Mohon tunggu...
Ulfa Khairina
Ulfa Khairina Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Somewhere to learn something. Explore the world by writing. Visit my homepage www.oliverial.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Puzzle, Kepingan Kisah yang Hilang

7 Desember 2012   15:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:02 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1354893611717582222

Ada rasa lega dan kebahagiaan tersendiri saat menyelesaikan sebuah puzzle. Rasa itu takkan didapat sebelum semua potongan gambar puzzle terpasang.

*

Kalimat panjang itu adalah penggalan kalimat yang menjadi pembuka dalam novel ini. Sebuah cerita yang berkisah cinta segitiga tak biasa dalam kehidupan.

Kisah ini dimulai dengan cerita dua Trisha yang melihat darah berkubang di kamar Nania. Sahabatnya bunuh diri karena terlalu banyak masalah yang ia hadapi.  Ia diperkosa oleh ayah tirinya hingga hamil pada kelas dua SMP. Kemudian ia terjebak lagi dalam masalah lain yang tak bisa ia selesaikan.

Pasca kematiannya, Trisha trauma melihat puzzle. Terbayang puzzle itu bersimbah darah dari nadi Nania yang dikerat pakai cutter. Tapi ada Miki, pacar Nania yang selalu menemaninya kemanapun. Miki selalu ada untuk Trisha.

Namun kisah dalam novel ini tidak mengalir begitu saja. ada hal-hal yang tak terduga ketika membacanya. Trisha ternyata tidak mati bunuh diri. Dia sudah urung melakukannya, malah Trisha yang mengerat nadinya. Ia juga tak diperkosa berulang kali oleh ayah tirinya, Miki punya andil dalam membuat hidup Nania tambah hancur. Belum lagi papi Miki yang suka gonta ganti pacar, ternyata juga pacaran dengan mama Trisha.

Disinilah letak kelebihan cerita ini. Meskipun tak begitu mengalir, kisahnya tak gampang ditebak. Keeping-keping ‘puzzle’ yang terangkai menjadi cerita benar-benar memacu adrenalin. Akhir yang kita anggap akan berakhir bahagia malah terjadi kebalikannya.

Ending ceritanya malah Trisha masuk rumah sakit jiwa, Miki bunuh diri di laut. Keduanya sama-sama menyesali masa lalu atas andil kematian Nania.

Kekurangan dalam buku ini, penulis tidak konsisten dalam memakai sudut pandang. Sebagian besar sudut pandang dalam cerita ini memang ‘orang pertama’. Ditandai dengan pemakaian kata aku sepanjang alur cerita. Di sisi lainnya, si penulis memakai sudut pandang ‘orang ketika’.

Kekurangan ini tampak pada adegan saat Miki memergoki papinya menjemput Riska di sepertiga alur cerita. Bagian lainnya yang tampak sedikit cacat ketika bab terakhir, saat tubuh Trisha dirasuki arwah Nania. Sebagai pembaca, perlu acungi jempol untuk pemilihan ide dan judul tak biasa. Bahkan permainan kata yang membuat pembaca menebak-nebak. Contohnya pada adegan ketika Riska sakit perut karena dibubuhi bubuk baterai. Awalnya akan terlihat pelakunya Trisha, pada bab terakhir terkuak pelakunya Miki.

Buku ini cocok untuk dibaca sebagai referensi para penulis pemula yang berminat pada kisah misteri.

Detil Buku:

Judul               : Puzzle

Pengarang      : Nazaruddin

Penerbit         :Puspaswara, 2006

Harga              : -

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun