Mohon tunggu...
Ulfah  Diana R K
Ulfah Diana R K Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Love what you do and do what you love

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sekilas Pemikiran K H Hasyim Asy'ari Tentang Filsafat Pendidikan Islam

3 April 2020   05:55 Diperbarui: 3 April 2020   06:22 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sudahkah anda tahu bagaimana pemikiran filsafat pendidikan islam menurut K.H Hasyim Asy’ari? Jika kita melihat pada  jaman lampau dan sekarang, banyak sekali masyarakat yang meremahkan tentang ilmu filsafat dimana kita akan membutuhkan pemikiran-pemikiran yang sangat global untuk memahami sejarah-sejarahnya. Telah kita ketahui bersama, K.H Hasyim Asy’ari adalah salah satu ulama besar yang terkenal akan ilmu dan akhlaknya. K.H Hasyim Asy’ari terlahir dari pasangan Kiai Asy’ari dan Nyai Halimah pada tanggal 24 Dzulqo’dah tahun 1987 H atau 14 Februari 1871 M di desa Gedang, Tambakrejo Jombang tepatnya pada hari Selasa. K.H Hasyim Asy’ari memiliki 11 bersaudara. Di lingkungan pesantren lah K.H Hasyim Asy’ari dibesarkan oleh kedua orang tua dan kakeknya, oleh sebab itu tidak heran jika K.H Hasyim Asy’ari sangat mendalami tentang ilmu pengetahuannya terutama ilmu akhlak, tauhid, dan fiqih.
Pada umur 22 tahun, K.H Hasyim Asy’ari menikah dengan anak dari Kiai Ilyas yang bernama Khodijah asal dari kota Sewulan, Madiun. Mereka dikaruniai seorang putra yang bernama Abdullah, tapi sayangnya istrinya meninggal setelah melahirakan putra pertamanya. Tak lama kemudian, kabar duka menimpa K.H Asy’ari akan kepergian putra pertamanya yang masih berumur 2 bulan. Ujian yang sangat berat bagi K.H Hasyim Asy’ari dengan kehilangan 2 orang yang berharga dalam kehidupnya. Hal itu tak akan mematahkan semangatnya untuk terus melangakah demi memperdalam ilmu pengetahuannya. K.H Hasyim Asy’ari menikah 7 kali dalam hidupnya dan semua isterinya adalah keturunan Kiai. K.H Hasyim Asy’ari juga mendorong semua anak perempuannya untuk menikah dengan keturunan Kiai begitu pula dengan anak-anak lelakinya untuk menikah dengan keturunan Kiai agar tradisi budaya dari nenek moyangnya tetap terjaga. Pada 7 Ramadhan 1366 atau 25 Juli 1947, K.H Hasyim Asy’ari meninggal dunia dikarenakan sakit tekanan darah tinggi yang mendadak setelah mendengar bahwa pasukan Belanda telah kembali ke Indonesia dan menang dalam pertempuran di Singosari (Malang).
Meskipun K.H Hasyim Asy’ari telah tiada, akan tetapi jasa-jasa yang telah beliau berikan akan tetap dikenang oleh bangsa. Selama ini, K.H Hasyim Asy’ari dikenal sebagai ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Bukan hanya itu, beliau juga banyak mewariskan kitab untuk dipelajari oleh penerusnya dan bahkan puluhan buku yang ditulis tangan langsung oleh K.H Hasyim Asy’ari telah diabadikan dan di simpan rapi di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang. Kitab tentang hadis, tafsir, dan ilmu fikih merupakan kitab karangan yang ditulis tangan oleh K.H Hasyim Asy’ari yang berada di Perpustakaan Pesantren Tebu Ireng yang diajarkan kepada muridnya.
Selama hidupnya, K.H Hasyim Asy’ari banyak menulis karangan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat disekitarnya, diantaranya:
1.Arba’in Haditsan Tata’allaq bi Mabadi’ Jam’lyah Nahdhatul Ulama’. Yang berisi 40 hadis Nabi yang berkaitan dengan dasar-dasar terbentuknya Nahdhatul Ulama’.
2.Risalah Ahli Sunah Wal Jama’ah fi Hadits al-Mauta wa Syarat as-Sa’ah wa Bayan Mafhum al-Sunah wa al-Bid’ah. Menurut Ahl Sunah Wal Jama’ah tentang hadis-hadis yang menerengkan tentang kematian, tanda-tanda hari kiamat, dan juga ulasan tentang Sunah dan bid’ah.
3.Miftahul Falah merupakan kitab yang menjelaskan tentang hadist-hadist nikah.
Karangan diatas merupakan karangan yang telah dianjarkan kepada muridnya dan masih banyak lagi karangan K.H Hasym Asy’ari lainnya.
Beruntung bagi K.H Hasyim Asy’ari terlahir dan hidup di lingkungan pesantren dan telah mendalami ilmu pengetahuan di usia yang masih kanak-kanak.  Semua hal yang terjadi akan mejadi pedoman dan pola pikir dalam mengatasi masalah-masalah di dunia pendidikan. Banyak masalah-masalah yang muncul di dunia pendidikan. Dasarnya saja, banyak murid yang masih tidak memilik akhlak yang baik kepada gurunya padahal K.H Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa etika terhadap murid kepada guru atau sebaliknya merupakan langkah dasar untuk menambah pengetahuan lebih dalam. Ada 2 hal yang wajib kita ketahui dalam menuntut ilmu, yaitu: Pertama, bagi seorang murid, niat tulus dari lubuk hati untuk menuntut ilmu, mematuhi semua peraturan yang telah disediakan, dan jangan sesekali melanggar peraturan tersebut. Kedua, bagi seorang guru, niat tulus dalam membimbing muridnya dan menyiapkan semua materi sebelum proses belajar mengajar berlangsung.
Menurut K.H Hasyim Asy’ari, belajar adalah suatu ibadah yang akan membimbing kita kejalan Allah swt dan yang akan mengantar kita untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, kita harus niat terlebih dahulu untuk mengimplementasikan nilai-nilai islam yang ada. Jangan sampai umat Islam dapat terbodohi oleh orang lain, umat Islam harus berjalan sendiri dengan niat yang telah ditanamkan dihatinya.
Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab murid dan guru diantaranya ialah:
1.Tugas dan Tanggung Jawab Murid  
-Etika Seorang Murid
-Etika Murid Terhadap Guru
-Etika Murid Terhadap Pelajaran
2.Tugas dan Tanggung Jawab Guru
-Etika Seorang Guru
-Etika Guru Dalam Mengajar
-Etika Guru Terhadap Murid
Jika semua hal tersebut telah ada dalam diri seorang murid maupun guru, maka mereka akan melaksanakan proses belajar mengajar dengan tenang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun