Mohon tunggu...
Uci Anwar
Uci Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Karena Hidup Harus Bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

IKA, Organisasi yang Lahir dari Cinta

15 Februari 2020   10:41 Diperbarui: 15 Februari 2020   10:41 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak banyak orang mau berlelah-lelah mengurus almamaternya. Dari ribuan atau bahkan jutaan alumni, biasanya hanya segelintir orang yang bersedia menjadi pengurus IKA alias Ikatan Alumni sebuah sekolah. Prasangka baik, karena kesibukan masing-masing orang, hingga waktu luang  sulit disisihkan. Bukan tidak mau berbakti. Jadi ketika organisasi nirlaba ini terbentuk, dengan orang-orang yang sebenarnya masih amat sibuk dengan pekerjaannya, sungguh kita perlu angkat topi sebagai tanda penghargaan.

"Jangan cari makan di sini. " kalimat tegas  diucapkan dua kali oleh Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Ketua IKA SMAN 9 Bandung, saat acara pelantikan pengurus IKA di Classic Caf dan Resto Bandung, tanggal 14 Februari 2020 kemarin.

Dokpri
Dokpri
Bentuk kalimat lain yang senada dari Gubernur Akademi Militer (Akmil) Magelang ini adalah "Jangan cari uang di sini'. Menunjukkan betapa seriusnya dia mengingatkan pada tujuan sebenarnya pengurus berada dalam lingkaran tersebut. 

Seperti organisasi nirlaba lainnya, IKA adalah organisasi untuk memberi manfaat bagi banyak orang lain. Bukan organisasi dengan orientasi bisnis.  Namun masuk dalam lingkaran ini, tentu saja akan banyak manfaatnya. Manfaat kelak diberikan bukan saja pada alumni, juga terkait untuk membesarkan nama almamater, dan membimbing  civitas akademika yang akan menjadi cikal bakal generasi penerus bangsa ini. 

 "IKA juga bukan sekedar ajang "chat", kumpul kumpul dan makan-makan. Harus ada kegiatan yang melibatkan dan bermanfaat untuk masyarakat luas. Misalnya, membantu semua program positif pemerintah , bukan saja dalam lingkup lokal, bahkan juga nasional. " urai  Dudung.

Ditengarai, amat banyak potensi yang bisa digali dari para alumnus. Banyak mutiara dan berlian yang belum tersentuh. Mereka masih terpendam, karena belum dicari. Dudung percaya, bahwa selama ini potensi ini bukannya tidak mau bergerak. Lebih karena belum terkoneksi.  Sejauh ini, dia sangat menghargai upaya pengurus-pengurus sebelum ini, yang sudah berhasil menghimpun banyak anggota. Dan ini perlu terus dilanjutkan.

Dokpri
Dokpri
Diakui wakil ketua IKA, Milly Malia Mildawani , tugas mendata alumnus yang tersebar luas ini tidak mudah. "Itu sebabnya saya meminta semua ketua angkatan bergerak. Tahap pertama mengirimkan wakil-wakilnya agar bisa diakomodasi dan duduk dalam kepengurusan. Ini yang menjadi dasar pemilihan pengurus,"  katanya menegaskan.

Kendati demikian, di luar nama yang diajukan, ada juga nama-nama yang tidak masuk usulan, namun direkrut untuk membantu, terkait dengan kompetensi alumnus.  "Ada orang orang yang kami nilai berpotensi , rela dan ikhlas membantu semua kegiatan Ika. Itu juga menjadi dasar pemilihannya," ujar Milly.

Kendati non-profit, tentu saja sebuah organisasi perlu dana. "Nonsen sebuah organisasi bisa berjalan tanpa dana. Itu sebabnya kita akan membentuk yayasan sosial. Dana akan kita gunakan untuk melakukan berbagai kiprah kegiatan kemasyarakatan di kota Bandung, Provinsi Jawa Barat dan tingkat nasional. Kita bergerak untuk membantu masyarakat dalam banyak hal," kata Dudung.

Dokpri
Dokpri
Dia percaya, sebuah kesukesan terkait dengan imajinasi, inovasi, misi, visi, harapan dan cita cita. "Untuk maju kita butuh sebuah keberanian mengubah sesuatu. Jangan ada kegiatan tanpa makna. Semua kegiatan harus berdampak ke masyarakat. Contoh kecil, dalam bidang olahraga misalnya. Bukan kita mengadakan senam untuk kita saja, justru juga melibatkan masyarakat luas, hingga  terwujud masyarakat Indonesia yang sehat,"

Terkait itu, semua bidang wajib melakukan presentasi untuk semua program yang akan dilakukannya. Sekali lagi, dengatan catatan,  program yang bermakna. Himbauannya mengena. Baru selesai pelantikan, dalam acara ramah tamah, tim bidang promosi , informasi dan komunikasi misalnya, mulai berhimpun di meja makan. Mencoba mengalirkan ide-ide yang ada di kepala masing masing.

Sebut saja Muhamad Abdur Rifa'i alias Rifey. Mulai sibuk berdiskusi dengan David Oktavianus sesama timnya.  Rifey, memiliki profesi unik, sebagai kartunis yang karyanya dibayar dengan dollar.  Sumbangsihnya memberikan ilmunya, baik ke sesama alumni, adik adik angkatannya, bahkan masyarakat luas. "Kelak SMAN 9 bukan hanya diminati karena jago olahraga bola basketnya seperti selama ini. Juga mereka yang suka seni menggambar atau melukis, menjadikan sekolah ini sebagai cita cita," jelas Rifey akan dampak program yang dibuatnya ini.

Dokpri
Dokpri
Kegiatan resmi pertama yang dilakukan adalan reuni akbar yang di jadwalkan pada bulan April mendatang. "Ajang ini amat diperlukan untuk kita menyamakan persepsi. Juga belajar bersilaturahami dengan orang lain, bukan saja teman teman dekat kita saja. Dari pertemuan dengan orang baru, biasanya  akan timbul pemikiran baru, dan ujung ujungnya akan bermanfaat bagi diri pribadi dan orang lain," kata Dudung.

Dokpri
Dokpri
Dan di ujung acara, tentu saja ada ngobrolsantai , makan makan dan menyanyi serta menari. Nah tentu saja ini bonus. Setelah kegiatan yang bermakna, kegiatan ini berdampak reklasasi yang menimbulkan kebahagiaan bersama. Kegiatan yang mampu menimbulkan impuls-impuls cinta silaturahmi dan semangat untuk bekerja bagi kepentingan sesama (Uci Anwar)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun