunia yang di representasikan dengan globalisasi salah satunya adalah adanya ancaman serta momok adanya degradasi moral bangsa.

Faktanya kita tahu bahwa saat ini teknologi lebih tepatnya media social sudah menjadi barometer trand dalam kehidupan manusia, mereka cenderung mengabaikan unsur-unsur kebudayaan dan identitas diri dalam berbangsa, hal ini cukup menghawatirkan melihat karakter-karakter budaya yang kita punya seperti sopan santun, tanggung jawab, toleransi mengalami perubahan ke budaya bangsa lain yang kita kagumi dalam spesifik sesuatu yang sering kita lihat.

Berbicara masalah degradasi moral bangsa itu dapat diartikan dari kemunduran, kemerosotan, atau penurunan dari sesuatu hal dan moral itu sendiri dapat diartikan sebagai akhlak atau budi luhur pekerti. Dalam hal ini berarti merosotnya dan bisa cenderung ke hilangnya nilai-nilai luhur seperti moral, akhlak mereka bermasyarakat. Di Indonesia fenomena ini sudah terjadi dimana media menguasai hampir semua kalangan masyarakat di Indonesia. Masyarakat kita kurang bisa menyaring budaya mana yang baik dan sesuai dengan budaya leluhur bangsa. Seakan akan semua budaya yang mereka sering lihat dan mereka suka menjadi identitas diri walaupun daam konteks negative.

Fenomena degradasi moral di Indonesia

1. Trand busana yang ke barat baratan

Penampilan merupakan kekuatan terbesar seorang manusia untuk meningkatkan rasa percaya diri. Mereka menganggap bahwa trand berpenampilan tidak lagi didasarkan dengan nilai sopan santun dan kebudayaan kita sebagai warga Indonesia, masyarakat lebih cenderung menggunakan trand berbusana sesuai dengan minat dan kesukaan kita. Saat ini budaya korea sedang menjajah warga negara dengan gempuran budayabangsa  asing. Dapat dilihat bahwa saat ini masyarakat yang suka menonton film korea pasti lebih cenderung untuk menganut budaya dan kebiasaan serta tata penampilan seperti artis idola.

2. Anarkisme Pemuda dan Mirisnya trand pacaran di Indonesia

Dengan adanya globalisasi membuat paham paham baru datang dan mencekok atau mempengaruhi Indonesia sesuai kuantitas tayangannya. Konten di media social cenderung tidak ada filtrasi akibat kebaikan tayangan tersebut, akibatnya budaya pacaran pada anak kecil iu ada dan terjadi. Ini merpakan kesalahan mereka mentransformasikan gagasan yang intelektual. dia bisa dengan gampang memdapat informasi yang ada, masyarakat sekarang sudah diegoin okeh tayangan perusakan, anarkisme , perkelahina serta adanya budaya pacara yang terjadi pada usia SD yang seharusnya masih belajar, hal ini dikarenakan adanya degradasi membuat masyarakat akan mniru semua tingkah laku yang terjadi bahkan cenderung ke tawuran masyarakat dan pacaran yang tak bermoral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun