Miskonsepsi tentang Tuhan terjadi diantaranya akibat tidak ada kesinambungan antara tuntutan untuk membuktikan di satu fihak dan pernyataan tentang Tuhan yang berbeda di fihak lain
Yaitu ketika di satu sisi kaum materialist selalu kukuh menuntut bukti empirik keberadaan Tuhan sedang disisi lain kaum beragama menyatakan bahwa Tuhan itu bukan benda dan bukan materi-dan karenanya bukan obyek sains sehingga mustahil dihadirkan secara empirik sebagaimana materi obyek sains lainnya.sehingga cara untuk memahami Tuhan adalah melalui metode akali-rasionalitas-bukan metode empirik (metode sains).nah,maukah materialist menempuh metode akali sedang basis mereka selalu berpikir empirik bahkan ketika berhadapan dengan problem metafisik ?
Maka logis bila mereka-dua fihak yang berbeda pandangan tersebut tidak akan pernah bisa bertemu di satu titik temu
Dan satu satunya cara untuk agar mereka dapat bertemu adalah ateis mau menerima penjelasan bahwa Tuhan itu dzat non materi yang tentu bukan obyek sains dan karenanya bukan tugas sains untuk membuktikan secara empirik sehingga tugas itu mesti diserahkan kepada akal untuk menela'ah nya
Karena banyak upaya mencoba mengkaji persoalan ketuhanan atau memahami Tuhan langsung dengan alur sains-dengan cara berpikir empirik misal dengan memposisikan Tuhan sebagai energi,sebagai anti matter dlsb.lalu apa yang terjadi ? Yang terjadi malah miskonsepsi karena yang dijelaskan hanya eksistensi wujud materi yang tidak memiliki sifat personal-jauh dari gambaran Tuhan yang sebenarnya sebagaimana yang ada dlm buku petunjuk kitab suci
Cara berikut seperti yang tertulis dalam judul artikel dalam gambar diatas,padahal pada prinsipnya Tuhan itu TIDAK BISA DITELA'AH DENGAN HANYA MELALUI ASPEK FISIKA TAPI HARUS MELIBATKAN METAFISIKA.maka peran akal-rasionalitas dalam memahami Tuhan teramat sangat vital karena seluruh deskripsi sains tanpa peran akal mustahil bisa mewujudkan pemahaman thd Tuhan. dan karena akal adalah guide atau pengantar menuju ranah metafisis
Maka tidak keliru bila konsep agama wahyu menyatakan "tidak ada agama kecuali bagi yang berakal" artinya,bersains-mengandalkan sains saja tidaklah cukup untuk bisa memahami Tuhan.untuk memahami Tuhan secara akali maka argument argument akali
 harus dimainkan semisal yg dipelopori Aristoteles,Thomas aquinas dan para teolog klasik pada umumnya
Dan ini juga semacam kecerdasan Tuhan dalam mengkonsep manusia ciptaannya,Ia ingin manusia mengenal diriNya tidak melalui pengalaman inderawi semata karena peralatan inderawi ini hewan juga memilikinya dan dapat menggunakannya.Ia ingin manusia menjadi makhluk yg memiliki kualitas lebih melebihi hewan bahkan malaikat yaitu dengan menanam dalam dirinya software bernama "akal",sebuah alat berpikir yang membuat manusia bisa memikirkan serta memahami hal hal yang diluar pengalaman inderawinya yang sangat terbatas
Itu sebab betapapun maju sains-ilmu fisika-ilmu dunia materi maka ketika mereka-para saintis mencoba ikut menelusuri persoalan ketuhanan melalui dalil dalil serta metode sainstifik maka akhirnya selalu mentok pada deskripsi materialist yang kering dari gambaran adanya eksistensi sifat personal.karena untuk menjelaskan Tuhan secara substansial-sesuai hakikatnya-sesuai hal sebenarnya tentang Tuhan-sesuai petunjuk kitab suci,maka mau tak mau harus menghadirkan Tuhan secara personal
Dan yang tidak bisa dilakukan oleh fihak yang mencoba menelusuri Tuhan secara sainstifik semisal yang memposisikan Tuhan sebagai energi atau anti matter adalah menghadirkan Tuhan yg memiliki sifat personal