Mohon tunggu...
Ufqil mubin
Ufqil mubin Mohon Tunggu... Jurnalis - Rumah Aspirasi

Setiap orang adalah guru

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Dita Oepriarto, Aman Abdurrahman, dan Abu Bakar Ba'asyir dalam Sorotan

18 Mei 2018   05:45 Diperbarui: 18 Mei 2018   05:50 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hingga pagi ini (15/5/2018), rakyat Indonesia masih berduka dengan beragam bom bunuh diri secara beruntun yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo. Puluhan nyawa yang tidak berdosa menjadi korban di balik kebengisan teroris yang melakukan bom bunuh diri di lima lokasi berbeda.

Belakangan, beredar sejumlah informasi yang menyebutkan bahwa bom bunuh diri yang menghebohkan tersebut didalangi Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Indonesia. Sebuah organisasi terstruktur yang beberapa tahun terakhir menjadi buah bibir karena aksi teror yang dilakukan anggotanya.

JAD mulai mendapat sorotan serius di Indonesia sejak pemboman pada Januari 2016 di pusat perbelanjaan Sarinah, Jalan MH Tamrin, Jakarta. Adalah Muhammad Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan dan Muhammad Ali yang menjadi otak di balik pemboman tersebut. Keduanya diketahui masih aktif sebagai anggota JAD.

Di bulan Juli 2016, bom bunuh diri terjadi di Markas Kepolisian Resor Kota (Mapolresta) Surakarta, Jawa Tengah. Tak lain pelakunya yakni Nur Rohman. Orang dekat Bahrun Naim. Keduanya pernah satu organisasi di Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara (JADKN).

Pada November 2016, JAD kembali dituding sebagai dalang bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda. Dari informasi yang dikumpulkan kepolisian, ditemukan barang bukti bahwa pelaku berafiliasi dengan organisasi JAD yang juga jaringan organisasi teroris internasional Islamic State Irac and Syiria (ISIS).

Tak berhenti sampai di situ, aksi super ekstrimis yang dilakukan kelompok JAD masih terus berlanjut. Tercatat pada Juli 2017, terjadi bom panci di Bandung. Adalah Agus Wiguna, pemuda yang berumur 22 tahun menjadi pelaku di balik teror tersebut. Di hadapan kepolisian, dia dengan yakin menyebut bahwa teror yang telah dilakukannya bagian dari "jihad".

Terakhir, di pertengahan Mei 2018, bangsa Indonesia dikejutkan dengan sejumlah bom bunuh diri yang melibatkan satu keluarga. Mereka adalah Dita Oepriarto dan Puji Kuswati beserta keempat anaknya Yusuf Fadhil, Firman Hali, Fadhila Sari, dan Famela Rizqita. Akibat aksi teror ini, sebanyak 18 nyawa dan puluhan luka-luka menjadi korban dalam aksi pemboman di Gereja Santa Maria, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Sawahan.

Siapa sebenarnya Dita? Menurut fakta yang diungkap aparat kepolisian, tercatat ayah empat anak itu sebagai Ketua JAD Surabaya. Ia punya hubungan dekat dengan Aman Abdurrahman, pimpinan JAD Indonesia yang kini mendekam di tahanan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Terdapat dua perspektif yang berbeda terhadap awal mula kehadiran JAD di Indonesia. Ada yang menyebut pertama kali dibentuk pada 2014. Ada pula yang mengungkap pembentukannya dimulai pada 2015. Namun yang paling mendekati kebenaran adalah pada 2014. Mengapa? Sebab pada tahun berikutnya, terjadi pemboman yang dilakukan Ahmad Sukri dan Ichwan Nurul Salam yang tak lain anggota JAD.

Hingga kini, JAD masih dipimpin Aman Abdurrahman. Salah satu otak terorisme di beberapa wilayah di Indonesia. Dia pernah sesumbar bahwa JAD tidak memiliki kaitan dengan ISIS. Namun dengan bangga menyebut organisasi yang dipimpinannya mengakui kepemimpinan Abu Bakr al-Baghdadi selaku pimpinan ISIS. Bahkan secara terang-terangan menyerukan pada umat Islam supaya berbaiat kepada pimpinan organisasi teroris internasional tersebut.

Otak terorisme Indonesia yang lahir di Sumedang 5 Januari 1972 itu pernah beberapa kali keluar masuk penjara karena dianggap sebagai dalang terorisme di Indonesia. Dia pernah satu penjara di Nusakambangan dengan pimpinan Jemaah Ansharut Tauhid (JAT), Abu Bakar Ba'asyir.

Bersambung.......

Samarinda, 15 Mei 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun