Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Bike Boyz": Memaknai Solidaritas Anak Vespa

9 Mei 2020   15:54 Diperbarui: 9 Mei 2020   16:07 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Film Bike Boyz (Sumber: Youtube Funny Korean)

Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin, maka dia bukan bagian dari mereka (HR. Al-Hakim)

Salah satu sutradara lokal favorit saya adalah Aris Nugraha. Sejak pertama kali mengenal karyanya lewat serial Bajaj Bajuri, saya sudah kepincut dengan gaya berceritanya. Lewat karyanya, Aris banyak memotret kehidupan real masyarakat.

Sebut saja, Bajaj Bajuri berkisah tentang kehidupan sopir Bajaj lengkap dengan intrik sosial di sekitarnya. Serial Tukang Ojek Pengkolan (TOP) bersisah soal para pengemudi ojek dengan bumbu kehidupan masyarakat Jakarta. Sementara yang paling fenomenal dan melekat di hati adalah serial Preman Pensiun, yang berkisah soal para preman di kota Bandung. Mungkin karena saya orang sunda dan pernah lama tinggal di Bandung, sehingga serial preman pensiun menjadi terasa akrab dengan diri saya.

Kalau ngobrolin film layar lebar, saya memilih Bike Boyz sebagai film favorit Garapan Aris Nugraha. Film yang diproduksi tahun 2019 lalu ini, mengambil cerita tentang sekelumit persaudaraan anak vespa di kota Bandung. Masih dengan ciri khas aksen sunda yang kental, latar sudut-sudut kota Bandung, serta para pemain lokal yang terlihat natural, film ini seperti versi lain dari Preman Pensiun.

Bike Boyz berkisah tentang Aep, Anak Vespa Bandung, yang membantu Lilis, temanya asal Garut yang sedang mencari suaminya yang tidak pulang selama tiga bulan dan tidak ada kabar. Di tengah upayanya membantu Lilis, Vespa Aep dicuri orang. Dari sini cerita bergulir bagaimana teman-teman Aep, sesame anak Vespa yang kompak mencari Vespa Aep yang hilang, sekaligus membantu mencari suami Lilis. Di tengah upaya pencarian itu, tanpa sengaja mereka berurusan dengan komplotan pencuri dan teroris yang sedang diburu polisi.

Poster Film Bike Boyz (Sumber: layar.id)
Poster Film Bike Boyz (Sumber: layar.id)
Ceritanya memang tampak sederhana. Tapi bagi saya, justru disitulah letak kekuatan film-film buatan Aris Nugraha. Ceritanya mudah dicerna, membumi dan benar-benar sesuai gambaran keseharian orang kebanyakan. Realita kehidupan masyarakat benar-benar tergambar pada film ini. kelebihan lainnya tentu saja dialog-dialog komikal yang penuh canda khas orang sunda. Eh, bukankah Sunda itu artinya Suka Bercanda ya? ...

Satu hal yang paling kentara dari jalinan cerita film Bike Boyz ini adalah soal solidaritas anak vespa yang begitu kuat. Nyatanya di kehidupan sehari-hari pun solidaritas mereka memang patung diacungi dua jempol. Solidaritas ini bukan cuma untuk anak vespa yang saling kenal, bahkan yang belum kenal pun mereka punya rasa persaudaraan yang begitu kuat. Teman saya yang kebetulan masuk komunitas vespa, sempat membanggakan semboyan mereka, " Satu Vespa, Seribu Saudara." Keren yaa ...

Dari solidaritas anak vespa ini kita bisa belajar banyak. Tanpa disadari mereka sudah mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasulnya. Bukankah sesama muslim itu adalah saudara? Bahkan terhadap umat lain pun kita harus saling menyayangi. Bukankah rasul pernah menyatakan bahwa antara muslim yang satu dengan yang lainnya itu bagaikan satu anggota tubuh? Ketika satu muslim terluka, maka patutlah muslim lain merasa kesakitan pula.

Lalu bagaimana cara menumbuhkan solidaritas tersebut? Setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk itu.

Pertama, latih hati kita untuk lebih empati terutama pada kesulitan orang lain. Dari rasa empati ini biasanya akan timbul aksi untuk berusaha mencari tahu apa yang menjadi permasalahan teman kita serta tergerak untuk membantu memecahkan masalah tersebut.  Bukankah akan lebih indah jika ketika kita mengetahui kesusahan orang lain kemudian kita berupaya untuk  membantunya?

Kedua, Jika memungkinkan, sisihkan sebagian rejeki kita untuk membantu yang sedang kekurangan. Tak melulu soal uang, bisa saja dengan barang yang kita miliki bahkan dengan perhatian atau nasihat yang menguatkan pun sudah menjadi upaya kita untuk menunjukkan solidaritas terhadap mereka yang kesusahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun