Mohon tunggu...
Ujang Arief
Ujang Arief Mohon Tunggu... Administrasi - Ujang digul

Sorang anak petani dr desa menuju kejayaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kehidupan Seorang Anak TKI

27 September 2019   09:03 Diperbarui: 27 September 2019   09:06 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kehidupan Anak seorang TKI

#Awal Ditinggalkan
2004 kelas 5 SD Aku di tinggal emi (ibu) ku ke Arab jadi TKI, hidup beberapa bulan dengan bapak ku di rumah, sampai akhirnya rumah dan beberapa ternak kambing di jual bapak. Aku bingung waktu itu harus tinggal di mana, rumah sudah tak ada di jual bapak ke saudara ibu ku. Sementara aku masih kelas 5 SD waktu itu, tak bisa berpikir untuk tinggal di mana.

#Tinggal Dirumah Uwa

Bapakuwaktu itu menitipkan aku di rumah uwa (kakak ibu) ku. Sementara uwa ku pun anaknya banyak, juga memelihara dua cucunya yg sama nasibnya seperti aku di tinggal ibunya ke Arab. Otomatis waktu itu kami tinggal dengan banyak org dalam satu rumah. 

Anak uwa ku ada 4 yg satu ke Arab juga jadi sisa 3 di rumah, cucunya 2, di tambah dengan aku, jadi kami ber 6 lah anak-anak tinggal di satu rumah. Walau anak uwa ku yg paling besar waktu itu pesantren di Al Kamil, jadi sisa ber 5 lah kami.

Namanya anak-anak ya pasti sering bertengkar ya. Begitupun kami sering bertengkar berebut mainan, entah berebut makanan, tapi Alhamdulillah aku senang tinggal di sana, uwa ku sangat menyayangi aku. Aku dr kecil doyan jengkol goreng, uwa ku sering memasakkan aku jengkol goreng, yg masak anak ke 4 uwa ku, namanya teh ondok. 

Teh ondok udah agak besar jadi sudah bisa masak. Aku sayang sekali sama uwa ku dan saudara-saudaraku itu. Pernah suatu hari aku mandi pagi sebelum berangkat sekolah. 

Waktu itu aku mau buang air besar di kali, nah aku pegangan ke bambu, ternyata bambu itu tajam, akhirnya kena tangan ku dan berdarah sampai banyak sekali darah nya. Aku nangis pulang ke rumah dan di tolong sama teh ondok dan uwa. 

Mereka sayang sekali sama aku, aku di obatin sampai tak berdarah lagi dan langsung berangkat sekolah. Lebay sekali ya haha. Tapi itu sangat berkesan buatku, karena bekas luka nya masih ada. (Terimakasih ya uwa teh ondok dan saudara-saudara ku yg telah menampung aku beberapa bulan di rumah kalian).

#Tinggal Dirumah Nenek
Pas sebulan sebelum bulan puasa (beberapa bulan setelah aku tinggal di rumah uwa) aku di jemput neneku (ibunya bapak) untuk tinggal di rumah nenek dan kakek ku, akhirnya aku pindah ke rumah nenek ku. Disana aku tak punya teman, Karena rumah nenekku di hutan, tak ada anak-anak di sana. 

Jadi tiap pagi aku ke sekolah, pulang sekolah aku bantu nenek di kebun atau gembala kambing. Begitu terus sampai bulan puasa tiba. Pas bulan puasa aku pindah rumah lagi ke rumah bibi (adiknya bapak) ku. Alhamdulillah di rumah bibiku ini aku kembali punya teman bermain yaitu anak bibiku, adik bibiku dan tetangga-tetangga di sana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun