Ke esokan harinya sebelum berangkat ke sekolah, di meja makan  Dela menceritakan keinginannya itu.
"Bu, kemarin Dela ketoko sepatu. Dela pengen beli sepatu tapi harganya Rp 200.000.00" ujar Dela datar.
 "Tidak usah, harga sepatu itu sangat mahal. Ibu tidak punya uang untuk membelinya" jawab ibunya. Dela pun dengan muka cemberut langsung mengambil tasnya dan membanting pintu tanpa mengucapkan salam lagi.
***
Pagi itu, hujan turun dengan lebat disertai angin kencang. Sabatang payung menemani hati Dela yang sedang kesal. Dengan susah payah berjalan akhirnya sampai juga dikelas. Dela langsung menghampiri Ani dan langsung menceritakan kajadian yang baru saja terjadi dengannya, tapi malah Ani ikut kesal dengan Dela terhadap sifatnya yang tidak baik.
"Dela, kamu tidak boleh seperti itu apalagi membentak ibu mu. Mungkin dia punya alasan sendiri" ujar Ani memberi pendapat.
 "Ah..semua orang memang tidak ada yang bisa mengerti ku" bentak Dela. Sepanjang pelajaran di kelas Dela tidak sedikit pun menoleh Ani apalagi untuk berbicara dengannya.
Bel pun berbunyi tanda untuk pulang. Dela cepat-cepat mengembil tas dan bergegas pulang tanpa menyapa Ani. Sesampai dirumah Dela melihat adiknya sedang mencoba memakai baju bola baru yang dibelikan ibunya. Kekesalannya pun semakin menjadi-jadi, cepat-cepat dia masuk kamar dan menangis.
"Ibu ku memang tidak adil, kenapa aku tidak pernah dipedulikannya. Aku benci ibuku!" Dela pun menangis.
"Dela, keluar sebentar. Ibu mau berbicara denganmu" panggil ibunya.
"Tidak usah, ibu juga tidak peduli denganku. Pergi!" bentak Dela dari dalam kamar.