Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sejenak Melepas Penat di Pantai Ujungnegoro, Batang

21 Januari 2015   15:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:41 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantai Ujungnegoro adalah salah satu pantai yang berada di jalur pantura. Sesuai namanya, pantai ini persisnya berlokasi di desa Ujungnegoro, Kabupaten Batang. Untuk mencapai ke lokasi pantai ini sendiri tidaklah terlalu sulit. Bagi anda yang bepergian di jalur pantura dari arah Jakarta, pantai ini terletak tidak jauh dari perbatasan antara Pekalongan dan Batang. Jadi, begitu mobil keluar dari Pekalongan, segera pasang mata, sekitar 2 sampai 4 Km selepas batas kota, jalur menuju pantai ini akan anda temui.

Dari jalur utama pantura, masih diperlukan perjalanan sepanjang kira-kira 6 km. Tapi tak perlu khawatir, jalannya sangat mulus. Anda yang membawa kendaraan kecil tidak perlu khawatir untuk melalui jalur ini. Aplus perlu disampaikan kepada pemerintah setempat yang memahami pentingnya akses jalan yang mulus dalam mendukung promosi objek pariwisata.

Bersama kedua rekan, saya mengunjungi destinasi wisata ini kemarin siang (20 Januari 2015). Ini adalah perjalanan hari kedua kami dalam mengikuti acara kompasiana blogtrip yang diselenggarakan oleh kompasiana bekerjasama dengan Datsun Go+ panca. Mengambil tajuk Jejak Para Riser, kami memang ditugaskan untuk mencari objek wisata yang menarik sepanjang perjalanan Jakarta-Yogyakarta-Jakarta.

Di perjalanan menuju lokasi, saya banyak menemukan spanduk bernada dukungan terhadap pembangunan PLTU. Apa ini? Sedikit googling, saya menemukan informasi ternyata di dekat lokasi pantai ini akan dibangun instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang. Entah sudah sampai mana, yang jelas saya teringat rencana pembangunan PLTU ini memang sempat menjadi polemik nasional beberapa tahun lalu.

Tidak sampai setengah jam, kami telah sampai di lokasi pantai. Setelah melewati gapura penanda lokasi pantai, kita akan menemukan dua arah jalan, yang satu menuju pantai dan yang satunya lagi menuju lokasi sebuah makam. Dari informasi penduduk setempat, di lokasi pantai Ujungnegoro ini memang terdapat makam Syaik Maulana Maghribi. Konon beliau ini adalah salah satu penyebar agama Islam di jaman kerajaan Demak dahulu. Hmm, seangkatan dengan Wali Songo dong ya?

Welcome to the beach

Sebelum memasuki pantai tentu ada retribusi yang harus dibayar. Ternyata murah saja, retribusi masuk objek wisata pantai ini adalah 3 ribu rupiah per orang dan 3 ribu rupiah saja untuk parkir per mobil. Enaknya,hitungan parkirnya ternyata gak pake hitungan jam, jadi selama apapun disana kita tidak akan dikenakan charge tambahan. Mantap.

Kesan pertama ketika sampai di lokasi ini adalah ternyata pantai ini sangat terawat. Lokasi pinggir pantai terlihat bersih tanpa sampah. Saya tidak tahu apakah memang pengelolaan kebersihannya sangat baik, atau memang karena kebetulan saat itu suasana pantai sedang sepi pengunjung? Tapi saya yakin ini terawatt baik, buktinya beberapa fasilitas, seperti tempat duduk, dermaga, maupun mainan anak-anak semuanya dicat rapi. Saya sih positif thinking saja, pemda setempat serius mengelola objek wisata ini.

142180285576537503
142180285576537503
14218029001917169105
14218029001917169105
142180295559059874
142180295559059874
1421802997709886636
1421802997709886636
Beberapa fasilitas yang bikin nyaman

Dibandingkan dengan pantai lain, pantai Ujungnegoro ini memang tidak terlalu luas. Garis pantainya mungkin kurang dari 1 km saja. Tapi asyiknya, disekitar pantai terdapat banyak pohon ketapang, sehingga kesan teduh sangat terasa.

Pantai Ujungnegoro ini memiliki dermaga kecil yang dicat biru. Jadi, untuk menikmati pantai, selain dengan berjalan diantara pesisir pantai, kita bisa memanfaatkan dermaga ini untuk sekedar nongkrong menikmati deburan ombak. Sayang saat kami datang, air laut sedang surut, sehingga kurang begitu terasa sensasi deburan ombaknya.

14218021751133283583
14218021751133283583
14218022701244254653
14218022701244254653
Dermaga kecil untuk nongkrong

Dari pantai ini ternyata ada jalan tembus untuk menuju lokasi makam. Saya ditunjukkan oleh penduduk setempat, ternyata makam Syaik Maulana Maghribi ini berada diatas bukit kecil di bibir pantai. Di pinggir pantai dibawah bukit tersebut terdapat gua kecil yang diberi nama Gua Aswatama. Konon, bagi orang-orang yang percaya hal mistis banyak yang melalukan ritual-ritual tertentu di lokasi tersebut. Dengar-dengar nama Aswatama, jadi ingar serial Mahabrata di televisi. Adakah hubungannya dengan kisah epik dari india tersebut.

Untuk menuju lokasi makam, terdapat jalan yang sudah ditembok disepanjang batas pantai dengan bukit. Ini akan memudahkan orang-orang dari pinggir pantai untuk menuju lokasi makam. Kabarnya, makam ini selalu ramai dikunjungi setiap malam 15 sapar (penanggalan jawa). Yang jelas, selain wisata rekreasi, pantai Ujung Negoro ini ternyata juga bisa termasuk destinasi wisata religi yaa.

14218024141619147285
14218024141619147285
14218025151549919095
14218025151549919095
beberapa view pantai

Ahh, cukup ceritanya. Bagi anda yang kebetulan sedang melakukan perjananan jauh dan melewati wilayah ini, tidak ada salahnya untuk mampir sejenak melepas lelah. Dijamin penat anda bisa hilang dan segar kembali ketika melanjutkan perjalanan anda.

14218036551695756177
14218036551695756177
rileks sejenak

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun