Mohon tunggu...
setiadi ihsan
setiadi ihsan Mohon Tunggu... Dosen - Social Worker, Lecturer.

Menulis itu tentang pemahaman. Apa yang kita tulis itulah kita.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tasbih sebagai Upaya Kreatif Manusia

14 November 2021   15:09 Diperbarui: 14 November 2021   22:19 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam ayat yang kedua, QS 56: 96, perintah bertasbih yang harus dimulai atas nama-Nya, Allah mendahuluinya dengan serangkaian tanda-tanda kebesaran-Nya mengenai bintang-bintang yang beredar dalam garis orbitnya, tentang Al-quran yang seharusnya menjadi rahmat dan rezeki (perawatan) bagi manusia, alih-alih mengimaninya malah manusia mendustakannya; dan terakhir mengenai soal kematian yang pasti akan datang kepada manusia sehingga akan jelas siapa di antara manusia, kelak, yang beroleh rahmat-Nya atau siksa-Nya sebagai balasan ketika hidup di dunia[22].

Hal ini, bagi penulis, mengingatkan mengenai Surat Pembuka (Al-Fatihah) yang dimulai dengan kesadaran dan janji ketuhanan, bismillahirrahmaanirrahiim. Bukankah kita semua sudah memahami bahwa setiap pekerjaan kita sudah semestinya diatas-namakan kepada Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang.

Diikuti dengan Konsep Tahmid (hamd)  

Perintah bertasbih, dalam al-quran sering diikuti dengan kata "al-hamd", sebagaimana contoh di bawah ini: 

"fasabbih bihamdi rabbika wakun minas saajidiin."

Artinya: maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau di antara orang yang bersujud (QS 15: 98). 

Penulusuran saya sendiri, setidaknya terjadi pengulangan untuk kondisi ini (perintah bertasbih yang digandengakan dengan "al-hamd"), di dalam Alquran terjadi sebanyak 14 kali.

Konsep Al-hamd, merujuk kepada penjelasan dari QS Al-Fatihah (1): 2, ini berkaitan dengan konsep Rubbubiyah Allah dalam hal penciptaan, penyediaan, pemeliharaan, dan pembinaan kepada 'alam termasuk manusia. Dengan demikian, hal ini menguatkan pemahaman saya bahwa bertasbih dengan menggunakan segala potensi dan sumber daya adalah implementasi lebih lanjut dari ucapan tahmid atau pujian "alhamdulillah" yang juga dikenal sebagai konsep kesyukuran.

Selain Digandengkan dengan Konsep Hamd juga dengan Konsep Istighfar (perlindungan).

Untuk kasus ini, QS An-nasr (110): 1-3, dapat diambil sebagai contohnya. Ketika Allah telah memberikan kemenangan kepada Nabi Muhammad Saw dan ummatnya, maka kita diminta untuk segera menyingsingkan lengan baju, bersiap dengan segala karya, mengisi kemerdekaan, dengan memaksimalkan segala potensi dan sumber daya bagi kesejahteraan masyarakat (Fasabbih), artinya membangun negeri sebagai tanda kesyukuran (al-hamd) kepada-Nya. Maka, perintah diteruskan dengan senantiasa tetap mencari perlindungan kepada-Nya (Istighfar).

Konsep ini relevan dengan makna ibadah bertauhid, ketika kita berkomitmen melakukan pengbdian (iyyaka na'budu), maka kita juga tetap bertauhid dengan meminta pertolongan dan perlindungan serta kembali kepada-Nya (wa iyya ka nasta'iin) manakala dalam program pembangunan terdapat rintangan bahkan berbuat kesalahan dan menyimpang jauh dari jalan atau rahmat-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun