Saat berjalan menapaki lorong lorong waktu, sinar Rembulan membekas pada dinding yang membuat celah agar cahaya terang itu masuk
Rembulan, seolah bergeming pada embun embun dedaunan yang membawa sejuk haribaan.
Tidak ingin bergeming apalagi berdiam diri terpaku, sembari melanjutkan perjalanan ditengah asa pada rumah rumah kosong itu
Namun bagaimana bisa ku tepis perasaan ini jikalau kau masih begitu?
---
Demikian dan salam puisi. . . . . . . . .
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!