Bagaimana orang bisa masuk ke wilayah iman ? Jawabannya pasti beragam,sesuai pengalaman atau argumentasi yang mereka fahami atau kuasai.dengan kata lain ini dapat masuk wilayah subyektif
Tetapi apa makna ontologis dari 'iman' itu harus berupa konsep obyektif artinya konsep yang semua orang dapat menangkap serta memahaminya secara sama,bahkan atheis pun harus memahaminya agar jangan sampai gagal faham
Kaum atheis sering mengolok olok theis karena mempercayai sesuatu yang tak bisa mereka buktikan secara empirik,dalam berbagai perdebatan diantara mereka atheis selalu menantang theis untuk membuktikan secara empirik apa yang mereka percayai
Theis yang kurang ilmu mudah tertekan secata mental oleh provokasi mereka, tetapi theis yang menguasai ilmu dibalik apa yang mereka imani dan faham apa makna ontologis dari iman sama sekali tak akan terpengaruh dengan provokasi yang dipandang tanpa dasar pengetahuan metafisis tsb.
Pada dasarnya manusia masuk kedalam ruang iman sebenarnya adalah : karena mereka sadar bahwa manusia adalah makhluk terbatas dan karenanya tidak dapat menangkap realitas secara keseluruhan !Â
Dan artinya andai-kalau seluruh realitas dapat nampak secara empirik sehingga tak tersisa lagi wilayah gaib maka yang namanya iman otomatis akan hilang.
Sains sering bisa menyingkapkan hal hal yang semula mistery lalu menjadi fakta empirik yang diketahui publik,tapi harus disadari serta difahami bahwa kemampuan sains itu walau bagaimanapun serta sampai kapanpun akan selalu terbatas. tanpa dasar kesadaran terhadap sains seperti ini maka sikap orang terhadap sains dapat berlebihan dan sikap seperti itu dapat menjadi penghalang terhadap iman.dianggapnya sains adalah entitas superior yang dapat menyingkapkan segala suatu sehingga tak menyisakan ruang gaib lagi
....................
Andai apapun entitas gaib yang di deskripsikan kitab suci : Tuhan,malaikat, setan,sorga,neraka dlsb. dapat nampak atau ditampakkan secara empirik maka otomatis iman itu tak akan ada lagi.karena iman artinya percaya adanya entitas atau hal gaib dibalik yang fisik
Zaman dahulu kala misal adanya planet planet atau bentuk bumi bulat mungkin berupa kepercayaan tetapi ketika semua itu sudah disingkapkan oleh teknologi maka saat ini semua itu bukan lagi suatu kepercayaan
Jadi iman tumbuh di hati manusia yang yakin adanya realitas gaib dibalik realitas kasat mata.atau iman itu akan tumbuh selama manusia tahu-faham-yakin bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas dan mustahil dapat menangkap realitas secara keseluruhan sehingga konsekuensinya akan ada wilayah gaib dibalik wilayah empirik
Sehingga bila lalu atheis menuntut agar theis mbuktikan secara empirik apa yang mereka imani,nampaknya disamping sang atheis tak faham makna ontologis iman mereka juga tak faham epistemologi iman-tak faham argumentasi ilmiah bagaimana manusia bisa sampai masuk ke wilayah iman
Artinya, manusia masuk ke wilayah iman itu bukan sesuatu yang dapat >terjadi secara begitu saja tanpa argumentasi yang dapat manusia fahami. manusia masuk wilayah iman karena secara keilmuan-secara logika ada jalan ilmiah menuju ke arah itu
Atheis sering melecehkan iman-kepercayaan tapi mereka sendiri tak bisa menghadirkan keseluruhan realitas pada manusia,mereka misal tak bisa menghadirkan secara empirik apa yang manusia alami sesudah manusia mati
Jadi kalau atheis mempertanyakan makna iman maka coba saja tantang mereka agar menghadirkan keseluruhan realitas sehingga tak tersisa lagi ruang gaib maka otomatis iman akan bubar
Sederhananya,agama akan selalu ada-eksist sebenarnya selama sains belum atau tidak bisa menyingkap keseluruhan realitas yang berkaitan dengan kehidupan manusia semisal apa yang akan terjadi setelah manusia mati,siapa pencipta manusia,atau tak bisa memberi penjelasan metafisis yang memadai misal terhadap pertanyaan : apa hakekat kehidupan dlsb.
Kesimpulan lain :
Manusia masuk ke wilayah iman karena mereka tahu-faham dan yakin bahwa ada realitas abstrak-gaib dibalik yang empirik,sehingga bila ada atheis yang mempertanyakan keimanan mereka atau menuntut theis membuktikan secara empirik apa yang mereka yakini maka disamping itu kontradiktif maka tuntutan itu melenyapkan makna 'iman' itu sendiri
Mungkin kata theis terhadap atheis : bila yang kami imani itu dapat kami buktikan secara empirik maka untuk apa kami imani ?,kami meng imani sesuatu itu karena sesuatu itu tak dapat di hadirkan secara empirik,lalu mengapa anda ngotot menuntut kami agar dapat membuktikannya secara empirik ? ...Â
Nah argument diatas sekaligus mengungkap logical fallacy dari fikiran atheis yang selalu menuntut fakta empirik atas segala suatu termasuk atas hal-perkara yang di imani seolah semua hal-realitas itu bisa di empirik kan
..........