Mohon tunggu...
Maiton  Gurik
Maiton Gurik Mohon Tunggu... Relawan - Pengiat Literasi Papua

| Bebaskan Gagasan |

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Negara, Kami Sudah Sekolah

22 September 2019   22:02 Diperbarui: 22 September 2019   22:35 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

SAYA ingin mau cerita singkat tentang saya yang lalu, kemarin dan hari ini. Saya dilahirkan dari seorang Ibu Weyagwe yang cantik, tangguh, kuat, berani dan murah hati. Sedangkan Ayah seorang yang tidak kalah ganteng dengan saya, cakap, lemah lembut, suka humor dan tidak tahu marah.

Saya dilahirkan dengan kondisi fisik cacat gagap suara. Sewaktu saya disekolah dibangku studi SD sampai SMP saya ditertawain oleh beberapa teman-teman kelas saya, karena suara saya yang gagap dan tidak bisa mendengar dengan jelas, saat itu.

Di sekolah saya anak yang tidak dianggap di mata teman-teman sekolah dan teman-teman main.

Sesudah tamat SMP lanjut SMA dan lulus, saya merasa tidak layak untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi (kuliah), walaupun disekolah saya sering mendapatkan juara olimpiade sains antar se-SMA di Kota Wamena, saat itu. Namun, tetap saja saya merasa rendah diri, pesimis, minder, berlapis malu dan pokoknya saya merasa tidak dianggap orang yang punya masa depan dimata teman-teman dan orang-orang dekat di sekitar saya.

Setelah lulus SMA tahun 2009, saya tetap memutuskan untuk tidak lanjut kuliah karena saya berpikir kalau saya ke kota orang pasti lebih tidak dianggap, ditertawain dan dibuli sana-sini karena suara saya yang kedengarannya tidak jelas dan bahasa Indonesia juga dikit kaki-kepala membuat mereka pasti tersiksa dan emosi dalam perbincangan soal apapun, termasuk urusan diskusi-diskusian. Saya sudah meyakini itu.

Lalu, dua minggu kemudian, saya merasa gelisa, ganas, emosi dan campur aduk bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak teringat semua pembulian orang terhadap kondisi saya. Semua yang saya mengalami itu, satu pun saya tidak pernah cerita ke orang tua saya dan semua keluarga saya, termasuk kakak sepupu saya (TY) bahkan yang lain -- cuman Tuhan dan saya saja yang tahu.

Tiga minggu kemudian, saya berkunjung ke perpustakaan daerah di Kota Wamena Kabupaten-Jayawi Jaya dan saya mendapatkan sebuah buku biografi tentang sosok Abraham Lichon (Presiden AS ke-16) dan Nelson Mandela (Pejuang Politik Apartheid Afrika Selatan). Lalu, saya pinjam dan mencoba menghabiskan waktu untuk baca tetapi tidak semua halaman yang saya baca, cuman ada beberapa halaman dan point-point penting saja yang saya buka dan baca.

Dari dua buku yang saya baca, saya mendapatkan sebuah kata-kata motivasi dari salah satu buku biografinya Abraham Linchon dengan tulisan yang sangat termotivasi bagi saya yakni: "saya adalah seorang pejalan kaki yang tidak pernah kebelakang". Ketika membaca kutipan itu, saya merasa ada semangat baru yang saya dapati dan menyadari bahwa saya memang orang gagap suara yang tidak boleh mundur ke belakang.

Maju adalah jalan satu-satunya yang saya pilih, saat itu. Bahkan dengan bacaan itu, saya merasa ada sesuatu yang benar-benar memperlihatkan dan menunjukkan kepada diri saya, salah satunya apa yang disebut dengan 'HOBI' itu saya menemukan disana - hobi yang Tuhan taruh dan kasih dalam diri saya ternyata; BACA.

Kedua buku biografi tersebut, buku pertama yang saya baca dalam hidup saya.

Singkat cerita, dari situ saya memilih untuk harus berangkat kuliah di Kota Jayapura walaupun dengan sedikit takut, malu dan tidak percaya diri. Sampai tiba di Jayapura, kampus pertama yang saya pilih dan ikut tes seleksi di Universitas Cenderawasih (Uncen), namun sayang saya tidak diloloskan oleh pansel dan pihak kampus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun