Mohon tunggu...
Unnu Hartomo
Unnu Hartomo Mohon Tunggu... Wiraswasta bidang engineering -

Design engineer with mechanical engineering background.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun SDM Indonesia secara Bergotong Royong

12 Juni 2014   03:19 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:09 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14024825901771524624

Pendidikan merupakan salah satu pendukung kesuksesan setiap individu. Pendidikan memberikan wawasan pengetahuan yang lebih luas, ketrampilan di bidang tertentu dan cara berpikir yang sistematis untuk menunjang pekerjaan seseorang di masa depan, baik untuk bekerja pada orang lain atau perusahaan maupun berwiraswasta. Pendidikan merupakan modal dasar yang tidak akan pernah hilang dan akan terus berkembang selama individu bersangkutan dalam keadaan sehat. Namun pendidikan tidak selamanya mudah untuk diperoleh. Biaya dan kesempatan merupakan kendala utama yang masih sulit diatasi. Mungkin salah satu pemecahan adalah dengan beasiswa dari negara atau institusi lainnya untuk membantu individu kurang mampu tetapi cukup pandai. Namun tidak selalu sistem beasiswa ini adalah pemecahan terbaik. Terkadang beasiswa yang diberikan pun tidak tepat sasaran. Padahal seharusnya semua orang, baik yang kemampuan akademisnya biasa saja sampai yang pandai berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan bisa dibentuk menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, tanpa pengecualian apapun, sebagai bekal masa depan setiap manusia Indonesia.


Pada dasarnya setiap individu dianugrahkan Tuhan kemampuan untuk bisa mempelajari segala sesuatu. Kalaupun tidak memiliki bakat alami di bidang tertentu, paling tidak setiap individu ini bisa dibentuk untuk memiliki kemampuan tersebut sampai 80% dari kemampuan orang yang berbakat di bidangnya, di mana kemampuan ini cukup menjadikannya ahli dalam mengerjakan hal-hal penting di bidang yang digelutinya. Sangat sulit menilai individu hanya dari nilai akademisnya. Untuk dapat menilai individu secara utuh dan lebih detail maka penilaian harus dilakukan secara terus-menerus dan harus terlibat langsung dengan proses pembentukan atau pembinaan individu bersangkutan. Bimbingan dan keterlibatan langsung dalam pengembangan individu ini dapat memperbaiki kualitas SDM yang dihasilkan, baik pada karakternya dalam bertingkah laku maupun kecakapannya dalam bekerja.


Tulisan ini akan menguraikan suatu metode untuk membangun SDM Indonesia secara gotong royong dan bertanggung jawab , yaitu Metode Pendidikan Berantai (MPB). MPB sangat berbeda dengan sistem beasiswa dari negara atau institusi tertentu yang biasanya hanya monopoli untuk orang yang pandai di atas rata-rata secara nilai akademisnya, sedangkan MPB membuka kesempatan seluas-luasnya untuk setiap individu termasuk dengan kemampuan akademis yang biasa saja. Modal dasar untuk memperoleh pembiayaan melalui MPB ini adalah sikap tanggung jawab, disiplin dan gotong royong. Pembiayaan untuk peroses pendidikan dan sistem pembinaan MPB adalah dari anggota MPB, oleh anggota MPB dan untuk anggota MPB. Hanya modal dasar pembiayaan untuk memulai sistem MPB (pada awal sistem MPB berjalan) ini yang diperoleh dari luar anggota MPB. Setelah MPB berjalan maka modal pembiayaan akan selalu tersedia dan akan terus berrkembang menjadi besar, baik dana maupun anggota yang dibentuk melalui MPB ini dan SDM handal yang dihasilkan.


Pada dasarnya MPB menyediakan dana pendidikan untuk para anggotanya yang telah diseleksi untuk dibiayai pendidikannya dan dibentuk menjadi SDM yang sangat handal dan bisa bersaing secara global sesuai dengan bidangnya. Anggota MPB yang sedang berproses, diwajibkan untuk memfokuskan hanya menjalankan pendidikannya dan membentuk dirinya menjadi SDM yang sangat handal, dengan biaya pengeluaran selama pendidikan sepenuhnya ditanggung oleh manajemen MPB. Metode utama yang digunakan adalah beberapa anggota yang telah sukses dibentuk dan dibiayai melalui MPB ini memiliki komitmen dan tanggung jawab untuk membiayai dan membina beberapa anggota lainnya yang lebih banyak jumlahnya dan berada satu tingkat di rantai di bawahnya. Anggota MPB yang telah sukses inipun sebelumnya dibiayai oleh para anggota yang jumlahnya lebih sedikit dan berada satu tingkat di rantai atasnya. Bagaimanakah para anggota di tingkat di rantai atas dapat membiayai para anggota di tingkat rantai bawahnya?


Para anggota MPB memiliki komitmen untuk secara disiplin dan bertanggung jawab akan membentuk dirinya menjadi SDM yang sangat handal dan memiliki visi dan misi yang jelas untuk di kemudian hari dapat menjadi individu yang sukses untuk bekerja ataupun berwiraswasta dengan penghasilan atau gaji yang memadai. Sebagian dari penghasilan ini akan digunakan untuk membiayai anggota MPB baru yang berada di tingkat rantai bawahnya. Tanggung jawab pembiayaan ini hanya untuk satu tingkat di rantai bawahnya. Setelah itu estafet pembiayaan akan dilanjutkan oleh tingkat rantai berikutnya. Proses ini akan terus-menerus berlangsung. Jumlah anggota MPB akan terus berkembang karena para anggota di satu tingkat rantai tertentu akan membiayai satu tingkat di rantai bawahnya dengan jumlah anggota MPB yang lebih banyak. Contohnya model 4-6, maksudnya 4 anggota MPB di satu tingkat tertentu akan membiayai 6 anggota MPB satu tingkat di rantai bawahnya. Model ini bisa 3-4, 3-5, 4-5, 5-6, 5-7 dan sebagainya tergantung kesepakatan.

[caption id="attachment_310735" align="alignnone" width="931" caption=""][/caption]

Penyeleksian anggota baru MPB dilakukan berdasarkan kesanggupan dan kesiapan setiap individu yang tertarik untuk berkomitmen menjalankan proses secara disiplin dan bertanggung jawab. Bila nilai akademis calon anggota MPB biasa saja, maka individu ini harus berkomitmen untuk menjalankan pendidikan secara lebih serius selama menjadi anggota MPB untuk membentuk dirinya menjadi SDM yang sangat handal. Anggota baru MPB akan menempati tingkat rantai di bawah tingkat rantai anggota MPB yang telah sukses menjalankan proses MPB ini. Seterusnya setelah anggota baru MPB ini berhasil di masa yang akan datang, maka mempunyai kewajiban untuk membiayai anggota baru MPB satu tingkat rantai di bawahnya, yang akan direkrut di masa yang akan datang secara bergotong royong dengan anggota MPB lainnya yang juga telah berhasil.


Pembiayaan manajemen MPB akan ditanggung oleh anggota MPB yang telah sukses (sumber primer) dan jika ada, donatur dari luar (sumber sekunder). Proses pendidikan melalui MPB ini akan diawasi secara ketat sehingga dapat menghasilkan SDM yang benar-benar handal dan bisa berkompetisi secara global dalam mencari lapangan kerja di masa depan setelah menyelesaikan pendidikannya. Pengawasan akan dilakukan secara kolektif oleh seluruh anggota MPB. Namun anggota MPB yang telah berhasil, bertanggung jawab untuk mengawasi anggota MPB satu tingkat di rantai bawahnya. Setelah anggota MPB di rantai di bawahnya ini berhasil, maka tanggung jawab ini akan selesai. Estafet tanggung jawab ini akan dilanjutkan oleh anggota MPB di tingkat rantai bawah tersebut.


Walaupun tanggung jawab ini telah selesai, namun setiap anggota MPB bisa membantu anggota lainnya yang membutuhkan, terutama bantuan pemikiran dan pembinaan anggota MPB lainnya yang sedang berproses. Untuk itu pihak manajemen MPB akan membuat database khusus secara online dan uptodate yang terdiri dari seluruh anggota MPB, baik yang telah berhasil maupun yang sedang berproses. Bila dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu masalah, maka bisa menghubungi anggota MPB yang memang bisa membantu dan memiliki kemampuan yang sesuai. Contoh kasus: ada anggota MPB yang sedang menjalani pendidikan memiliki kesulitan dalam menyelesaikan study kasus di bidang kimia, namun anggota MPB di tingkat rantai di atasnya tidak bisa membantu, maka bisa menghubungi anggota MPB lainnya yang memiliki kemampuan tersebut.


MPB lebih memfokuskan untuk pendidikan perguruan tinggi. MPB ini bukan memberikan pendidikan secara langsung, namun bekerja sama dengan universitas-universitas yang ada di dalam negeri maupun di dalam negeri untuk memberikan pendidikan terbaik kepada setiap anggota MPB. Pembiayaan akan dilakukan sepenuhnya oleh manajeman MPB, dengan sumber pendanaan utama dari para anggota MPB yang telah sukses mendapatkan pekerjaan dan telah berpenghasilan secara gotong royong. Pengawasan akan dilakukan secara ketat, sehingga para anggota MPB yang sedang berproses selalu serius dalam menjalankan pendidikannya, karena mereka juga memiliki tanggung jawab terhadap dirinya dan anggota MPB di tingkat rantai bawahnya. Manajemen MPB juga harus memberikan kesempatan kepada para anggota MPB untuk mengembangkan kemampuannya melalui institusi di luar lembaga pendidikannya, misalnya untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggris, maka MPB dapat juga membiayai kursus yang dibutuhkan. Konferensi antar anggota MPB akan secara berkala diadakan untuk menilai kinerja MPB secara keseluruhan.


Aturan-aturan perlu ditetapkan sesuai dengan situasi dan kondisi dari proses, tingkat dan tempat pendidikan, misalnya aturan untuk pendidikan S1, S2 dan S3. Aturan yang telah dibuat harus dijalankan oleh setiap anggota MPB dan diawasi secara ketat oleh semua anggota MPB. Contohnya: aturan mengenai sosialisasi anggota MPB perlu diawasi, anggota MPB harus tetap menjaga keseriusannya dan kondisi mentalnya untuk berkonsentrasi menjalankan pendidikan tanpa terbagi dan harus berkomitmen untuk membentuk dirinya menjadi SDM yang sangat handal selama masa pendidikannya sampai berhasil dan kelak mendapatkan pekerjaan yang terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun