Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dokter Helmy Tembak Istri: Pintar Itu Tidak Identik dengan Cerdas

10 November 2017   07:43 Diperbarui: 10 November 2017   12:26 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya terkadang masih suka terkaget kaget apabila mendengar terjadi satu tindakan kriminal yang dilakukan oleh seorang yang katakanlah orang pintar atau orang yang berpendidikan tinggi, sebaliknya tidak terlalu heran bila itu dilakukan oleh orang biasa-orang awam dalam arti lain, orang yang kurang banyak mengenyam pendidikan dan itu ada sebabnya tentunya

Seperti berita yang saya dengar lewat TV tadi malam tentang terjadinya penembakan yang dilakukan oleh dokter Helmy terhadap isterinya sendiri, menurut informasi hal itu dilakukan karena dokter Helmy tak mau diceraikan oleh isterinya sendiri dan sebelumnya keduanya sering terlibat percekcokan

Peristiwa seperti itu pastinya dilatar belakangi oleh tensi emosi yang tinggi sehingga saya sempat berfikir ; apakah seorang se level dokter masih belum bisa bijak dalam mengendalikan emosinya serta tidak bisa membuat perhitungan matang perihal akibat akibat dari tindakannya itu misal ? Atau, apakah seorang pintar tidak bisa cerdas dalam mengelola persoalan kehidupannya ?

Karena dalam bayangan saya semula orang pintar itu identik dengan 'orang bijak' dan salah satu definisi maknawi dari 'orang bijak' adalah 'orang yang pandai dalam membuat pertimbangan dan perhitungan", dan karena orang pintar itu tentunya adalah orang yang memiliki banyak bahan sebagai sarana untuk menjadi bijak, artinya memiliki banyak instrument ilmu pengetahuan sebagai bahan untuk membuat banyak pertimbangan serta perhitungan matang. Bayangkan dengan orang awam yang tak banyak mengenyam pendidikan serta tidak banyak memiliki ilmu pengetahuan maka mereka memiliki lebih sedikit sarana untuk menjadi orang bijak. Walau tentu tidak sedikit orang awam atau yang kurang dalam hal pendidikan formal yang bisa bertindak atau berperilaku atau berfikiran bijak artinya pandai dalam membuat pertimbangan serta perhitungan matang ketika suatu persoalan pelik dalam kehidupannya mereka temui

Sebagai cermin-perbandingan, kita sering mendengar berita perihal tindak kriminal termasuk perbuatan asusila 'rendahan' seperti perbuatan cabul terhadap anak sendiri,perkosaan terhadap anak kecil dlsb. Yang dilakukan oleh orang orang awam yang kurang mengenyam pendidikan dan biasanya dalam benak kita mungkin masih tersirat fikiran 'memaklumi' karena kita seolah masih dapat memaklumi kalau orang yang kurang berpendidikan itu identik dengan orang yang tidak pandai dalam mengelola emosi-nafsu termasuk nafsu syahwat mereka termasuk tidak pandai dalam mengelola permasalahan hidup sehingga mereka mudah terjebak pada mengikuti emosi-nafsu yang sulit dikendalikan dan karenanya mungkin lebih banyak peristiwa kriminal serta asusila yang melibatkan orang kurang berpendidikan

Ya,memiliki banyak ilmu pengetahuan yang diantaranya diperoleh melalui jenjang pendidikan formal di lembaga lembaga pendidikan itu secara langsung tentunya sama dengan mengisi otak dengan kepintaran atau melatih otak untuk menjadi pintar karena untuk menangkap ilmu pengetahuan yang diajarkan disekolah memang memerlukan kepintaran dan 'pintar' memang identik dengn keterampilan otak manusia dalam memainkan fikiran alias 'berfikir'

Kita tahu kepintaran itu sering diparalelkan dengan sesuatu yang datang dari wilayah otak tetapi darimana sebenarnya datangnya kebijaksanaan dan mengapa untuk menjadi bijak itu memerlukan kecerdasan dan tidak cukup hanya dengan memiliki kepintaran ?

Dengan kata lain,ternyata pintar-kepintaran ternyata tidak identik dengan cerdas-kecerdasan,mengapa ? .. karena wilayah serta dimensi berfikirnya sudah berbeda.bila kepintaran identik dengan keterampilan  otak dalam berfikir maka kecerdasan adalah kemampuan berfikir yang mulai melibatkan hati.itu sebab untuk menjadi bijaksana seseorang perlu melibatkan hati dalam berfikir karena hati memiliki scope-dimensi-cara pandang yang jauh lebih luas ketimbang otak,dan karena bijak itu dilandasi kemampuan seseorang dalam berfikir cerdas

Kepintaran adalah level keterampilan otak dalam berfikir mekanistik, sistematik,matematik, kausalistik, analitik,sedang kecerdasan adalah kemampuan dalam membuat perhitungan serta pertimbangan yang lebih luas dari sekedar berfikir mekanis.kecerdasan juga artinya kemampuan manusia dalam mengelola kepintaran nya misal bagaimana kepintaran itu digunakan atau diarahkan atau dimanfaatkan.itu sebab untuk menjadi bijak itu tidak cukup hanya dengan memiliki level kepintaran tetapi harus sudah bisa mencapai level kecerdasan

Itu sebab banyak orang pintar atau orang yang memiliki suatu jenis ilmu pengetahuan atau yang mumpuni di suatu bidang keilmuan tetapi lebih sedikit lagi adalah orang bijak. Tidak sedikit orang pintar yang lalu menjelma menjadi penjahat atau bahkan monster yang menakutkan bagi masyarakat karena sifat jahatnya. Tetapi orang bijak tahu dan memiliki pertimbangan matang bagaimana menggunakan suatu ilmu pengetahuan untuk hal hal yang baik -benar serta menyejahterakan secara lahir batin tentunya

Dengan kata lain,cerdas itu adalah kemampuan berfikir yang berada diatas level pintar dan sifat bijak yang dibangun melalui kecerdasan dalam berfikir itu adalah salah satu bentuk level tertinggi dari kemampuan manusia dalam berfikir.orang pintar terampil dalam berfikir mekanis tetapi orang bijak cerdas dalam membuat pertimbangan serta perhitungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun