Mohon tunggu...
Ufqil mubin
Ufqil mubin Mohon Tunggu... Jurnalis - Rumah Aspirasi

Setiap orang adalah guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kapan HMI Cabang Kukar Terbentuk?

13 Agustus 2018   16:53 Diperbarui: 13 Agustus 2018   17:10 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ada perbedaan keterangan dari beberapa narasumber yang kami wawancara terkait awal mula pendirian Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kutai Kartanegara (Kukar)---dulu namanya HMI Cabang Tenggarong. Ada yang menyebut pada 1989. Ada pula yang berkeyakinan pada 1992. Keduanya punya argumentasi dengan dasar yang memadai. Pagi ini, Senin (13/8/2018), saya berkesempatan mewawancara salah seorang pelaku sejarah yang melatari pembentukan HMI Cabang Kukar, Mursidi Muslim.

Beliau berpendapat, HMI Cabang Kukar pertama kali dibentuk pada 1989. Pendapat ini tentu saja mempunyai alasan yang cukup kuat. Sebab merujuk pada dokumen di sekretariat, kala itu yang kami kumpulkan bersama tim yang dibentuk untuk menulis sejarah organisasi ini---saat Ramadhan menjadi ketua umum---Suroto, salah satu tokoh yang pertama kali memotori pendirian organisasi ini, menjadi Ketua Umum HMI Komisariat Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta), pada periode 1992. Apa artinya?

Proses perubahan menjadi komisariat penuh membutuhkan waktu yang cukup lama. Setelah diadakan latihan kader (basis training), atau ada anggota yang berasal dari daerah tertentu, tidak lantas dapat didirikan komisariat. Butuh persyaratan khusus, setidaknya terdapat anggota penuh. Jumlahnya bisa 200 anggota atau kurang dari itu. Bergantung syarat yang ditentukan dalam konstitusi HMI.

Pada medio 1992 organisasi ini berdiri sebagai komisariat penuh di Kukar. Dapat dipastikan, dua atau tiga tahun sebelumnya, sudah terjadi "gelombang" perkaderan yang hilir mudik dilakukan para penggerak organisasi. Satu di antara training yang menjadi cikal bakal pendirian HMI di Kukar yakni basic training pertama yang dilaksanakan di Merandai, Kecamatan Loa Janan, Kukar. Kala itu, latihan ini, diikuti oleh tiga orang: Rahmawati, Suroto, dan Sopiar---pada kesempatan lain, saya akan mengupas cikal bakal pelaksanaan training ini. Artikel ini hanya mengkhususkan pada proses pendirian cabang. Pada 2013, kami pernah mewawancara Rahmawati. Terungkap, setelah latihan dasar pertama yang mengikutsertakan mahasiswa Islam dari Unikarta tersebut, berturut-turut diadakan basic training. Dengan itu pula, pra syarat pembentukan cabang penuh dapat terpenuhi. 

Tahapan perkembangan organisasi ini terbilang sistematis dan berjenjang. Sebab pada tahun berikutnya, seiring berkembangnya komisariat di Unikarta, di kampus tersebut dibentuk koordinator komisariat (korkom). Kala itu, komisariat penuh yang sudah terbentuk yakni HMI Komisariat Fakultas Ekonomi, HMI Komisariat Fakultas Pertanian, hingga HMI Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Pada tahun 1993 sampai 1994, Agus Syarif ditunjuk sebagai Ketua Umum HMI Korkom Unikarta.

Organisasi ini terus mengalami perkembangan. Penolakan yang sebelumnya sempat didengungkan beberapa tokoh di Kukar, berubah menjadi penerimaan, bahkan sebagian tokoh yang awalnya getol menolak kehadiran HMI, ikut menyukseskan perkaderan di tubuh organisasi yang menghimpun mahasiswa Muslim tersebut--selengkapnya akan kami bahas topik ini di artikel berikutnya.

Dua tahun setelah organisasi dipimpin Suroto, sebagai ketua umum komisariat, tepat pada 1994, terjadi peningkatan status menjadi HMI cabang persiapan. Pada saat itu, Suroto diangkat kembali menjadi ketua umum. Apa alasannya? Tentu saja sebagai organisasi yang baru saja dibentuk, jumlah anggota masih sangat minim. Atau merujuk pada keterangan Mursidi, kala itu Suroto masih menjadi kader militan yang menjaga eksistensi organisasi.

Mursidi menyebut, saat pertama kali dibentuk, HMI Cabang Tenggarong berinduk pada HMI Cabang Samarinda. Apa alasan pembentukan organisasi ini di Kukar? "HMI kan organisasi kader. Jadi harus ada pembentukan cabang baru. Supaya organisasi terus berkembang," demikian Mursidi memberi penjelasan. Tentu saja, dengan begitu, organisasi induk memiliki kewajiban untuk mengembangkan organisasi melalui serangkaian perkaderan. Caranya? Diadakan training, kajian, dan kegiatan-kegiatan internal hingga eksternal organisasi. Namun di atas semua itu, basic training adalah bagian terpenting dalam memproduksi anggota organisasi. Sebab hanya dengan cara itu, mahasiswa bisa menjadi anggota HMI.

Masih menurut anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) itu, semangat pengkaderan melalui ekspansi organisasi cukup massif kala HMI terbentuk di Kaltim. Badan Koordinasi (Badko) HMI, masih berbentuk Kalimantan. Belum berkembang seperti sekarang. Badko tersebut meliputi Kaltim, Kalimantan Tengah (Kalteng), dan Kalimantan Selatan (Kalsel). Sementara Kalimantan Barat (Kalbar), masih berinduk pada Jawa Barat.

Badko Kalimantan, tidak berpusat di Samarinda. Melainkan di Banjarmasin, Kalsel. Pun demikian dengan cabang. Tidak semua kota atau kabupaten telah terbentuk organisasi setingkat cabang. Saat itu di HMI Badko Kalimantan, cabang penuh antara lain Samarinda, Palangkaraya, Balikpapan, Banjarmasin, dan Banjarbaru.

Pada 1995, tepatnya lewat Kongres HMI kedua puluh di Purwokerto, Mursidi yang saat itu menjadi Ketua Umum HMI Cabang Samarinda, ikut menjadi peserta kongres. Pada kongres itu pula, dari cabang persiapan, HMI Cabang Tenggarong ditetapkan sebagai cabang penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun