Mohon tunggu...
Sugianti
Sugianti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Do'a, usaha,sabar dan tawakal. Lalu...biarkan takdirmu bekerja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Fitnah

18 Maret 2023   22:24 Diperbarui: 18 Maret 2023   22:30 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panah meluncur secepat kilat

Menancap, menghujam segumpal darah pekat

Ujung matanya berkilat bertirai sayu muslihat

Lengkung busur sinis nan manis, berpeluk dalam mufakat

Caci bertopeng ratap mengalunkan melodi yang memikat.

Aku,

Tegar meyakini Rakib Atid yang telah tentu

Diam menerima segala lakon yang berlaku

Menikmati paragraph luka yang telah candu

Kelak...

Saat tak ada lagi makar yang mampu mengelak

Kan kupinta penawar pada Sang Pemilik Kehendak

Kota cengkeh, 18 Maret 23

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun