Mohon tunggu...
Ulan Hernawan
Ulan Hernawan Mohon Tunggu... Guru - I'm a teacher, a softball player..

Mari berbagi ilmu. Ayo, menginspirasi!

Selanjutnya

Tutup

E-Sport Pilihan

Menelisik Gim PUBG, dari Kacamata "Player" Wanita

5 April 2019   03:30 Diperbarui: 14 April 2019   19:16 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : gawai.net

Fatwa halal-haram gim PUBG masih menjadi perhatian para kalangan pecinta gim ini. Meskipun MUI telah turun tangan dengan mulai mengkaji apakah gim ini layak untuk diharamkan, namun animo penyuka gim PUBG tidak berkurang. Justru komentar bernada nyinyir menghiasi kolom-kolom komentar media online yang memberitakan halal-haramnya gim besutan Brendan Greene ini.

Terlepas dari keputusan final, apakah game ini layak diharamkan atau tidak, setidaknya tulisan ini mampu membuka pilihan dan membuat para pembuat kebijakan lebih melihat sisi humanis sebuah permainan bernama gim online.

Dalam tulisan saya yang berjudul Game PUBG, Layakkah Diharamkan? dan Sisi Humanis dalam Gim PUBG cukup menjelaskan kekhawatiran penyuka gim ini. Kekhawatiran yang terjadi tidak hanya untuk pemain gim PUBG, namun gim-gim online lainnya.

Perlu diketahui, gim yang sedang tren di Indonesia ini dimainkan oleh hampir semua kalangan. Bahkan, gim yang bergenre action tembak menembak dengan konsep battle royal ini memiliki jumlah pemain atau "player" wanita yang cukup tinggi presentasenya. Jadi, tidak hanya laki-laki yang senang memainkan gim perang ini.

Biasanya wanita yang bermain gim, cenderung menghindari permainan yang mengandung unsur kekerasan, action, tembak-menembak, atau perang. Berbeda dengan laki-laki, justru cenderung senang dengan hal yang mengacu adrenalin. 

Namun, mengapa gim PUBG, mampu menarik kedua jenis kelamin? Pertanyaan ini akan terjawab dalam wawancara yang saya lakukan secara pribadi terhadap beberapa "player" PUBG wanita yang saya temui di dalam gim.

Dalam wawancara yang dilakukan, saya menemukan beberapa hal yang menarik untuk diulas. Saya melakukan sesi wawancara di dalam game menggunakan fitur voice chat yang terdapat dalam gim PUBG. 

Dari beberapa interview, saya menampilkan tiga jawaban "player" wanita, yang merupakan teman bermain saya dalam gim ini. Sebagai catatan, saya belum pernah bertemu langsung dengan mereka. Kami berinteraksi di dalam gim, sembari bermain bersama.

Masing-masing dari mereka diberikan sekitar 11 pertanyaan. Pertanyaan dari berapa lama mereka memainkan gim ini, sampai pertanyaan apakah gim ini layak diharamkan atau tidak bagi mereka. Berikut daftar perbincangan dengan mereka.

ID Name PUBG : MS-Yona2*(Jakarta), Aara0*(Jakarta), FBPUTR*(Kalimantan), (sudah diberikan ijin untuk menampilkan ID). Umur ketiganya adalah 20+.

1.Sudah berapa lamakah kalian bermain PUBG?
MS-Yona2* : kurang lebih 2 bulan
Aara0* : dari akhir September 2018 (6 bulan)
FBPUTR* : kurang lebih 1 tahun
2.Berapakah perkiraan durasi waktu kalian bermain game ini dalam satu hari?
MS-Yona2* : 8 jam per hari
Aara0* : 2 jam
FBPUTR* : 4 -- 5 jam
3.Apa alasan kesukaan kalian bermain gim PUBG ini?
MS-Yona2*: gim ini seru, terkadang bikin deg-degan dan panik
Aara0*: awalnya hanya iseng dan coba-coba, tapi ternyata seru
FBPUTR*: bisa dapet temen baru dari luar daerah dan luar negeri
4.Setuju atau tidak, PUBG diblokir?
MS-Yona2*: Engga, karena cuma game, jangan terlalu dikaitkan dengan aksi terorisme
Aara0*: tidak
FBPUTR*: tidak. Banyak gim yang lebih parah, kenapa imbasnya ke PUBG.
5.Apa pandangan kalian terhadap wacana PUBG diharamkan oleh MUI?
MS-Yona2*: Ngga setuju. Banyak gim lain yang lebih layak diharamkan.
Aara0*: Ngga setuju.
FBPUTR*: Sangat tidak masuk akal. Kenapa bermain game bisa haram? Masih banyak hal yang bisa diharamkan selain gim.
6.Menurut kalian, apakah gim PUBG ini memicu kekerasan dan perilaku agresif manusia / kalian sebagai "player" wanita?
MS-Yona2*: Ngga, karena hanya untuk hiburan aja kok
Aara0*: Ngga tuh
FBPUTR*: Ngga, sama aja. Ngga ada pengaruh tuh
7.Menurut kalian gim ini sadis?
MS-Yona2*: Ngga sadis, lagian efeknya cuma begitu aja
Aara0*: Ngga sadis ah
FBPUTR*: Ngga.
8.Menurut kalian, berapa umur anak yang sepantasnya bermain dalam gim ini?
MS-Yona2*: 17+
Aara0*: anak yang sudah lulus SMA
FBPUTR*: Ngga terlalu batasin umur. "It just a game" (semua umur boleh, asal ada yang ngebimbing). Anak-anak juga jago-jago, asal ngga voice chat, soalnya takut ikut-ikut orang dewasa.
9.Hal positif dan hal negatif apa yang kalian dapat dari main PUBG?
MS-Yona2*: fun, bikin seneng, untuk ngabisin waktu, nambah banyak temen. Negatifnya, jadi agak males klo udah waktunya mandi, pergi juga males, lebih milih main PUBG daripada jalan ngabisin duit sama temen.
Aara0*: nambah temen baru dari berbagai daerah, bahasa, negara. Aku berteman dengan orang dari Jambi, Malaysia dll. Negatifnya, ketemu orang yang mulutnya "toxic", kasar atau mengumpat.
FBPUTR*: banyak  temen, seru, nambah komunitas dan komunikasi. Bisa tahu bahasa daerah lain, tukar info daerah. Aku bisa tahu daerah luar Kalimantan, seperti Pekanbaru. Negatifnya terkadang lupa waktu, lupa makan kalau lagi seru, kadang ngumpat gak sengaja.
10.Seandainya diblokir, apa reaksi kalian sebagai player PUBG?
MS-Yona2*: kecewa
Aara0*: sedih, pindah gim lain
FBPUTR*: jangan sampai diblokirlah. Kesepian, buat para cewe yang jomblo, karena maen PUBG, banyak komunikasi dengan orang lain, berasa ada yang telpon. Lebih baik dibatasi main 6 jam, daripada diblokir.
11.Ada tidak, gim online lain yang dimainkan atau pernah dimainkan?
MS-Yona2*: Mobile Legends, Capsa, PUBG
Aara0*: Mobile Legends, sama PUBG ini yang menarik
FBPUTR*: Mobile Legends, PUBG

Berdasarkan hasil perbincangan saya dengan ketiga player PUBG wanita tersebut, yang menjadi konsentrasi saya adalah ketiganya menolak apabila gim PUBG diblokir. Mereka sepakat bahwa gim yang mereka mainkan ini tidak memberikan dampak perubahan perilaku yang mengarah ke agresif, tindakan anarkis, terorisme dan kekerasan secara nyata dalam kehidupan mereka sebagai wanita. Bahkan dari sisi kewanitaan, mereka tidak menganggap gim ini adalah gim yang sadis. Karena bagi mereka, gim ini semata-mata untuk hiburan.

Sebagai pengingat, (manusia) laki-laki maupun wanita, memiliki hak asasi pribadi untuk menyenangkan dirinya sendiri. Dalam hal ini memilih hiburan gim online sesuai kesukaan mereka masing-masing. Tentu saja dengan porsi yang wajar, tidak merugikan orang lain, serta tidak melanggar norma dan hukum.

Apabila dengan menyenangkan dirinya (bermain gim online), membuatnya malas, lupa waktu, hal itu semata-mata adalah karena pilihan masing-masing individu. Yang perlu ditekankan adalah pengawasan bagi mereka yang masih dibawah umur.

Interaksi Sosial dalam Gim PUBG
Dari perbincangan diatas, ada sisi menarik pula dari gim ini. Ketiganya berpendapat, gim ini memiliki pengaruh positif yang berkaitan dengan interaksi sosial. 

Seperti dalam tulisan saya dengan judul Sisi Humanis dalam Gim PUBG, dijelaskan bagaimana adanya komunikasi antara pemain yang cukup intens di gim ini. Konsep gim ini memiliki fitur voice chat yang memudahkan antara sesama pemain baik lawan atau kawan mampu berkomunikasi. 

Meskipun gim ini adalah gim dengan genre battle royale (kompetitif) , tapi sisi komunikatif dan kolaboratifnya mampu menjadikan gim ini layak untuk dikaji lagi.

Dari jawaban ketiga player wanita diatas, terkait hal-hal positif bermain PUBG, mereka sepakat bahwa gim ini adalah salah satu sarana untuk menambah teman dari berbagai daerah, berbagai bahasa, dan bahkan dari berbagai negara. Mereka dipertemukan dalam sebuah gim perang yang kompetitif, namun sarat dengan komunikasi dan kolaborasi antar pemain.

Bukankah bagus, apabila ada gim perang yang memiliki interaksi sosial yang tinggi?

Gim PUBG memuat bentuk interaksi sosial antar individu, individu dengan kelompok, dan interaksi antar kelompok. Bahkan, bentuk interaksi dalam gim ini sesuai proses terjadinya dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dalam bentuk pertikaian atau pertentangan (conflict).

Kerjasama antara individu di dalam kelompok untuk mencapai kemenangan dan tujuan. Dalam gim PUBG, tujuan akhir adalah mencapai misi bertahan hidup sampai akhir. Sedangkan persaingan, adalah dengan cara mengeliminasi tim lawan dengan upaya yang ada. 

Serta konflik yang terjadi baik individu dengan individu, atau individu dengan kelompok, lebih mengarah kepada pengambilan keputusan, strategi, kepemimpinan, dan pengendalian emosi.

Interaksi adalah hal yang penting dalam kehidupan manusia. Apabila bermain gim online menambah porsi interaksi sosial seseorang, maka kehidupan bermasyarakat akan naik level ke interaksi sosial digital. Seperti dalam dunia nyata, berjabat tangan, berdiskusi, bertukar informasi merupakan interaksi sosial yang umum, bedanya ini melalui teknologi gim online.

Bertemu seseorang dengan budaya, bahasa, dan asal negara yang berbeda di dalam gim online adalah bentuk interaksi sosial digital yang menarik. Pertemuan yang terjadi bukan karena bisnis, berwisata, maupun berpergian. Namun, untuk sama-sama bermain gim dan bersenang-senang di dalam gim. 

Akibatnya proses kerjasama yang akomodasi, asimilasi dan akulturasi terjalin antar individu maupun kelompok. Meskipun persaingan dan pertentangan juga akan terjadi, tapi itulah interaksi yang diperlukan. Kesimpulan saya, bermain gim seperti PUBG adalah tentang interaksi sosial didalamnya. Salam.

Ulan Hernawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten E-Sport Selengkapnya
Lihat E-Sport Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun