Mohon tunggu...
Uchan dug
Uchan dug Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Pascasarjana Ekonomi Syariah UIN SMH BANTEN

langkah awal untuk bisa berkarya dalam tulisan, mungkin ini akan menjadi wadah tentang tugas kampus saya dan cerita ceita kehidupan saya, dan enterpretasi terhadap lingkungan sekitar

Selanjutnya

Tutup

Money

UMKM Penopang PEN, sampai Digitalisasi Tingkat Desa

29 Desember 2020   05:52 Diperbarui: 29 Desember 2020   05:54 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Covid-19 belum berhenti menyerang umat Manusia, samapai sekarang masih menyeret umat manusia sampai persoalan pandemi, virus datang dari Wuhan ini menyebar ke seluruh penjuru Negri sampai ke Indonesia.

Di Indonesia Pun Menjadi polemik yang luar biasa dari Negara yang tak punya Persiapan matang menghadapi persoalan-persoalan pandemi ini yang di sebabkan oleh Corona Virus Disaise tahun 2019 atau sering kita sebut COVID-19.

Dari persoalan kesehatan karena virus akan terus menyebar kebijakan pemerintah mengharuskan untuk melakukan pelarangan perkumpulan yang mengumpulkan masa bersekala besar. Akhirnya menjadikan aktivitas kebanyakan dilakukan di rumah bahkan produksi sempat tersendat Anatar permintaan dan penawaran tidak seimbang menjadi masalah bagi per ekonomian Nasional.

Indonesia Sempat mengalami Resesi ekonomi yang merosot sanggat tinggi sampai pada kuartal ke tiga ditahun 2020 ada kenaikan berapa persen dari resesi ekonomi sebelumnya, kondisi resesinya tidak terlalu parah di bandingkan dengan kuartal ke dua dan pertama di periode COVID-19 ini.

Pemerintah pun terlihat terus berupaya untuk bagaimana bisa menstabilkan kondisi perekonomian Indonesia terlihat dari perogram Pemulihan Ekonomi Nasional disingkat PEN yang di khususkan pada UMKM sebagai ujung tombak perekonomian Indonesia.

Tentunya masyarakat menyambut baik program tersebut, termasuk kami sebagai keluarga tangguh yang harus bertahan dalam kondisi seperti ini yang mengharapkan pendapatan dari hasil Jualan sehari-hari yang biasanya kami melakukan jualan di sekolah-sekolah namun sekarang harus berpindah sasaran pasar produk kami.

 Pandemi bagi keluarga tangguh seperti kami tidak membuat menyerah, karena ide-ide baru terus bermunculan dalam cara mengumpulkan dollar untuk bertahan hidup.

Berkah pandemi ini kami sebagai keluarga tangguh membuka Targetan pasar kami lebih luas, yang tadinya hanya untuk jajajnan para pelajar SMP, SD dan SMA Sekarang semua Unsur masyarakat.

Walaupun yang kita jual tetap makanan khas anak-anak seperti Cilok, Risol, Chicken (tepung terigu dikasih Daging ayam dikit) hanya saja bentuk kemasan yang lebih diterima oleh semua unsur masyarakat.

Dengan proses marketing menggunakan media sosial seperti Facebook dan WhatsApp dengan konsep Delivery order pendapatan kami Alhamdulillah masih tetap terjaga dalam upaya yang lebih keras namun ini adalah salah satu tantangan untuk menjadikan kami sebagai keluarga tangguh yang lebih kuat lagi.

Namun yang menjadi hambatan adalah kerisi kepercayaan karena dalam daerah yang masih kecil disebut kampung Digitalisasi kurang begitu efektif, maka Digitalisasi di Tingkat Desa harus segera di dorong oleh pihak pemerintah agar perputaran ekonomi dalam kondisi pandemi masih tetap dalam kondisi caterus Perebus atau dalam kondisi tetap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun