Mohon tunggu...
setiadi ihsan
setiadi ihsan Mohon Tunggu... Dosen - Social Worker, Lecturer.

Menulis itu tentang pemahaman. Apa yang kita tulis itulah kita.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tasbih sebagai Upaya Kreatif Manusia

14 November 2021   15:09 Diperbarui: 14 November 2021   22:19 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagi orang yang beriman dan berilmu, tak ada ruang kemalasan dalam tatanan al-Islam (Ad-ddin). Ketika Surat Pembuka (Al-Fatihah), sudah memberikan ringkasan dari tatanan ilahi (Dinul Islam), yang dimulai dengan janji ketuhanan, dimana semua aktivitas kita disandarkan atas nama-Nya, kemudian mengimani dan mengimplementasikan konsep rubbubiyah Allah meliputi penciptaan, penyediaan rezeki, pemeliharaan dan pembinaan bagi 'alam ini, kemudian menyadari akan adanya hukum pembalasan ad-diin, kelak, maka dimulailah komitmen pengabdian (ibadah) dengan pola ibadah bertauhid (konsep isti'anah dan isti'adzah), kemudian kita meminta pemeliharaan berada dalam hidayah-Nya yaitu dalam jalan yang lurus (Al-Islam), dengan berharap ridha dan nikmat-Nya sebagaimana Allah telah memberikan nikmat kepada orang-orang terdahulu, maka segala aktivitas hidup kita sudah diikat dalam janji dan komitmen menebar kebaikan (rahmatan lil'alamiin). Jadi, tak ada lagi ruang kemalasan.

Satu konsep yang menguatkan ghairah seorang beriman dan berilmu dalam terus berkarya sepanjang hayat adalah konsep tasbih. Dalam risalah ini, izinkan saya untuk berbagi hasil taddabur alquran mengenai satu konsep tentang tasbih, yang secara implikasi, perintah ini adalah sama nilai dengan perintah-perintah-Nya yang lain, seperti halnya shalat.   

Akar triliteral dari sabaha adalah sin  ba ha muncul 92 kali dalam alquran, yaitu dalam tujuh bentuk turunan/variasi, baik kata benda dan kata kerja[1]. Masih dalam referensi yang sama (corpus.quran.com), Kata kerja (bentuk I) - yasbahu- berarti: berenang (swim in English), atau mengapung (float). Demikian juga dengan bantuan google terjemah, baik yasbahu atau sabbaha diterjemahkan dengan kata "berenang", terdapat contoh kalimat penjelas, dalam google terjemah tersebut: "sabbaha fil bahri" yang berarti berenang di laut.

Bentuk kata kerja pertama yasbahu ini ditemukan dalam 2 ayat, yaitu QS Al-Ahzab (21): 33 dan Surat Yasin (39): 40. Keduanya berbicara tentang fenomena alam, yaitu siang dan malam yang ditentukan oleh pergerakan matahari dan bulan. Kata "yasbahuun" dalam kedua ayat ini diterjemahkan dengan kata "beredar"[2]. Namun dalam terjemah Shahih internasional, kata "yasbahuun" ini diartikan sebagai berenang.

It is not allowable for the sun to reach the moon, nor does the night overtake the day, but each, in an orbit, is swimming[3].

Artinya: Matahari tidak boleh mencapai bulan, malam juga tidak boleh mendahului siang, tetapi masing-masing, dalam orbitnya, berenang.   

Kata sabbaha, kata kerja kedua, dapat ditemukan dalam alquran sebanyak 42 kali, dan dari kata-kata inilah perintah bertasbih muncul.  Sebagaimana dalam QS Alimran (3): 41, Allah berfirman:

Dia (Zakaria) berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda." Allah berfirman, "Tanda bagimu, adalah bahwa engkau tidak berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (wadzkur) Tuhanmu banyak-banyak, dan bertasbihlah (wasabbih) pada waktu malam dan pagi hari." (QS 3:41)

Perintah bertasbih yang dikaitkan dengan waktu bertasbih, layaknya shalat, berulang dalam beberapa ayat, seperti dalam ayat tadi merujuk kepada: pagi (al-ibkar) dan malam (al-'asyyia)[4]; terbit dan terbenam matahari serta selama periode malam dan di ujung malam[5]; malam dan siang[6]; pagi dan malam[7]; sebagian malam[8]; dan bagian terpanjang dari malam[9].

Dengan mencermati ayat-ayat di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa waktu bertasbih ini berada di sepanjang waktu kita terjaga, kecuali sedang tidur. Dan, ini memahamkan kepada saya sendiri bahwa sulit bagi saya untuk menerima bahwa perintah bertasbih hanya sebatas dengan respon berucap: subhaanallah, yang berarti meninggikan-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun