Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Produk-produk Inovatif Balitbang PUPR di CFD Dago

5 Desember 2017   22:15 Diperbarui: 5 Desember 2017   22:31 1744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu poster yang dipresentasikan dalam acara Publikasi Produk Litbang Terpadu (Sumber: Dokpri)

Apakah produk ini sudah diterapkan di masyarakat? Ibu nur menjawab, "Secara komunal EcoTech Garden sudah diaplikasikan di Kelurahan Cideng, Jakarta dan pada instalasi pengolahan limbah Bojongsoang."  

Ibu Nur Fizili kemudian menjelaskan lebih lanjut soal ABSAH, produk inovasi berupa Bangunan Penyedia Air Baku mandiri. Katanya, iplementasi ABSAH ditujukan untuk daerah yang sulit air tanah, namun memiliki potensi air hujan yang cukup baik.

"ABSAH itu Akuifer Buatan Saringan Air Hujan. Jadi kita mengikuti prinsip akuifer air tanah yang mengalir dari permukaan ke dalam tanah yang melewati berbagai saringan lapisan tanah," Kata Ibu Nur Fizili mengenai prinsip teknologi ABSAH ini.

"Sebenarnya ABSAH ini meniru proses perjalanan air melewati lapisan tanah alami. sehingga ia akan lebih baik, paling tidak untuk air baku," tambah Pak Eko melengkapi.

Cara kerja yang digunakan adalah dengan menampung air hujan, kemudian mengolahnya dengan berbagai teknologi pengolahan air sederhana, sehingga keluarannya bisa berupa air baku yang layak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. ABSAH ini hanya digunakan untuk skala komunal. Ini tak lepas dari luasan instalasi yang perlu dibangun serta kapasitas tamping air hujan yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan skala besar.

Apa bedanya ABSAH dengan Penampung Air Hujan (PAH) biasa? Dalam ABSAH air hujan ditampung dalam bak besar, kemudian dialirkan pada sekat-sekat penyaringan atau filter. Ada proses pengolahan lebih lanjut disana.

"Kalau penampung air hujan biasa kan air ditampung kemudian digunakan langsung. Nantinya tak bisa disimpan dalam waktu lama, kualitasnya cepat berubah, juga kalau ditampung lama akan tumbuh lumut sehingga kurang baik untuk digunakan, tidak higienis" Jelas Ibu Nur Fizili.

Satu catatan yang diberikan Ibu Nur Fizili adalah bahwa air ABSAH ini air yang mahal, jika melihat proses penyaringan yang dilakukan dan juga biaya untuk instalasinya. Namun dalam pemeliharaannya bisa terhitung murah. Karena itulah untuk mengeluarkan ari dari instalasi ABSAH ini harus menggunakan pompa air, timba dan tidak digelontorkan sesukanya. Ini tak lain agar pengeluarannya terkontrol sehingga diharapkan ia bisa memenuhi kebutuhan komunitas dalam rentang waktu sepanjang tahun.

Setipe dengan ABSAH, ABDULAH juga pada dasarnya adalah instalasi yang berfungsi untuk menangkap air hujan. Hanya saja instalasi ABDULAH ini lebih spesifik untuk memenuhi kebutuhan air wudhu, sehingga ia ditujukan untuk diterapkan di masjid atau mushola. Bedanya dengan ABSAH, dalah dalam instalasi ini air yang telah digunakan untuk air wudhu kemudian dialirkan balik menuju tempat penampungan setelah melewati sederet pengolahan filter. Instalasinya bisa disesuaikan dengan ketersediaant tanah.

==

Jika melihat produk-produk penelitian yang dihasilkan BalitbangPUPR ini, saya optimis sebenarnya permasalahan lingkungan permukiman yang ada di masyarakat kita bisa diatasi. Produk-produk BalitbangPUPR terhitung lengkap. Teknologi campuran aspal dan plastik jelas-jelas bisa mengurangi tumpukan sampah di masyarakat. ABSAH bisa dibangun di wilayah yang kesulitan air tanah. RISHA bisa jadi solusi untuk mengatasi backlog perumahan di negeri ini, atau EcoTech Garden untuk mengurangi pencemaran sungai-sungai perkotaan yang warnanya relatif seragam hitam pekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun