Mohon tunggu...
Uci Anwar
Uci Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Karena Hidup Harus Bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bertahan di Tengah Badai Corona

29 April 2020   14:24 Diperbarui: 29 April 2020   14:32 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagi, kelompok usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM membuktikan ketangguhannya bertahan dalam krisis ekonomi. Kali ini  sebagai dampak wabah Covid 9 alias Virus Corona. Sebelumnya pada krisis ekonomi tahun 1998, populer disebut krismon, golongan UMKM juga lah yang mampu tetap tegak, sementara banyak perusahaan raksasa tunduk kewalahan.

Salah satunya penyebabnya saat itu, sebagian besar usaha kecil menengah tidak mendapat modal alias  pinjaman  dari pihak perbankan. Sehingga saat sektor perbankan waktu itu terguncang, tidak terlalu berpengaruh bagi golongan ini. Namun tentu saja tidak semua, ada pula UKM yang mengandalkan bahan baku dari luar,  terkait dengan pasar internasional, ikut terdampak.

Selain faktor tersebut, ada sebuah "modal besar" yang dimiliki kaum UKM dalam bertahan di tengah badai Corona kali ini. Modal tersebut berupa "The Power of Kepepet". Ini bukan sekedar bercanda. Kekuatan tersebut datang dengan memanfaatkan fleksibilitas yang dimiliki UKM. Berbeda dengan perusahan besar yang sudah baku baik dari sisi produksi dan sistemnya, UKM memiliki daya fleksibilitas tinggi dalam merubah haluan bisnisnya. Dengan modal itu,  para UKM mampu berperilaku cerdas di tengah ketidakpastian ini. Amat terkait dengan Makroprudensial aman terjaga, cerdas berperilaku dan stabilitas sistem keuangan.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri

Mari kita lihat kecerdasan para pelaku UKM berikut ini. Sebut Martini, perempuan hebat peraih Juara 3 UMKM Award 2019 bidang Craft,  yang diadakan Dinas KUKM Kota Bandung. Selama ini Martini membuat dan menjual sendiri dompet dan  tas-tas cantik dari perca.

Ia juga menerima pesanan untuk suvenir pernikahan, pun dari perca. Ramadhan tahun lalu, ia bahkan kewalahan memenuhi permintaan tas untuk mukena, dipakai kaum perempuan ke masjid untuk tarawih dan sholat Ied. Kini, siapa pula yang memerlukannya ? Semua terfokus pada kesehatan dan bahan pangan.

dokpri
dokpri

Bukan semata predikat juara, Martini bermental juara pula. Dengan cepat dia melihat kebutuhan masyarakat terhadap masker. Kain stock yang semula peruntukan tas dan dompet, dia gunting menjadi bahan untuk masker. "Saya buat masker dengan lapisan double. Jadi tengahnya bisa disisipkan tissue.

Jahitanpun tetap rapi tidak asal-asalan," ujarnya tentang kelebihan masker buatannya. Lewat keunggulan tersebut, maskernya laris manis, dan menjadi penopang ekonominya saat ini.

Selain Martini, tiba tiba bermunculan juga konveksi-konveksi atau rumah jahit kecil yang semula memproduksi baju, berganti haluan memproduksi masker. Masker memang tiba tiba menjadi primadona dan diburu.

dokpri
dokpri
Ada pula Nia Prima, perempuan cantik pengusaha sepatu kasual, berlabel "QuKyta Shoes". Sebelum wabah ia tengah asyik melayani pasarnya di luar negeri, selain konsumen tetapnya di dalam negeri. Sudah beberapa tahun ini sepatu buatannya yang unik diburu oleh penyuka sepatu kasual.

Selain sepatu boot dia  memproduksi juga sepatu- sepatu kasual keren lainnya. Ia memasarkan sepatu- sepatu rancangannya melalui pameran, bazar, dan online. Sejak awal Maret lalu, seperti produk-produk fashion lainnya, sepatu buatannya merunduk lesu. Himbauan "stay at home" tentu saja membuat produk fashion nyaris mati suri.

Sementara ada empat anak yang harus diperjuangkan kehidupannya oleh perempuan single ini. Penggemar mobil besar jenis landrover ini segera banting stir, mencari peluang bisnis lainnya. Sepatu-sepatunya dia simpan dulu baik-baik, untuk kelak menjadi bisnis utamanya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun