Mohon tunggu...
Izta Akmila
Izta Akmila Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga :)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Balap Liar Bantul, Yogyakarta

20 September 2013   13:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:38 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13796585551673063211

[caption id="attachment_280128" align="aligncenter" width="456" caption="balap liar"][/caption] BANTUL, Di Indonesia tentu kita sudah tidak asing dengan istilah balap liar, kini balap liar sudah menjamur di kota-kota besar khususnya di Jogjakarta. Balap liar ini terjadi karena kurangnya fasilitas area balap bagi para pemula untuk menjajal kebolehannya dalam memacu kendaraan. Bahkan joki(sebutan bagi pengemudi) yang terkenal di Indonesia seperti Exo Kodox dan Vp Mbotet berasal dari balap liar. Di situ lah para joki(sebutan bagi pengemudi) balap liar mulai berkarier dan berkarya untuk menjadi pembalap yang handal. Dan sekarang ini sudah banyak bengkel-bengkel modifikasi yang dapat menyulap motor standart harian menjadi motor balap dengan cara-cara tertentu. Hal ini tentu banyak diminati oleh semua kalangan khususnya anak muda karena disamping tidak perlu memenuhi persyaratan dan membayar biaya registrasi seperti apabila hendak mengikuti turnamen balap resmi. Para remaja tersebut juga sering menggunakan waktu luang mereka seperti di sore hari, tapi tidak jarang mereka juga menggelar aksi tersebut pada pagi hari sebelum matahari terbit(subuh). Tetapi yang terjadi, para pembalap liar ini seringkali menggunakan tempat-tempat umum, seperti di ruas jalan yang sepi maupun di halaman luar stadion sepak bola, yang tentu saja dapat mengganggu warga yang bermukim di sekaitar maupun warga yang sekedar melintasi lokasi tersebut. Saya melakukan investgasi langsung ke stadion Sultan Agung Bantul atau yang sering dikenal dengan stadion Pacar, yang biasanya digunakan untuk menggelar aksi balap liar.

Hampir setiap hari khususnya pada waktu sore sekitar pukul 16.00 stadion tersebut sudah mulai di padati oleh remaja-remaja yang hendak mengikuti aksi balap liar maupun yang hanya sekedar nongkrong sambil melihat. Mereka dengan bebas memacu kendaraan di area stadion. Akan tetapi hal tersebut sangat mengkhawatirkan, karena tidak adanya pengawasan dari yang ahli, aparat kepolisian pun tidak ada yang berjaga disekitar lokasi tersebut, resiko kecelakaan pun sangat besar dilihat dari sisi keamanan diri mereka sendiri, tidak ada satu pun alat pengaman yang digunakan oleh para pembalap liar tersebut, seperti helm, jacket, sepatu dan perlengkapan lain yang mendukung keselamatan. motor yang mereka gunakan pun hanya mengandalkan kecepatan dan modifikasinya tanpa memikirkan aman atau tidaknya kendaraan tersebut, bahkan banyak motor-motor yang tidak memiliki surat-surat yang lengkap. Yang lebih membahayakan adalah adanya anak yang usianya masih dibawah umur turut ikut menjadi joki(sebutan bagi penemudi) alasannya adalah berat tubuh yang tidak terlalu berat dapat membuat kendaraan berpacu lebih ringgan dan cepat dari pada dinaiki oleh orang dewasa.

Biasanya aksi balap liar ini diakhiri sekitar pukul 17.30. Sebelum para remaja ini membubarkan diri biasanya ditutup dengan acara taruhan atau yang sering disebut pinggiran. Hal ini dilakukan oleh dua pihak yang berlawanan dengan perwakilan salah satu dari masing-masing pihak. Ada yang bertugas menariki uang taruhan yang jumlahnya tidak ditentukan. Setelah itu, yang ditunjuk untuk mewakili kubunya mulai menjajal kecepatan motor atau sering dibilang (nyeting) sebelum melakukan adu balap. Setelah keduanya siap maka akan dimulai dengan komando dari teman-temannya, maka kubu yang memenangkan balapan tersebut akan mendapatkan uang taruhan tersebut dan dibagikan kepada pendukung kubu yang menang.

Hal ini tentu saja membutuhkan perhatian dari yang berwajib karena disamping membahayakan diri mereka sendiri juga kegiatan ini mengganggu masyarakat sekitar, sebaiknya ada pengamanan khusus untuk kegiatan ini untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan yang dapat berujung pada kematian akibat minimnya pengawasan dan keamanan, atau mungkin para pemula tersebut hendaknya dibuatkan arena sendiri agar tidak mengganggu fasilitas umum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun