Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beda Charlie Chaplin dengan Charlie Hebdo

11 Januari 2015   05:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:23 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_389905" align="aligncenter" width="300" caption="Charlie chaplin dalam the great dictator.www.worth1000.com"][/caption]

....

Apa kira kira persamaan serta perbedaan antara Charlie chaplin dengan Charlie Hebdo (?) ....persamaannya mungkin adalah kedua duanya sama sama 'satiris'-pembuat satir,yang membedakannya adalah,satir Charlie chaplin nampak lucu abis,membuat orang pada tertawa,tanpa ada yang sampai marah marah,tersinggung atau apalagi sampai berniat membunuhnya,kehidupannya hingga hari tuanya juga adem ayem .sebaliknya penggiat Charlie Hebdo sebagaimana kita tahu hidupnya mungkin tidak bisa tenang dari berbagai ancaman dan lalu malah akhirnya dibabat habis oleh orang yang merasa tersinggung dengan satir satir yang dibuatnya, dan malah membuat banyak orang menangis,dan itulah kalau mengacu pada hukum kausalitas sebagai hukum kehidupan pasti,beda sebab yang diperbuat maka akan beda pula akibat yang di peroleh. Charlie chaplin mungkin masih akan dikenang orang dengan penuh simpati sampai sekarang entahlah kelak nanti dengan Carlie Hebdo,..apakah mereka kelak akan dipandang sebagai 'pahlawan kemanusiaan' misal ...(?)

Perbedaan lainnya adalah dalam hal moral,Charlie Chaplin nampak masih memiliki standar moral yang baik dalam membuat satir satirnya,ia tak merasa harus sampai terjerumus terlalu jauh kepada men satir kan orang orang yang dimuliakan oleh umat manusia seperti para nabi misal. ia pernah memparodikan Adolf hitler dalam film 'the great dictator' dengan cara yang unik-lucu tetapi cerdas serta memperlihatkan nilai seni tinggi ,dan kalau anda jeli maka kumis Charlie chaplin itu mungkin sebenarnya ditujukan untuk men satir kan Adolf Hitler (!) ..

Tetapi perhatikan sikap nya dalam mensatirkan orang,tidak sarkastik-tidak menyinggung perasaan orang lain,Charli chaplin juga sering men satir kan dirinya sendiri atau kehidupan orang orang papa-miskin tetapi bukan bernada mengejek atau merendahkannya tetapi sekedar melukiskan realitas kehidupannya.dan mengapa Charlie Chaplin berani mensatirkan Adolf hitler tetapi ia tak pernah mensatirkan para nabi misal,. disinilah letak standar moralitas  Charlie chaplin yang membedakannya dengan moralitas para penggiat Carlie Hebdo,ia tahu bahwa para nabi adalah orang orang yang dihormati dan dimuliakan maka ia tak men satir kannya karena hal itu ditengarai akan menyinggung perasaan umat beragama.tetapi kalau men satir kan Fir'aun,Abu lahab,pangeran Dracula,Hitler-Mussolini dlsb,misal.mungkin fikirnya, siapa yang bakal tersinggung (?) ..... satiris yang baik dapat memilih apa-siapa obyek satir nya,tidak main 'hantam kromo'

Dan coba kalau orang orang melihat  Adolf  hitler menjadi korban penyatiran mungkin mereka semua masih dapat tertawa,karena mereka dapat melihat siapa sang fuhrer itu,atau mungkin orang orang akan mafhum kalau orang seperti itu memang pantas untuk dijadikan bahan satiran,tetapi kalau para nabi di satir kan siapa yang akan menertawakannya kecuali mungkin kawan kawan sang penyatir itu sendiri ..

Artinya Charlie chaplin masih mengenal BATAS mana yang boleh dan mana yang tidak,mana yang baik dan mana yang buruk sehingga satiris semacam itu mungkin tak bisa dianggap sebagai beraliran 'liberalis' karena masih berpijak pada batasan benar-salah,baik-buruk,atau dengan kata lain masih memiliki batasan 'moral', tetapi zaman terus berubah dan semakin zaman menuju pengakhirannya ternyata sebagian manusia bukan makin beradab, ada segolongan manusia yang dalam bereksistensi tak mau lagi dibatasi oleh batasan benar-salah,baik-buruk versi apapun dan yang bagaimanapun lalu mereka meneriakkan slogan 'liberte'-'kebebasan', dan filosofi itu pula yang membingkai kegiatan para pengelola Charlie Hebdo

[caption id="attachment_390025" align="aligncenter" width="300" caption="www.santabanta.com"]

14209374152114033258
14209374152114033258
[/caption]

Itulah Charlie chaplin yang nampak lebih humanis ketimbang charlie hebdo,dan humanis (bukan humanisme yang berkonotasi memuja) masih dapat bersanding dengan agama,karena pada sisi tertentu agama juga menyisir problem humanitas.sedang liberalisme-atheisme akan cenderung berkonfrontasi dengan konsep Tuhan-ketuhanan-keagamaan

Yang jelas kini satir men satir orang kini sudah menjadi seni dan budaya sekelompok orang yang membingkai pandangannya dengan filosofi 'liberte' dimana benar-salah,baik-buruk bahkan menurut standar ukuran umum sudah tak mereka pedulikan lagi,dan apalagi menurut standar ajaran agama

Masalahnya adalah,ya kalau orang orang yang merasa tergelitik bersedia dapat bersabar melihat kiprahnya,tetapi siapa yang dapat menjamin bahwa dari fihak yang mereka gelitik itu tak ada yang marah sampai membabi buta misal (?) ... kebebasan tak selalu identik dengan 'kebenaran' malah mungkin suatu saat masing masing bisa saling berkontradiksi apabila manusia menggunakannya untuk hal hal yang salah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun