Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Momen Kebangkitan Melawan Corona

20 Mei 2020   21:22 Diperbarui: 20 Mei 2020   21:24 1548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: freepik.com)

Hari kebangkitan nasional yang selalu dirayakan setiap tanggal 20 Mei menemukan urgensinya di tahun ini. Saat ini kita benar-benar perlu kembali memaknai perayaannya mengingat kondisi bangsa yang sedang babak belur dihajar pandemi serta krisis kepercayaan kepada Pemerintah. Pada saat yang sama, kita punya momentum untuk kembali bangkit, ramadan dan Idul Fitri yang akan kita jelang.

Mari kita sejenak kembali ke masa lalu. Hari ini, 112 tahun yang lalu berdiri satu organisasi kepemudaan yang bernama Boedi Oetomo. Secara tegas organisasi ini menyebutkan tujuannya untuk memperjuangkan kesetaraan hak pribumi untuk mendapatkan Pendidikan.

Selepas itu, bermunculan organisasi lain yang memperjuangkan hak-hak rakyat secara sadar. Pada akhirnya kesadaran sebagai satu bangsa ini mengerucut pada ikrar sumpah pemuda yang fenomenal tersebut.

Hari ini sesungguhnya kita sedang diuji. Kalau menyebut 'dijajah' terlalu kasar, saya mungkin akan memilih diksi 'diserang' oleh makhluk berukuran renik yang tak kasat mata. Hari ini kita kembali ke medan perang, melawan musuh bersama yang sudah diprediksi oleh Bill Gates sekitar lima tahun lalu.

Sayangnya, Ketika mencermati kondisi di lapangan saya melihat ada ketidakpuasan masyarakat akan cara penanganan Pemerintah. Mereka seperti gagap dan kurang sigap dalam mengambil kebijakan. 

Berkali-kali saya membaca informasi blunder kebijakan ini. kasus kerumunan masa di Sarinah, membludaknya penumpang di bandara, konser music BPIP, serta polemik boleh tidaknya mudik menjadi cerita yang membuktikan hal ini.

Dampaknya kita seperti terbelah. Ada yang kecewa, tak sedikit pula yang membela Pemerintah. Masyarakat juga terbelah antara ada yang tetap tinggal di rumah dan ada yang keukeuh mondar mandir di luar rumah, bahkan tanpa pelindung masker.

Salah siapa? Saya tak mau menuduh, tapi kalau boleh berpihak ada kemungkinan karena Pemerintah kurang tepat mengambil kebijakan.

Kalau mau merefleksikan lagi perjalanan kebangkitan Nasional, kita bisa mengambil jalan yang ditempuh Boedi Oetomo. Dulu kita tercerai berai, kemudian timbul kesadaran sebagai satu kesatuan, lalu kemudian kita berikrar menyatakan kita sebagai satu saudara sebangsa dan setanah air. Kenapa sekarang kita tak mengambil jejak tersebut?

Ayo kita sadari kalau musuh kita bersama itu adalah virus yang sedang merajalela. Jangan anggap sepele ancamannya. Sudah banyak korban yang meninggal dunia, baik itu Pasien yang positif maupun tenaga medis yang tertular virus ini. Masih mau menambah angka korban.

Di momen hari kebangkitan nasional ini hedaknya kita bisa merefreksikan diri buat bangkit menghadapi keterpurukan ini. lagipula ini adalah bulan ramadan, dan esok lusa kita akan merayakan Idul fitri. Bisakan kita kembali ke titik nol? Mereset ulang kesadaran kita untuk bangkit bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun