FUNGSI CAUSA PRIMA (AGAR SEGALA SUATU DIFAHAMI SECARA TERTATA- SISTEMATIK-LOGIC)
Adanya istilah causa prima itu mengarah pada dua aspek filsafati ;
-pertama adalah keharusan adanya sang pencipta yang tidak diciptakan,Suatu yang anehnya sering dipertanyakan kaum tak beragama atas nama "logika" padahal justru logika sendiri akan mempersoalkannya (kenapa Tuhan harus ada yg menciptakan ?)
Karena kalau kita analisa juga dengan pake logika maka kalau sang pencipta mesti diciptakan-ada penciptanya maka ia tak bisa diberi atribut sang pencipta (Tuhan). Dan kalau tak ada Tuhan sebagai causa prima maka yang akan terjadi adalah regresi yang tak berujung.Dan regresi tak berujung adalah konsep yang sama sekali sulit difahami oleh logika akal manusia karena dengan pemahaman seperti itu realitas akan menjadi SULIT DIFAHAMI SECARA SISTEMATIS- TERSTRUKTUR- KONSTRUKTIF.
Jadi penempatan Tuhan secara logika adalah agar REALITAS DAPAT DIFAHAMI SECARA SISTEMATIS-TERSTRUKTUR- KONSTRUKTIF berdasar-mengikuti cara berpikir akal yang sistematik.Ingat kuncinya ; AKAL ITU MENUNTUT SEGALA SUATU DIFAHAMI SECARA SISTEMATIK (bukan harus di indera).Maka bila sesuatu dapat difahami secara sistematik biasa di istilahkan sebagai "masuk akal"
Agama wahyu mengajari segala suatu bukan melulu harus dilihat tapi difahami secara akali maka itu agama wahyu mewajibkan penggunaan akal dan mengancam secara keras bagi yang tak mau pake akalnya (maunya ingin serba bisa di indera)
Akal tidak menuntut segala suatu harus empirik,mengapa ? Karena realitas keseluruhan mustahil bisa di empiriskan-hanya sedikit yang bisa ditangkap indera. Dunia indera + bantuan alat sains sekalipun terlalu terbatas untuk menangkap serta mengungkap keseluruhan realitas.Maka jalan keluarnya adalah memakai cara berpikir akali (rasionalitas akal-logosentris) untuk menutupi keterbatasan dunia indera dalam mengelola persoalan keilmuan yang ruang lingkupnya realitas keseluruhan
Jadi kalau masih ada yg berpendapat bahwa logika-hal logis berpijak atau bersandar pada input indera-prinsip empirisme itu pandangan yang salah kaprah.Logika berdiri diatas realitas yang sebagian bisa di indera dan sebagian lagi tidak
Logika akal hanya akan dapat memahami kehidupan sejak awal mulanya secara terstruktur bila ada sang causa prima ditempatkan di awal.Tanpa adanya sang causa prima semua bentuk keberaturan harus disandarkan pada prinsip regresi tak berawal serta prinsip "kebetulan",dua prinsip yang justru mengacak acak cara berpikir akal,Tapi bisa dimasukkan orang ke hipotesa saintifik (?)
Ya karena sains yg bersandar pada prinsip empirisme kadang tidak peduli rasionalitas (cara berpikir akali) seperti saya konstruksikan diatas. Empirisme dan rasionalisme memang  beda sudut serta cara pandang dlm cara melihat dan mendeskripsikan sesuatu. Kalau sains peduli dan mengikuti alur cara berpikir logika maka ia akan mempersoalkan serta  menerima keharusan adanya causa prima-tapi konsep tsb kan adanya dlm filsafat
Itulah kaum tak beragama yang kadang merasa berlogika dan menuduh kaum beragama sebagai kaum tak berlogika tapi mereka sendiri berpegang pada sesuatu yang logika tidak dapat menerimanya seperti kepercayaan pada regresi tanpa ujung dan pada prinsip kebetulan diatas seluruh ketertataan yang ditemukan di alam