Mohon tunggu...
Mariatul Kiptia
Mariatul Kiptia Mohon Tunggu... Human Resources - Writer, Public Speaker, Education Consultant

Hello👋 I'm Maria, currently active in the field of literacy and youth empowerment. Experienced in education, project management, and laboratory analysis. I'm a person who likes challenges, and always learning to be the best version of myself.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Anak Nasional, Momentum Kolaborasi dan Peningkatan Atensi

23 Juli 2019   18:28 Diperbarui: 23 Juli 2019   19:14 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Penulis

Memang tidak menjadi sebuah hari libur Nasional, namun Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada tanggal 23 Juli ini telah ada dan disahkan sejak tahun 1984 yang dicetuskan oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto. Sampai saat ini rutin dan selalu dirayakan serta mengangkat tema berbeda setiap tahunnya. Pada tahun 2019 ini, tema yang diangkat adalah "Pentingnya keluarga melindungi Anak"

Dicetuskannya Hari Anak Nasional (HAN) pada saat itu berangkat dari kekhawatiran  Presiden Soeharto terhadap nasib anak-anak bangsa di masa depan, maka dengan demikian peringatan Hari Anak Nasional setiap tahunnya, seharusnya menjadi momentum tidak hanya bagi pemerintah namun juga bagi semua elemen untuk tidak sekadar menengok, namun juga memperhatikan kembali bagaimana kondisi anak-anak Indonesia, agar kemudian dapat memberikan jalan keluar pada permasalahan anak yang masih ada dan belum tersolusikan.

Tema besar HAN 2019 "Pentingnya keluarga melindungi anak" tentu tidak dibebankan sepenuhnya kepada keluarga, dimana orang tua yang menjadi pemeran utama di dalamnya. Jika tema bak sebuah tujuan besar yang ingin dan harus dicapai, maka campur tangan pihak lain dalam proses pencapaian tujuan tersebut sangat diperlukan, sehingga ada kerja sama antara keluarga sebagai pihak utama dan masyarakat serta pemerintah sebagai pihak pendukung.

Keluarga sebagai Pihak utama

Peran keluarga sangat penting sebagai pihak utama dan pelaku pertama pada misi perlindungan dan penjagaan anak, yang pada prosesnya tidak cukup hanya memastikan keamanan dan keselamatan fisik anak saja, melainkan juga melakukan pemeliharaan, pembimbingan, pembinaan, pendidikan dan memastikan hak-hak anak baik fisik maupun psikis benar-benar terpenuhi dengan baik dan maksimal dalam tumbuh kembangnya. Terlebih orang tua (Ayah dan Ibu) yang wajib dengan penuh dedikasi dan keikhlasan hati harus melaksanakan tanggung jawab ini dan memastikan semuanya terpenuhi, tentunya setiap orang tua memiliki caranya masing-masing menyesuaikan dengan kemampuan diri serta bagaimana kondisi. Orang tua juga diharapkan mampu memberikan edukasi bagi anggota keluarga lain yang ada dalam rumah agar terlibat secara proporsional dalam perlindungan anak selama masa tumbuh kembangnya, karena keluarga disini juga menjadi stimulus internal, baground awal, dan tempat pertama yang akan mewarnai seorang anak, memberikan kesan kehidupan pertama kali pada anak, dan pembentuk karakter pertama kali pada anak sebelum kemudian mereka keluar ke lingkungan yang lebih luas.

Lingkungan Masyarakat sebagai Pihak pendukung

"Bukan yang utama namun sangat penting", begitulah kira-kira kita bisa menggambarkan Lingkungan dan Masyarakat dalam perlindungan anak selama masa tumbuh kembangnya. Sebagai unsur pendukung, lingkungan dan masyarakat memiliki peran yang sangat penting. Jika tadi dikatakan seorang anak pasti akan terjun ke lingkungan yang lebih luas lagi setelah lingkungan keluarganya di rumah, maka lingkungan yang lebih luas yang dimaksud disitu adalah lingkungan masyarakat di luar rumah. Tidak bisa dipungkiri, suatu saat seorang anak akan semakin bertumbuh dan mereka akan keluar dari lingkungan kecil pertamanya dan beranjak ke lingkungan diluar rumahnya, bermain dengan kawan-kawan sebayanya, berinteraksi dengan orang-orang  di lingkungan tersebut, dan sedikit banyak akan merekam, mengambil, lalu membawa pulang apa yang mereka dengar, lihat, dan dapatkan dari lingkungan barunya. Disitulah lingkungan masyarakat dikatakan sebagai stimulus eksternal, baground tambahan, dan tempat kedua setelah rumah yang akan memberikan warna lain pada anak, memberikan kesan kehidupan lain pada anak, bahkan juga mampu mengubah karakter awal anak yang terbentuk pertama kali di rumahnya. Maka peran lingkungan masyarakat sebagai pihak pendukung disini juga perlu diperhatikan, sebab saat ini yang menjadi permasalahan yang tak kunjung usai dari anak-anak adalah sikap tidak peduli/pengabaian yang dilakukan oleh masyarakat umum. Dengan demikian masyarakat juga perlu meningkatkan atensi untuk  memastikan bahwa lingkungan masyarakat tempat anak tumbuh dan berkembang merupakan lingkungan masyarakat yang teredukasi dan tidak bersifat Toxic. 

Kolaborasi dan Peningkatan Atensi sebagai Solusi

Mengingat seorang anak bukan hanya anggota masyarakat biasa milik orang tuanya, melainkan juga sebuah aset negara, investasi negeri dalam bentuk sumber daya manusia yang memiliki peran penting di masa depan, maka sudah seharusnya anak-anak juga menjadi perhatian, perlu ada peningkatan atensi terhadap dunia anak. Pemerintah harus memiliki Concern terhadap isu anak, keluarga harus memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya terhadap anak, dan masyarakat secara umum juga harus memiliki kesadaran berperan sesuai porsinya dalam perlindungan anak. Sehingga anak-anak negeri bisa mendapatkan hak-haknya secara utuh, terjamin proses tumbuh kembang dan pendidikannya dengan baik, serta dapat mempertahankan bahkan meningkatkan level kebahagiaan anak yang saat ini Indonesia sudah mencapai 90 persen. Saatnya pemerintah, masyarakat, dan keluarga saling berkolaborasi memberikan perlindungan dan pendidikan terbaik pada kehidupan anak secara merata dan tertata. Jika saat ini pemerintah telah memiliki program Three Ends yang berlangsung sejak 2015, maka kedepan, siapapun bisa merumuskan solusi-solusi baru dan menawarkannya pada pemerintah untuk kemajuan anak-anak bangsa, untuk mewujudkan Indonesia Layak Anak (IDOLA) yang dicita-citakan bersama.

Mari menyayangi, memberikan cinta kasih, dan membersamai anak-anak dalam tumbuh kembangnya, karena anak-anak adalah aset bangsa.  SELAMAT HARI ANAK NASIONAL!!

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun