Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketika Orang Sudah Tidak Lagi Tertarik Bicara Kebenaran

14 Juli 2019   07:36 Diperbarui: 14 Juli 2019   13:55 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images :deviandrasandhika.wordpress.com

Itulah saat dimana kehidupan dunia akan segera berakhir atau saat saat menuju kiamat segera tiba.demikian nubuatan yang dinyatakan para nabi di masa silam

Artinya ada skenario situasional,desain kondisional yang membuat kehidupan mengarah pada pengakhirannya.intinya sebenarnya adalah ketika orang orang sudah tidak lagi tertarik memikirkan kebenaran

Ada berbagai sebab ketika manusia sudah tidak tertarik lagi dengan persoalan kebenaran

Pertama,karena orang sudah tidak tertarik lagi kepada hal hal yang bersifat metafisik dan artinya lebih orientasi memperhatikan hal hal yang bersifat fisik.lebih menyukai permukaan ketimbang kedalaman.tidak menyukai memikirkan hal mendalam semacam makna atau hakikat terdalam dari segala suatu karena terlena oleh hal hal yang bersifat lahiriah-material

Karena Kebenaran (dengan K besar) itu selalu berbicara tentang yang metafisik dibalik yang fisik,tentang yang abstrak dibalik yang lahiriah-material sebab itu memikirkan persoalan kebenaran memerlukan pemikiran mendalam dan salah satu kendala utamanya adalah bila orang sudah terlalu berasyik masyuk dengan hal hal lahiriah-material-nampak mata termasuk ketika filsafat serta ilmu pengetahuan sudah lebih diarahkan ke arah itu dan jalan menuju ilmu pengetahuan ke arah metafisis sudah banyak di tutup

Kedua,ketika persoalan kebenaran sudah di muarakan kepada hal hal yang tidak bersifat substansial atau bukan kepada substansi nya.misal sudah dimuarakan kepada keragaman atau kepada kebebasan individu

Contoh,ketika dua fihak berdebat soal kebenaran maka ada fihak ketiga yang menengahi sekaligus berupaya memuarakan apa yang diperdebatkan tadi kepada hal yang sebenarnya bukan substansi kebenaran.misal ia mencela perdebatan soal kebenaran dan lebih orientasi pada penghargaan tinggi terhadap keragaman pendapat.persoalan kebenaran pun lalu dimuarakan pada kebebasan berpendapat masing masing pribadi dan klaim kebenaran dari satu golongan sudah banyak di cela karena dianggap menghianati prinsip keragaman-kebhinekaan

Persoalan kebenaran pun lalu kehilangaan arah ketika Tuhan serta dalil dalil keilmuan sudah disisihkan demi penghargaan tinggi terhadap keragaman dan kebebasan individu.padahal substansi kebenaran itu bukan pada keragaman dan bukan pula pada individu individu.karena bila persoalan kebenaran sudah di muarakan pada keragaman dan kebebasan berpendapat maka kebenaran otomatis akan seperti menjadi banyak bisa sebanyak jumlah kepala manusia sedang menurut dalil keilmuan yang valid-rasional kebenaran itu hakikatnya harus dan hanya satu dan mengikat keseluruhan secara sama sehingga tak bisa diserahkan pada pendapat masing masing orang yang berbeda beda

Atau misal ketika pembicaraan masalah kebenaran yang bersangkutan dengan agama dimuarakan pada prinsip pluralime yang bersifat menyamaratakan dan mensejajarkan semua yang disebut 'agama' maka substansi kebenaran otomatis menjadi menghilang, itu karena kebenaran (dengan K besar) yang hakikatnya hanya satu dan hanya mungkin ada satu (walau 'infrastruktur' nya beragam-beraneka warna)

Menguatnya pandangan dunia atau worldview terhadap prinsip keragaman-kebebasan individu-prinsip HAM dan demokrasi yang lebih orientasi kepada hak-kebebasan manusia ketimbang prinsip mencari kebenaran sejati itu mungkin yang membuat konsep kebenaran sejati makin memudar atau makin gelap dalam alam fikiran umat manusia.padahal konsep demikian yang dahulu mati matian diperjuangkan oleh para nabi yaitu Tuhan yang satu dan otomatis kebenaran yang hanya mungkin ada satu juga

Artinya,orang tak terarik bicara kebenaran  (dengan K besar-sebagai suatu konsep Ilahiah yang berkonstruksi tunggal) secara mendalam-serius-sungguh sungguh karena konsep demikian sudah nampak samar,absurd,kelabu tertimbun pandangan pandangan atau prinsip prinsip 'manusiawi' semacam prinsip keragaman,pluralisme,hak asasi manusia,post truth,skeptisisme dlsb.yang makin menggejala

Dulu era para nabi masih mudah bicara kebenaran karena kebenaran masih 'hitam-putih',orang mudah membedakan mana benar mana salah,orang mudah sadar bila tersesat

Saat ini kendala ketika kita bicara kebenaran sudah teramat beragam,ada teramat banyak pendapat,cara pandang, prinsip,ideologi,isme,system filsafat, mazhab filsafat dlsb.yang semuanya 'manusiawi'-sebanyak kepala manusia. dimana ketika persoalan kebenaran di muara kan kesana kalau tidak menjadi absurd ya menghilang-bukan makin jelas dan terang benderang

Dengan kata lain, persoalan kebenaran akan memiliki bentuk konstruktif, berkonstruksi tunggal apabila dimuarakan pada Tuhan,tapi akan kehilangan bentuk konstruktif nya tersebut kalau dimuarakan pada manusia karena akan berubah menjadi berwarna warni

................

Kondisi demikian secara nyata juga telah terjadi dalam dunia filsafat.filsafat telah mencapai fase yang disebut sebagai 'era post truth'.di era filsafat kontemporer konsep 'kebenaran' dengan berbagai dalil klasik nya yang rasionalistik sudah tak lagi dibicarakan dan penghargaan terhadap kebebasan-pendapat pendapat pribadi itu yang lebih di tekankan

Dalil dalil atau prinsip hukum hukum logika ketat yang mengarah pada rumusan bentuk kebenaran tunggal yang sebenarnya sesuai atau relevan dengan semangat mencari kebenaran dalam ranah agama yang diwacanakan di era filsafat klasik itu (dan lalu melahirkan disiplin ilmu teologi) sudah tak di akui dan tak di bicarakan lagi di era kontemporer

Itulah ada banyak hal-kondisi-situasi yang berujung pada hilang atau memudarnya semangat manusia dalam mencari apa yang disebut agama Ilahi sebagai 'kebenaran sejati-hakiki'.suasana demikan terasa dan sangat terasa juga di Kompasiana dimana awal ketika saya masuk dan situasi saat ini sudah jauh berbeda,yang saya maksud adalah perhatian orang terhadap prinsip 'kebenaran'

Orang orang mungkin lebih melihat persoalan kebenaran lebih kepada sebagai pendapat pendapat pribadi yang tentu sangat mungkin berbeda satu sama lain ketimbang sebagai suatu yang berkaitan dengan grand konsep Ilahiah yang mengikat keseluruhan umat manusia secara sama.dan perdebatan soal kebenaran pun sering berakhir dengan pernyataan 'itu kan menurut pendapatmu',bukan dikembalikan pada substansinya yang adalah tentu di luar manusia-berkaitan dengan sang pencipta-Tuhan

.......

Rasul menubuatkan bahwa suatu saat dekat menuju kiamat nanti 'kitab suci hanya akan tinggal tulisan nya saja-ilmu pengetahuan diangkat'.makna nya adalah: pendalaman terhadap isi kitab suci makin menghilang,orang mungkin lebih familiar dengan kemerduan bacaan nya lalu di perlomba kan tapi essensi nya sudah tak lagi dibicarakan.

Orang melihat serta menilai agama pun lalu lebih kepada melihat aspek yang nampak secara lahiriah nya.kalau menyangkut agama islam maka yang lebih di lihat adalah pakaian nya, bahasanya, budaya nya atau unsur unsur manusiawi nya bukan unsur Ilahiah yang ada dibalik agama

Sehingga jangan heran kalau prinsip-cara pandang yang menyamaratakan serta mensejajarkan agama agama pun menjadi makin membudaya karena essensi- substansi agama sudah tak lagi menjadi fokus perhatian utama karena agama agama sudah lebih dinilai berdasar permukaan kulit luarnya semata

Dalam pandangan Tuhan,ketika orang orang sudah tak tertarik lagi mencariNya dan jalan jalan ilmiah menuju pemahaman terhadapNya sudah dirusak, sudah pada hilang,sudah tak di indahkan orang lagi bahkan sudah dicampakkan maka mungkin Tuhan melihat tak ada guna lagi kehidupan diperpanjang.karena misi Ilahiah semua dalam hal penciptaan dunia adalah agar ciptaanNya kelak dapat mengenalNya lalu mengikuti jalan jalanNya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun