Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf
Muhammad Yusuf Mohon Tunggu... Pekerja Lingkungan dan Perikanan -

Aktif di LSM bidang perikanan, pesisir, dan lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menanti Wajah Baru Danau Tempe Kabupaten Wajo

9 Juli 2018   23:57 Diperbarui: 10 Juli 2018   00:13 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(makassar.tribunnews.com)

Karena hanya bisa memantau kondisi banjir lewat berita, medsos, dan saling bertanya kabar mengenai situasi banjir Danau Tempe, saya menemukan link berita yang sangat menggembirakan, yaitu tentang Danau Tempe yang akan dikelilingi tanggul 92 km.

Saat kuliah di UNHAS dulu, serta mengambil penelitian S-2 mengenai pengelolaan Danau Tempe Kabupaten Wajo, kami senantiasi melakukan diskusi mengenai cara menanggulangi kondisi lingkungan hidup Danau Tempe yang semakin merosot. Khususnya dengan para mahasiswa dari Wajo (HIPERMAWA, Himpunan Pelajar Mahasiswa Wajo). Lebih khusus lagi kondisi lingkungan Danau Tempe yang setiap tahun meluap dan menyebabkan banjir. Dalam satu dekade terakhir, setiap banjir selalu ada korban jiwa, serta kerugian meteril ratusan miliyar setiap tahunnya.

Salah satu topik diskusi kami adalah Danau Tempe sudah harus dijadikan danau buatan, seperti beberapa danau/waduk lain di Indonesia. Danau Tempe secara alami, pasti akan tertutupi oleh sedimentasi karena proses terbentuknya yang merupakan danau tektonik, dari proses penurunan daratan, dan dangkal. Apalagi diperparah lagi penebangan hutan di Daerah Aliran Sungai (DAS) menuju danau, yang semakin meningkatkan laju sedimentasi menuju Danau Tempe.

Danau Tempe semakin dangkal, dan tidak dapat lagi menampung debit air dari sungai-sungai yang bermuara, 2 sungai besar, yaitu Sungai Bila dan Sungai Walennae, serta beberapa sungai kecil. Jumlah air yang masuk dan dapat ditampung semakin kecil, dibandingkan dengan jumlah air yang dialirkan keluar melalui Sungai Cenranae menuju Teluk Bone.

Setiap terjadi banjir, selalu menjadi banjir terbesar dibandingkan banjir tahun sebelumnya. Data citra tahun 2015 (Sumber: Bramantiyo Marjuki), luas efektif Danau Tempe sebesar 8.240,76 Ha, telah menyusut sebesar 53,21% dibanding tahun 1989 yaitu seluas 17.611,87 Ha. Data LIPI menyatakan luas Danau Tempe pada musim kemarau hanya seluas 1.000 Ha, pada musim hujan seluas 48.000 Ha, dengan luas normal sekitar 15.000-20.000 Ha. 

Informasi lain jika melakukan browsing dari beberapa sumber di internet, luasan normal Danau Tempe sekitar 10.000-13.000 Ha, dan jika terjadi banjir, dapat mencapai luas 60.000 Ha. Banjir saat ini, khususnya di Sengkang, Ibukota Kabupaten Wajo, luapan air sudah menyeberang jalan raya yang menggenangi Pasar Tempe dan Terminal Callaccu. Sebagian besar aktivitas ekonomi berhenti di Kota Sengkang, dan sangat mempengaruhi perekonomian di Kabupaten Wajo secara umum, serta daerah sekitarnya.

Adanya kabar gembira mengenai akan dibangunnya tanggul keliling Danau Tempe oleh Kementerian PUPR, dapat menjadi wajah baru Danau Tempe. Danau Tempe akan menjadi danau buatan, dengan tetap mempertahankan fungsi alaminya sebagai daerah tangkapan air (catchment area) dengan segala manfaat serta kehidupan keanekaragaman hayati di dalamnya. Dengan adanya tanggul keliling, banjir dapat diantisipasi dan dilokalisir hanya dalam luasan normal Danau Tempe, yaitu maksimal 20.000 Ha.

Artinya, akan ada wilayah daratan yang terbebas dari banjir (free land) sekitar 28.000 - 30.000 Ha di sekitar lokasi Danau Tempe. Jika Danau Tempe menempati 2/3 wilayah di Kabupaten Wajo, maka akan ada sekitar 18.000 - 20.000 Ha lahan yang dapat dimanfaatkan oleh Pemda Kabupaten Wajo untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya.

Lokasi ini dapat menjadi wilayah perkembangan perekonomian baru, pusat pendidikan lingkungan hidup dan flora fauna endemik Danau Tempe, pertanian dan perkebunan, perikanan, wisata, serta pembangunan infra struktur lainnya. Tanggul keliling dapat menjadi jalanan shorcut ke sekeliling daerah di Danau Tempe.

Danau Tempe dan Kabupaten Wajo akan menjadi perhatian nasional dan dunia jika dapat terealisasi dan dikelola dengan baik. Saat ini, dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Pemprov Sulawesi Selatan juga sedang mencanangkan Danau Tempe sebagai Kawasan Strategis Propinsi (KSP).

Sinergi Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten-Kabupaten terkait mutlak diperlukan dalam pengelolaan dan rehabilitasi Danau Tempe. Kerjasama lintas pemerintahan, dan tidak menutup kemungkinan lintas negara karena isu lingkungan hidup di Danau Tempe, akan menjadi program multi-years di wilayah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun