Nafi'atus Sa'adah/Ufi Saraswati, M. Hum./Suparman-Gedongsari, Jumo, Temanggung (28/11)- Pada minggu keenam mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Gedongsari, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung melakukan salah satu program kerja yaitu " Pelatihan Pembuatan Ikat Celup dalam Meningkatkan Produk Ekonomi Kreatif".
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Balai Desa Gedongsari dan diikuti oleh kader ibu-ibu PKK. Pemilihan program pelatihan pembuatan shibori dengan dasar  untuk meningkatkan ekonomi kreatif desa melalui pengelolaan produk rumah tangga. Potensi tersebut dimanfaatkan oleh mahasiswa UNNES Giat 3 di Desa Gedongsari agar melahirkan UMKM baru yang akan meningkatkan pendapatan desa.
Celup ikat adalah kain tradisional Indonesia yang motifnya diperoleh melalui teknik pencelupan rintang di mana lipatan, ikatan, lilitan berfungsi sebagai perintang masuknya zat warna ke dalam serat. Sama seperti batik, teknik celup ikat disebut juga resist dyeing atau pencelupan rintang. Bila batik menggunakan malam sebagai perintang, celup ikat menggunakan ikatan, lipatan, dan lilitan untuk merintangi masuknya zat warna pada bagian motif yang diinginkan tidak berwarna. Motif dari pewarna ikat celup ini mirip dengan batik, sehingga seringkali disebut batik shibori. Namun pengerjaan batik shibori lebih mudah dan sederhana dibandingkan batik tulis.
Dalam pelaksanaan program pembuatan ikat celup menggunkaan dua pewarna yang berbeda yaitu pewarna remasol dan warteX-D. Untuk pewarna remasol digunakan dalam kain katun dan  pewarna warteX-D khusus digunakan untuk kain berbahan polyester. Pembuatan ikat celup di Desa Gedongsari, hal yang pertama dilakukan yaitu pemaparan materi tentang ikat celup dan dilanjutkan dengan praktikum langsung.
Diharapkan dengan mengikuti pelatihan celup ikat ini dapat meningkatkan kualitas dan keterampilan serta meningkatkan pendapatan warga Desa Gedongsari untuk meningkatkan produk ekonomi kreatif.
