Mohon tunggu...
Unnu Hartomo
Unnu Hartomo Mohon Tunggu... Wiraswasta bidang engineering -

Design engineer with mechanical engineering background.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selain Mall dan Kampus, Jogja Seharusnya Punya “Technology Center (TC)”

16 Februari 2016   08:48 Diperbarui: 16 Februari 2016   09:27 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

       Jogja telah terkenal sebagai kota pelajar, karena terdapat banyak sekolah di sana, terutama perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.  Setiap tahun, jumlah mahasiswa/mahasiswi perguruan tinggi terus bertambah. Bahkan setiap tahun banyak bermunculan lembaga pendidikan perguruan tinggi baru di seputaran Yogyakarta. Potensi inilah yang seharusnya dilirik oleh semua pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, sehingga Jogja bukan hanya terkenal sebagai kota pelajar, tetapi juga sebagai pusatnya hasil-hasil karya bermutu kelas dunia yang bermunculan, terutama sekali di bidang teknologi, yang bisa banyak memberikan sumbangan kemajuan bagi bangsa Indonesia.

      Kalau kita amati perkembangan perguruan tinggi secara umum, kebanyakan kampus di Jogja, walaupun tidak semuanya, hanya memfokuskan pada menciptakan lulusan-lulusan/alumni semata dan yang lebih memprihatinkan perguruan tinggi hanyalah sebagai suatu media komersial semata, tanggung jawab pihak perguruan tinggi hanya sebatas selama mahasiswa bersangkutan menempuh studinya, kalaupun ada, setelah mereka lulus, maka porsinya akan jauh berkurang. Seharusnya pihak kampus juga mengolah potensi-potensi muda ini agar semakin punya wawasan dan persiapan matang di masa depannya, tidak perlu muluk-muluk, mungkin sekitar setengahnya saja diolah potensinya maka pengaruhnya akan sangat besar bagi bangsa Indonesia. Jiwa muda dan idealisme yang dimiliki para mahasiswa/mahasiswi merupakan potensi luar biasa yang harus dikembangkan, ibaratnya mereka seperti suatu “bom”, bila tidak disulut maka potensi ini tidak akan menjadi suatu “ledakan” dasyat yang bisa mempengaruhi segala sesuatu di sekitarnya.

     Tulisan ini akan berusaha mencoba memaparkan suatu link yang hilang dalam jalur pencetakan manusia berpendidikan tinggi untuk mengeploitasi  potensi yang ada secara maksimal untuk lebih mandiri dan semakin memajukan bangsa Indonesia.

Visi dan Misi seorang Mahasiswa/Mahasiswi dan Perguruan Tinggi

      Mungkin kalau visi dan misi sebuah perguruan tinggi bisa mudah kita temukan pada promosi, internet, iklan ataupun brosur dari perguruan tinggi masing-masing. Walaupun terkadang hanya sekedar retorika/teori belaka, namun paling tidak sudah memiliki rumusannya.  Namun pernahkah kita menanyakan apa visi dan misi seorang mahasiswa /mahasiswi? Biasanya jarang ada seorang mahasiswa/mahasiswi punya visi dan misi yang “extraordinary“, bahkan mungkin mereka tidak mempunyai visi dan misi selama berada di perguruan tinggi, targert utama mereka biasanya, secepatnya lulus dengan nilai di atas rata-rata, mendapatkan pekerjaan yang bisa memberikan ketenangan dan kenyamanan dengan gaji mencukupi atau lebih (terutama menjadi PNS/Pegawai Negri Sipil) dan pada akhirnya bisa mendapatkan jabatan/posisi terhormat atau mengumpulkan uang/materi sebanyak mungkin untuk bisa memenuhi hidupnya ataupun jika mungkin bisa menaikan derajat kehidupannya, agar menjadi “lebih dihormati” di lingkungannya. “Dihormati” disini maksudnya adalah lebih kepada jabatan atau materi. Setelah target ini tercapai maka tercapainya ketenangan dan kenyaman hidup. Selanjutnya menjalani kehidupan dengan rutinitas, kemegahan dan kenyamanan.

     Secara umum budaya di Indonesia telah membentuk karakter seseorang menjadi seperti di atas, yaitu lebih menekankan kepada pencapaian “hasil”, bukan “prosesnya”. Hal inilah yang menyebabkan kurang dihasilkannya manusia-manusia yang kreatif dan inovatif dari perguruan tinggi di Indonesia. Semua berlomba-lomba menuju “hasil”, bahkan dengan segala cara yang secepat dan se-instant mungkin, yang bila diterjemahkan bebas adalah suatu pencapaian jabatan dan materi/harta benda, bukan “passion”. Passion adalah hasrat yang kuat untuk menjalankan/berproses dan mencapai hasil semaksimal mungkin dari apa yang kita cintai, dalam hal ini adalah bidang keilmuan dan kemampuan yang kita kuasai, bukan sekedar mencapai hasil atau asal jadi, tetapi mempunyai nilai keindahan dan kualitas yang bisa memberikan kepuasan bathin yang sangat luar biasa.  Passion inilah yang biasanya menjadi awal dari terciptanya karya bermutu tinggi yang bahkan bisa mendunia. Namun passion tidaklah melulu harus melakukan pekerjaan yang kita cintai, tetapi mengerjakan segala sesuatu melalui proses yang benar dan dengan sepenuh hati dan tidak asal-asalan/tidak asal jadi atau tidak asal tercapai hasilnya tanpa kualitas.

 Mengapa Technology?

      Mengapa tulisan ini lebih menitik-beratkan/fokus pada bidang teknologi? Tanpa mengecilkan bidang lainnya, karena semua bidang adalah memiliki potensi jika dikembangkan dengan konsisten dan terarah. Teknologi adalah sesuatu yang dinamis dan akan terus berkembang selama manusia yang terlibat di dalamnya terus kreatif dan ber-inovasi, ibaratnya teknologi adalah tubuh dan manusia adalah rohnya.  Teknologi pun mencakup hampir semua bidang, seperti: teknologi pertanian, teknologi kedokteran, teknologi penerbangan, teknologi industry, teknologi maritim dan sebagainya. Selain itu tidak ada batasan nilai dari suatu teknologi, selama teknologi yang dihasilkan semakin bermanfaat, sulit diproduksi, semakin canggih dan sangat dibutuhkan, maka harganya pun akan semakin tinggi, tanpa patokan harga yang tetap dan selalu akan semakin naik.

    Secara umum bila fokus pengembangan ada pada satu bidang teknologi  pun, akan juga bisa mempengaruhi bidang lainnya. Sebagai contoh: sebuah perusahaan manufaktur yang membuat suatu produk, maka di dalam perusahaan itu akan butuh banyak pekerja dari berbagai bidang. Semakin banyak dan canggih produk yang dihasilkan, maka akan semakin banyak pula membutuhkan berbagai bidang tenaga kerja, seperti: teknik sipil, teknik mesin, kedokteran, ekonomi, manajemen dan sebagainya. Semuanya bersinergi untuk menghasilkan suatu produk unggul yang kemudian mempunyai nilai jual jauh lebih tinggi melebihi harga bahan bakunya.  Pada akhirnya ketersediaan lapangan kerja dan pemasukan pajak dari kegiatan bisnis ekonomi ini akan selalu tersedia secara kontinyu. Semakin kreatif dan inovatif suatu perusahaan teknologi, maka akan semakin berkembang pula jenis produknya dan kapasitas produksinya akan terus bertambah, akan semakin terbuka luas pula ketersediaan lapangan kerja dan pemasukan pajak untuk pembangunan daerah di sekitarnya.

Technology Center (TC)

     “Technology Center (TC)”  adalah pusat teknologi untuk menghasilkan perusahaan-perusahaan baru (start- up) dan pengembangan produk-produk baru, terutama di bidang teknologi. TC menjadi sarana/fasilitas/inkubator bagi semua kalayak, individu maupun kelompok, terutama dari kalangan alumni dan civitas academia kampus/perguruan tinggi untuk saling bersinergi mengembangkan suatu technology yang dapat diproduksi dan dijual. Semua sarana penunjang  yang ada di TC ini haruslah lengkap dan di-support dari berbagai pihak terkait, terutama pemerintah daerah dan perguruan tinggi serta berbagai lembaga terkait.  Support yang disediakan bukan sekedar support finance semata, namun harus lengkap agar proses munculnya perusahaan-perusahaan baru yang memproduksi suatu produk atau teknologi baru pun bisa semakin lancar, mudah dan terarah.

     Mengapa perlu adanya TC di Yogyakarta? Beberapa hal umum berikut adalah alasannya:

  1. Perguruan tinggi atau kampus yang telah ada, kebanyakan focus utamanya hanya pada pencetakan alumni pencari kerja semata, bukan pada suatu hasil karya berkualitas tinggi. Kalaupun ada karya yang dihasilkan terkadang hanyalah karya biasa saja, namun digembar-gemborkan sehingga tampak luar biasa. Semuanya hanyalah untuk kebutuhan seremonial dan menaikan rating semata;
  2. Sebagian besar dosen dan pejabat berwenang di kampus hanya focus pada pengajaran semata, tidak pada pembentukan karakter mahasiswa/mahasiswi untuk dapat senantiasa menghasilkan karya-karya baru dan berkualitas di bidangnya, ibaratnya semuanya dilakukan tanpa passion, hanya sekedar rutinitas belaka;
  3. Kebanyakan pejabat-pejabat di kampus hanya focus pada pencapaian jenjang posisi jabatan yang strategis dan pemenuhan materi pribadi, bukan sepenuhnya menghasilkan karya-karya berkualitas dengan sepenuh hati, hanya sekedar pemenuhan kebutuhan dari permintaan kampus dalam berkarya untuk menunjang jenjang karir. Setelah terpenuhi tidak berminat lagi untuk terus menghasilkan karya baru berkualitas;
  4. Banyak perguruan tinggi sebenarnya telah cukup memiliki fasilitas (riset) memadai, tetapi kurang dimanfaatkan secara maksimal.

Berdasarkan alasan-alasan di atas inilah, maka perlunya didirikan “Technology Center (TC)” di daerah yang berdekatan dengan perguruan tinggi.  TC tidak harus dibawah naungan perguruan tinggi, bisa dibawah pemerintah atau suatu institusi independent, tergantung kebutuhan. Namun pengelola TC ini harus mampu membangkitkan passion dari para creator dan innovator dari dunia perguruan tinggi atau bahkan masyarakat umum agar bisa menghasilkan suatu terobosan produk berbasis teknologi, yang bisa diproduksi dan dijual, serta bisa menjadi cikal bakal banyaknya “start up” bermunculan.

      Apa saja yang dapat ditawarkan oleh suatu “Technology Center (TC)”? Beberapa hal umum adalah sebagai berikut:

  1. TC melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas, terutama perguruan tinggi, melalui berbagai media massa, baik konvensional maupun online, agar tertarik menghasilkan suatu produk teknologi baru dan membentuk start-up;
  2. TC menyediakan mentoring atau pembinaan bagi individu atau kelompok yang mempunyai ide atau konsep suatu teknologi yang bisa diproduksi dan dijual. TC akan membantu “start-up” untuk berkembang sampai bisa menjadi perusahaan yang mandiri;
  3. TC memberikan bantuan pemberian perlindungan hukum, terutama counseling masalah legalitas pendirian perusahaan, pengurusan perizinan produk, pengurusan paten dan lain sebagainya yang berhubungan dengan masalah perlindungan hukum;
  4. TC memberikan berbagai bantuan counseling di segala bidang lainnya, tergantung kebutuhan para start-up, seperti: bidang manajemen, bidang ekonomi, marketing, perumusan business plan dan sebagainya;
  5. TC mengadakan kompetisi untuk pembentukan “start-up”. Melalui kompetisi ini maka dapat dikumpulkan berbagai konsep dan ide suatu produk teknologi yang berasal dari individu ataupun kelompok;
  6. TC menyediakan fasilitas database, seperti link journal-journal ilmiah, daftar nama tenaga ahli dari berbagai lembaga, link referensi paten ke seluruh dunia dan sebagainya;
  7. TC membangun kerjasama dengan pihak perguruan tinggi dan berbagai lembaga di dalam maupun luar negeri untuk dapat menyediakan fasilitas pengembangan produk teknologi kepada para “start-up”, seperti: fasilitas riset, tenaga ahli, sumber referensi dan sebagainya untuk mempercepat proses pengembangan suatu produk teknologi;
  8. TC menjalin kerjasama dengan para investor atau bank untuk menyediakan financial support bagi para “start-up” yang membutuhkan dan punya produk teknologi unggul;
  9. TC bisa juga membantu para start-up merekrut pegawai yang dibutuhkan;
  10. Hal ini yang juga penting adalah TC menyediakan bilik-bilik kantor kecil di kawasan TC dengan fasilitas lengkap (telephon, fax, internet, database dan sebagainya). Fasilitas ini untuk para start-up, sehingga mereka bisa mempercepat proses pengembangan usahanya. Di sini adalah tempat sementara para start-up, setelah mereka berkembang dan mampu, maka para start-up ini harus keluar dari kawasan TC untuk pindah ke kantornya sendiri di tempat lain. Hal ini untuk memberikan tempat di kawasan TC bagi start-up lainnya;
  11. TC mempromosikan dan menyediakan database (juga official website) untuk para start-up yang ada di kawasan TC, sehingga memudahkan berkomunikasi bagi siapapun juga yang tertarik bekerja sama untuk membeli produk atau sekedar lisensinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun