Sama dengan simpang siur informasi informasi terkait etnis Rohingya dulu maka masyarakat saat ini juga mungkin dibuat bingung dengan informasi yang beragam dan simpang siur tentang muslim Uighur di Turkmenistan timur, ada yang mengatakan begini-begitu, ada yang pro-kontra, ada yang mengatakan terjadi penganiayaan ada yang mengatakan semua baik baik saja
Termasuk informasi dari ormas keagamaan yang datang kesana juga cukup membingungkan karena kesan nya malah seperti berwarna warni-memberi penjelasan yang tidak seragam.sehingga masyarakat kadang dibuat bingung untuk menilai serta lalu menyikapi.
Nah menghadapi fenomena seperti itu sebenarnya ada opsi tersendiri bagaimana cara mengatasinya.dan ini sebenarnya bukan untuk satu dua kasus saja seperti kasus Uighur dan Myanmar tapi untuk berbagai kasus serupa yang sedang dan kemungkinan akan terjadi di masa datang termasuk mungkin untuk permasalahan yang dialami oleh tiap individu dalam kesehariannya
Kita harus menggunakan akal sehat !
Dan opsi terbaik dan sesuai akal sehat itu adalah : kita harus berupaya mencari sumber informasi yang paling otentik ! Dan sebagaimana juga kasus yang menimpa etnis Rohingya maka informasi terbaik tentang Uighur adalah ya dari masyarakat Uighur sendiri sebagai subyek yang mengalami dan dibicarakan!Â
Aneh, misalnya, kalau suara dari luar mereka malah didengar baik baik dan dipercaya tapi tak ada keinginan serta upaya untuk mendengar dari mereka sendiri
Dan seluruh foto serta gambar yang telah banyak beredar di dunia medsos yang berkaitan dengan masyarakat Uighur itu harus kita konfirmasikan kepada masyarakat Uighur itu sendiri sehingga kita dapat memperoleh penjelasan tentang kebenaran maupun ketidak benarannya
Artinya juga,salah satu jurus untuk menangkal hoax itu bukan mendatangi opini opini fihak luar tapi berupaya mendengar dari sumber aslinya yaitu dari subyek subyek yang mengalaminya sendiri !
Nah setelah prinsip mencari informasi dari sumber otentik ini kita pegang teguh maka yang menjadi masalah berikutnya adalah :Â
-bagaimana caranya agar kita dapat memperoleh informasi dari sumber pertama-subyek yang menjadi korban.apakah kita bebas untuk mendatangi mereka untuk memperolah informasi dari mereka itu ?