Mohon tunggu...
setiadi ihsan
setiadi ihsan Mohon Tunggu... Dosen - Social Worker, Lecturer.

Menulis itu tentang pemahaman. Apa yang kita tulis itulah kita.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tuhan Tidak Sedang Bercanda

16 Juni 2020   18:19 Diperbarui: 16 Juni 2020   18:21 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesan sudah jelas, demikian juga metode penyampaiannya. Seterusnya adalah sang pembawa pesan (messenger, Rasulullah). Rasullullah Muhammad telah dikenal dan digelari oleh masyarakat di sekitarnya sebagai orang yang terpercaya (Al-Amin), jauh sebelum beliau diangkat menjadi pembawa pesan/Rasulullah. 

Permasalahan yang ada, pada akhirnya adalah diri kita, sang penerima pesan berupa ayat-ayat Allah. Dapatkah kita menjadi seorang muddakir, pembelajar yang dapat menerima pelajaran? Untuk hal inipun Allah Swt telah memberikan tanda-tandanya dan lagi-lagi disampaikan sangat jelas. 

Dalam Al-Qur'an kita mendapatkan informasi adanya 2 golongan besar dalam menyikapi Al-Qur'an. Pertama adalah mereka yang mengimani Al-Qur'an sebagai firman Allah yang mengandung kebenaran (QS 2:4). Kedua adalah mereka yang menolak (kafir) terhadap ayat-ayat Allah (QS 3: 4, 16: 104-105).

Orang-orang kafir, yang menolak terhadap ayat-ayat Allah, perilakunya (sangat jelas) disampaikan dalam Al-Quran, mereka adalah yang berpaling dan mendustakan ayat-ayat Allah (QS 6: 4, 157, 22: 57, 57: 19), membantahmya (QS 40: 69), mempemainkan atau mengolok-olok (QS 2:231, 18: 106, 45: 35), lalai (QS 7: 179) bahkan  menyembunyikan ayat Allah (2: 159, 174).

Sementara itu dari golongan yang mempercayai (beriman) pun terbagi dalam 3 golongan dalam menyikapi pesan-pesan Allah. Hal ini dapat kita temukan dalam Al-Qur'an (QS 35: 32).  Dalam ayat ini, disebutkan bahwa Allah mewariskan Al-Qur'an kepada hamba-hamba Allah. Dalam ayat lain hamba-hamba Allah adalah merujuk kepada orang beriman (dapat dilihat dalam QS 6:88, merujuk ke 6:82,atau QS 42:52). Siapa saja tiga golongn tersebut? 

Pertama, mereka yang menganiaya diri mereka sendiri (dzalimu linafsih). Dengan berlaku zhalim kepada diri sendiri, mereka dalam perilakunya masih mengabaikan Qur'an yang akan meyelamatkan hidupnya baik di dunia dan di akhirat, kelak. 

Kedua, di antara mereka ada yang pertengahan (muqtashid), inilah mereka yang masih mencampuradukan antara haq dan bathil. Ketiga, adalah mereka yang lebih dahulu berbuat kebaikan (sabiqun bil-khair) dengan izin Allah, dan inilah yang akan mendapatkan karunia yang amat besar dari-Nya.  

Allah telah menegaskan tiga fungsi Al-Qur'an yang telah disebutkan dalam ayat QS 2: 185 di atas, yaitu: petunjuk, penjelas dari petunjuk, dan sebagai pembeda. Sementara itu Al-Qur'an pun mempunyai identitas lainnya, yaitu sebagai kitab yang benar (haq), lengkap (tammah), terperinci (mufashalan), jelas, nyata (mubina), mulia, agung (al-majid), dan sempurna atau telah disempurnakan (uhkimat). Selengkapnya dapat dilihat dari gambar dalam tulisan ini.

Identitas Al-Qur'an
Identitas Al-Qur'an

Di era sekarang ini, bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur'an, seharusnya sudah tak lagi menjadi halangan. Teknologi informasi sudah menyiapkan kemudahan dalam membantu mempelajari Al-Qur'an. Sebagai satu contoh, dan sekedar berbagi, sahabat-sahabat semua dapat mempelajari bahasa Al-Qur'an secara digital. 

Bukan saja software yang membantu cara membaca, mengetahui hukum membaca (tajwid), atau terjemah, saat ini sudah tersedia software yang lebih terpadu dan lengkap dengan pelacakan ayat di mana kita tinggal mencarinya melalui suara, atau menuliskan kata kunci dalam hurup latin, atau arabic. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun