Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Terimalah Nasihat Agar Kita Mengetahui Sisi Kebodohan Kita

4 Desember 2018   08:11 Diperbarui: 4 Desember 2018   10:17 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : youtubetvone

Apa arti ilmu ditangan seorang yang belum dewasa baik secara mental-moral-emosional atau intinya secara spiritual ? Atau bagaimana ia memperlakukan ilmu yang ada ditangannya ?

Itu bisa seperti senjata yang biasa digunakan oleh orang dewasa tetapi lalu ada ditangan seorang anak kecil yang belum bisa memilah bagaimana serta kapan senjata itu harus dugunakan serta terhadap apa sebaiknya senjata itu digunakan

Fikiran seperti ini muncul tiba tiba saat melihat perdebatan antara Habib Bahar vs Ali ngabalin di TV One semalam.Ali yang berniat menegur-menasihati Habib atas kesalahannya berkata kata kasar terhadap presiden yang dapat dikategorikan sebagai penghinaan.tapi apa yang terjadi,.. bukannya kesadaran akan kekeliruan yang muncul tapi sederet dalil dikeluarkan sebagai pembenaran atau kalau dilihat dari persfectif lawan : sebagai tameng untuk melindungi kesalahannya.yang dinasihati balik menasihati.sehingga yang terjadi bukan saling menyadari dan menyadarkan tetapi malah perdebatan tak berujung yang nampak lebih melibatkan emosi

Padahal inti persoalan terkait Habib bahar yang ramai diperbincangkan sebenarnya sederhana -sangat sederhana bahkan yang orang awam pun mudah memahaminya yaitu terkait adab-akhlak terhadap orang lain termasuk yang dianggap lawan atau musuh

Kalau menurut pandangan saya,bagaimana akhlak serta adab Rasul terhadap musuh musuhnya maka silahkan dipelajari sendiri dalam tarikh atau kalau memakai contoh lain dari para nabi-rasul apakah itu nabi Ibrahim-nabi Musa nabi Isa dlsb.ketika menghadapi musuh musuhnya maka mereka tetap memperlihatkan adab atau akhlak yang baik tidak mengumbar atau mengedepankan emosi tanpa kendali dengan perkataan yang tak patut untuk didengar.mereka menghadapi lawan lawannya dengan cara elegant-tetap memberi rasa hormat yang membuat lawan pun menaruh respek-rasa hormat terhadapnya.walau berujung dengan clash seperti nabi Musa vs Fir aun tetapi cara nabi Musa menghadapi Fir'aun akan selalu dikenang sebagai cara yang elegant dan brilliant yang mana itu bisa terjadi tentu karena beliau di bimbing oleh Tuhan bukan mengikuti gelegak emosi pribadinya belaka walau kemarahan pribadi terhadap Fir aun pasti bergelora dalam dadanya akibat perlakuan Fir aun terhadap bangsa nya yang sudah diluar batas perikemanusiaan itu

Demikian pula terhadap seorang yang memiliki kedudukan yang dihormati dimata publik seperti seorang presiden maka bagaimana menyampaikan kritik-ketaksetujuan atau bentuk perlawanan pandangan pasti ada adab adab nya tersendiri.mengumbar rasa marah yang diluar kendali malah hanya menjatuhkan marwah-citra diri sebelum mencapai tujuan

Selain para nabi sebagai cermin lain adalah para failosof yang walaupun sebagian tak bisa disebut golongan teis-beriman tapi mereka memiliki ilmu pengetahuan-pemikiran yang mumpuni dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki itu membuat mereka memiliki kualitas moral serta kestabilan emosi yang baik sehingga perilaku mereka tetap tidak diluar kontrol emosi dan itulah fungsi ilmu pengetahuan terhadap emosi melahirkan pribadi dengan moralitas  yang baik dan emosi yang terkendali

Tetapi itu adalah menurut pandangan saya pribadi tentunya yang bisa saya fahami secara maksimal hingga saat ini dan silahkan didalami soal benar-salahnya.karena bahkan saya tak keberatan untuk dipandang salah asal argumentasinya dapat difahami tentunya
......

Itulah,menasihati orang pintar atau orang berilmu kadang akan jauh lebih sulit ketimbang menasihati orang bodoh.maka kalau orang orang pintar-berilmu berkumpul serta berdiskusi tentang suatu atau banyak hal disebuah forum maka salah satu kemungkinan yang terjadi adalah perdebatan berkepanjangan tanpa akhir-bukan kesepakatan sebab masing masing akan cenderung mengeluarkan dalil dalil yang menjadi pijakannya masing masing

Ajari serta nasihati orang bodoh maka ia akan menyadarinya kebodohannya tapi betapa sulit menasihati orang pintar  atau yang merasa diri berilmu sebab yang akan terjadi terkadang adalah perdebatan yang berkepanjangan tanpa ujung

Nah sebab itu agar kita dapat menerima nasihat-masukan atau teguran orang lain sedang kita merasa memiliki banyak ilmu pengetahuan atau dikenal publik sebagai orang berilmu-ulama-intelektual maka ada baiknya kita menyadari bahwa kita ini pintar dalam satu hal tapi bodoh dalam hal lain,tahu dalam banyak hal tapi tidak tahu dalam banyak hal lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun