Mohon tunggu...
Chaca Nugraha Zaid
Chaca Nugraha Zaid Mohon Tunggu... Freelancer - Lifelong Learner

Penikmat Sains, Teknologi, Filsafat, dan Pemikiran Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Habis Pandemi, Terbitlah "Knowledge Obesity"

3 Maret 2021   07:45 Diperbarui: 3 Maret 2021   08:01 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi knowledge obesity (sumber: hcamag.com)

Sudah setahun sejak Indonesia dilanda covid-19 yang terhitung pada bulan Maret 2020 lalu. Pandemi covid-19 merubah dan mengingatkan kita akan banyak hal dalam kehidupan ini. Mulai dari pentingnya interaksi antara orang tua dengan anaknya, ataupun tidak hanya sekedar interaksi saja namun hingga menyentuh ruang-ruang yang biasanya diabaikan karena kesibukan dalam realitas perkantoran. 

Seperti bagaimana orang tua melihat tahap perkembangan anak dari sisi intelektual, sosial, emosional, religius, dll. Hingga bagaimana orang tua menyadari bahwasanya pendidikan tidak hanya urusan guru-guru yang ada di sekolahnya, namun juga menjadi tanggung jawab bersama antara pihak sekolah dan orang tua di rumah.

Pandemi covid-19 ini juga merubah banyak hal di tengah masyarakat, baik itu dari bagaimana membiasakan pola hidup sehat hingga adanya lompatan-lompatan penggunaan teknologi. Meskipun awalnya dirasa cukup aneh ataupun gagap dalam pelaksanaannya, lompatan teknologi ini berpengaruh cukup besar dalam kehidupan masayarakat. 

Kantor-kantor, ruang-ruang kelas, dan ruang-ruang lainnya yang biasanya padat oleh manusia kini digantikan dengan ruang-ruang virtual. Begitupun dengan aktivitas yang mengumpulkan banyak massa, saat ini beralih pada ruang-ruang virtual yang dapat kita akses melalui gawai ataupun komputer dan laptop masing-masing.

Semakin hari, semakin bertebaran poster webinar dan semakin banyak. Awalnya memang diisi dengan topik kesehatan ataupun yang berkaitan dengan pandemi covid-19, namun lama kelamaan pun mulai diisi dengan ruang-ruang diskusi kebijakan publik, politik, ekonomi, teknologi, dll. Sehingga jika biasanya seminar mengharuskan untuk mendatangi aula ataupun auditorium, kini cukup diakses saja melalui perangkat elektronik kita yang tersambung dengan internet.

Namun dengan adanya perubahan-perubahan realitas di tengah masyarakat saat ini, maka tentunya ada hal-hal lainnya yang berdampak pada manusia itu sendiri sebagai entitas masyarakat, entah itu disadari ataupun tidak. Dengan banyaknya webinar-webinar saat ini, memunculkan hal baru yang dinamakan "konwledge obesity" yang mungkin cukup mudah kita pahami dengan singkat. 

Obesitas pengetahuan sendiri mengacu pada suatu penyakit yang terjadi pada manusia yaitu "obesitas" yang akan terjadi ketika di tubuh seseorang mulai kebanyakan lemak dan nantinya berujung dengan munculnya penyakit lain jika tidak segera diatasi. Obesitas sering kali terjadi karena kalori yang masuk lebih banyak daripada yang dibakar melalui olahraga dan kegiatan normal sehari-hari.

Selaras dengan penyakit obesitas yang menjadi kata dasar pada "knowledge obesity", fenomena ini pun saat ini mulai terlihat di masayarakat. Maraknya webinar memberikan kemudahan akses pada manusia yang menyebabkan asupan informasi dan pengetahuan pun menjadi sangat banyak di dalam pikiran kita. 

Hingga manusia pun mengalami kebingungan dalam merealisasikan ide, gagasan dari informasi dan pengetahuan yang ia dapatkan tersebut. Layaknya penyakit obesitas, kalori yang masuk lebih banyak daripada yang dibakar melalui aktivitas tubuh, maka sama halnya dengan "knowledge obesity" dimana informasi yang masuk lebih banyak daripada yang direalisasikan manusia tersebut.

Meskipun informasi yang berlebihan telah ada selama beberapa dekade, namun dengan berkembangnya teknologi maka strategi pemasaran pun menjadi semakin canggih, menjadikan kita lebih terpapar jauh dari sebelumnya. Tidak ada persoalan sebenarnya dengan menjadi orang yang punya pengetahuan dan wawasan yang luas. Namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kita menggunakannya dengan cara yang produktif? Ini mirip dengan kelumpuhan dalam kemampuan menganalisis. Jika seseorang terlalu banyak mendapatkan informasi (overload) membuat seseorang tidak dapat memproses apa pun dan sebaliknya, seseorang menjadi kewalahan.

Dalam dunia informasi yang tidak ada habisnya ini manajemen diri memainkan peran yang sangat penting. Manajemen diri membantu kita menyaring, membongkar, dan mengidentifikasi mengapa kita membutuhkan informasi tersebut. Apa tujuannya? Pengetahuan bukanlah kekuatan jika kita tidak menerapkannya, sebaliknya malah hanya akan membebani. Ada titik kritis dalam memiliki terlalu banyak informasi dan tidak realistis untuk berpikir bahwa kita dapat mengkonsumsi semuanya. Maka penting untuk bersikap kritis tentang informasi apa yang harus kita serap dan apa yang mesti diabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun