Dan bila kita kembali kepada pertanyaan mendasar diatas maka ada banyaknya aliran dalam filsafat selain rasionalisme itu sebenarnya sudah cukup menjawab bahwa tidak semua dan tidak selamanya filsafat itu bercorak rasional dan karenanya tak harus selalu di identikkan dengan akal-dengan logika-dengan rasionalitas dan keliru kalau menganggap apapun yang datang dari dunia filsafat itu 'rasional' karena makna definisi 'rasional' adalah mengacu pada prinsip yang dibangun oleh hukum hukum berfikir formal yang disepakati dan dapat karenanya menjadi direkonstruksi akal siapapun yang ber akal sehat
Bahkan ranah filsafat sering menjadi tempat seseorang mencurahkan pemikiran pemikiran yang hanya merupakan pandangan pribadinya belaka bahkan kadang pandangan pribadi yang 'gelap'-mengerikan-menakutkan bagi orang lain
Atau bila seorang pemikir sudah lebih orientasi pada prinsip berfikir bebas-kebebasan individu-bukan lagi pada mencari kebenaran ala filsafat berdasar kaidah keilmuan formal maka pemikiran pemikiran bercorak spekulatif-subyektif sudah biasa kita lihat berhamburan dalam ranah filsafat
Maka saat itulah kita mesti waspada dengan filsafat,mesti ingat dengan petuah orang orang bijak yang mewanti wanti bahaya filsafat sebagai 'racun'
Mesti hati hati ketika mensintesiskan agama dengan filsafat atau merekonstruksi-membedah agama dengan wacana filsafat karena bila tidak menggunakan cara serta peralatan yang tepat maka bukannya menghasilkan rumusan yang benar-ilmiah-rasional malah bisa bisa agama menjadi rusak. tengok ketika Nietszhe membedah Tuhan,ia pakai cara apa .. sih
Sebab itu persentuhan,pertemuan, kolaborasi agama dengan filsafat bisa melahirkan iman tapi bisa juga sebaliknya, itu sebenarnya bergantung pada cara-peralatan-kacamata apa-yang bagaimana yang digunakan
Apakah fikiran fikiran para failosof era kontemporer masih rasional ?
Apakah nihilisme-skeptisisme dan simpulan simpulan 'gelap' itu hasil rumusan berdasar kaidah logika ?