Mohon tunggu...
Uda Wati
Uda Wati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia, Kesenian, Kebudayaan, dalam Konteks Wayang Bocah

23 Oktober 2017   15:56 Diperbarui: 23 Oktober 2017   16:05 2142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Konsep wayang wong akan menguatkan pengertian wayang bocah. Berdasarkan literature dan pengamatan di lapangan oleh penulis, menguatkan pengertian wayang bocah yaitu pengembangan seni pertunjukan wayang wong yang dihasilkan. Pengembangan wayang bocah cerita disesuaikan dengan pola pikir anakanak tetapi tidak meninggalkan pakemwayang wong yang sudah ada. Wayang bocah merupakan salah satu sarana untuk membentuk generasi penerus baru dan menjadi sarana untuk menanamkan pendidikan karakter yang efektif

  • Wayang Bocah dalam Manusia

      Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan atau secara campuran. Dan penggolongan yang utama adalah berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan,  anak laki-laki muda (putra), dewasa (pria), Sedangkan anak perempuan muda (putri), dewasa (wanita). Selain itu dapat digolongkan berdasarkan usia mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/I, dewasa dan (orang) tua.

       Pada mulanya wayang wong adalah pria, seperti pada pertunjukan ludruk di Jawa Timur, Wayang bocahadalah perkembangan dari wayang wongitu sendiri,
wayang wongyang diperankan seluruhnya oleh anak-anak, sesuai jenis kelamin          usia 5-15 tahun baik itu pria atau wanita terlibat di dalamnya. Pengembangan cerita disesuaikan dengan pola pikir anak-anak tetapi tidak terlepas dari pakem yang sudah ada.

Jika lebih bisa berfikir secara luas dan sedikit meninggalkan adat lama untuk sebuah perubahan yang positif mungkin bisa membuat wayang lebih digemari anak-anak atau generasi muda, misalnya dengan adanya dalang bocah, anak-anak akan lebih bisa menyimak dan mengerti jalan cerita.Waktu atau durasi tayangnya juga bisa disesuaikan atau diperpendek dengan porsi anak-anak, ceritanya bisa disingkat, dapat dipotong bebeapa adegan dan dialog, namun bias dibuat cerita bersambung,  bahasa sehari-hari dikemas dan mudah dipahami namun tanpa merubah seni dan isi cerita itu sendiri. Dengan segala upaya tersebut, diharapkan anak-anak menjadi penonton utama tidak mengalami kebosanan.

  • Wayang Bocah dalam Kesenian

Seni adalah ekspresi jiwa manusia yang tertuang dalam berbagai bentuk karya seni refleksi kehidupan manusia dituangkan melalui media seni dalam bentuk karya seni. Semu cabang seni (tari, music, seni rupa, teater dan sastra) memiliki nilai yang dapat ditrasformasikan dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam seni terdapat simbul-simbul kehidupan yang memiliki makna mendalam tentang hakikat hidup (hajar Pamadhi : 2007.14). Menurut Ki Hajar Dewantara Seni yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup parasnya dan bersifat indah, sehingga dapat mengerakkan jiwa perasaan manusia (1962, p.330).       

    Kesenian merupakan salah satu bagian dari budaya serta sarana yang dapat digunakan sebagai cara menuangkan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Kesenian selain sebagai sarana untuk mengekspresikan rasa keindahan, juga memiliki fungsi lain yaitu mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat. Secara konteks sederhana kesenian adalah sesuatu yang sifatnya menghibur dan secara mendalam kesenian menjadi alat atau sarana manusia untuk mengekspresikan dirinya. 

Begitu banyak bentuk kesenian mulai dari yang tradisional hingga kesenian kontemporer. Secara garis besar, beberapa bentuk kesenian tersebut dapat digolongkan sebagai berikut : seni musik, seni rupa, seni tari, seni pertunjukan. Sebagai media tontonan seni pertunjukan tradisional harus dapat menghibur penonton, menghilangkan stress dan menyenangkan hati, juga tidak ada kaitanya dengan upacara ritual. Salah satu seni pertunjukan adalah pertunjukan wayang.

     Cerita yang di perankan dalam wayang bocah selalu berganti-ganti yang dimaksudkan agar anak-anak tidak bosan dengancerita yang sama, sedangkan untuk penokohan wayang bocah diambil dari cerita Ramayana, Mahabarata dan cerita panji. Penokohan akan disesuaikan dengan kemampuan anak dan karakter anak, dialog dalam wayang atau bisa disebut antawena/pucapan yang ada dalam bocah biasanya susah dibuat dalam naskah. 

Pengembangan peran dalam kesenian dari generasi ke generasi selanjutnya di dasarkan pada prinsip serta tujuan awal dari sebuah lembaga atau sanggar/ padepokan  tersebut bahwa kesenian tidak hanya menjadi ketrampilan akan tetapi menjadi setrategi dalam menjaga peradaban masyarakat secara kontekstual. Oleh sebab itu munculah beberapa tradisi atau jenis pertunjukan yang sifatnya sebagai tolak bala dan doa yang berkorelasi dengan kehidupan masyarakat.(Ariani : 2014, 53)

     Kesenian dalam konteks wayang bocah, ditunjukkan dengan bentuk-bentuk kesenian antara lain : seni musik melalui pengiring gamelan, sinden, seni rupa melalui tat arias, pakaian latar begroun panggung.

Kesenian wayang bocah merupakan kesenian yang komperehensif yang dalam pertunjukannya memadukan unsur-unsur kesenian, diantaranya seni karawitan, seni rupa, (tatah sungging), seni pentas (pedalangan), dan seni tari (wayang orang), di samping fungsinya sebagai hiburan, kesenian wayang juga memiliki fungsi lain yaitu estetika dan serat dengan nilai-nilai luhur. Setiap alur cerita, falsafah dan perwatakan tokohnya, sampai bentuk pada kesenian wayang mengandung makna yang sangat mendalam.

  • Wayang Bocah dalam Kebudayaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun