Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Kenapa Susah Bermaaf-maafan?

22 Mei 2020   23:01 Diperbarui: 22 Mei 2020   22:53 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: imajinaxi.com)

Padahal, sebenarnya sebagai berikut:

  • Dengan memaafkan kita mengangkat derajat kita dari korban/objek menjadi subjek. Pelaku pemaafan. Orang yang tak mau memaafkan berarti baperan, menikmati peran sebagai korban.
  • Dengan memaafkan, kita menghancurkan dendam yang bisa menjadi racun dalam hati kita.
  • Memaafkan bukan atribut pecundang, sebaliknya kita jadi pemenang dalam mengalahkan ego diri sendiri.
  • Memaafkan adalah membela hak kita untuk bebas dari penyakit hati.
  • Memaafkan keputusan ktia dengan diri sendiri untuk hidup merdeka. Tak jadi soal apakah orang lain akan berubah atau tidak.

Btw, akademisi barat juga memberi pandangan soal maaf memaafkan ini. menurut Lawana Backwell, maaf memaafkan adalah tindakan yang unik. Katanya ketika kita meminta maaf maupun memaafkan orang lain, tubuh akan mengeluarkan hormon serotonine yang membuat hati bahagia.

Gak percaya? Buktikan saja sendiri. Eh, sudah kirim broadcast Whatsapp maaf-maafan belum? Minal aidzin wal faidzin

dok: kompasianer purwkarta
dok: kompasianer purwkarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun